hari ini, rabu 30 desember 2009, sekitar jam 18, KH Abdurrahman wahid menghembuskan nafasnya yang terakhir di RSCM Jakarta. seorang sahabat mengirim sms duka cita ini dari jombang, ketika saya sedang makan di lesehan sekitar cikini, tidak terlalu jauh dari rscm. kemudian menit itu juga saya dan beberapa teman meluncur ke arah mantraman. disitulah kelihatan dengan jelas siapa Gusdur. Massa spontan berkumpul dan memenuhi jalan jalan. selamat jalan, bapak penjaga peradaban.
saurlin.
Free Counter
Wednesday, December 30, 2009
Friday, September 18, 2009
Stop Kejahatan Kultural dan Ekologis di Pandumaan dan Siputuhuta
Petani kemenyan di desa Pandumaan dan Sipituhuta, menemukan fakta lanjutan penebangan kemenyan yang dilakukan oleh PT. Toba Pulp Lestari (TPL). Bahkan lebih dari itu, penebangan sudah masuk jauh (encroaching) ke lahan adat milik desa Pandumaan dan Sipituhuta. TPL pertama kali membabat hutan di tombak Simataniari dan Huta Godung kecamatan Parlilitan, sebelah barat Kecamatan Pollung. Proses pembabatan hutan berlangsung dengan mulus karena protes petani kemenyan Parlilitan dapat diredam. Penebangan kemenyan secara massal pun berlanjut merambah wilayah hutan Lombang Nabagas, Tombak Sipiturura dan Dolok Ginjang. ”Dari 4.100 Ha hutan kemenyan, sekitar 300 ha telah diambil,” jelas Saur Tumiur Situmorang dari Bakumsu.
Terjadinya penebangan pohon kemenyan di Lombang Nabagas, membuat ratusan warga Pandumaan dan Sipituhuta melakukan protes dan perlawanan. Sebagian tumpukan kayu yang ada di lahan mereka yakni Lombang Nabagas dibakar, supaya tidak dibawa oleh PT. TPL, sementara peralatan berupa cinsaw ditahan oleh warga dengan persetujuan pihak PT. TPL, dan ditandatangani oleh Kepala Desa Pandumaan.
Perampasan Lahan dan Kriminalisasi Perjuangan Rakyat
Adalah PT. Toba Pulp Lestari—sebelumnya bernama PT Inti Indorayon Utama. Dalam tiap wilayah operasinya kerap melakukan perusakan lingkungan dan pelanggaran terhadap hak-hak masyarakat sekitar, termasuk di Humbang Hasundutan. Dalam beberapa hari saja TPL telah menebang hutan kemenyan seluas 300 hektar. Padahal, 100% keluarga di sini menggantungkan hidup dari komoditi kemenyan. Selain itu, TPL juga membangun jalan dari tiap kawasan yang telah dibuka.”Dengan menebangi kemenyan maka TPL telah membunuh kami pelan-pelan,” ujar Haposan Sinambela, warga Pandumaan. Tombak kemenyan diakui masyarakat telah ada dan dilestarikan hingga 13 generasi.
Tindakan sembarangan PT.TPL disikapi masyarakat secara kritis, namun sayangnya upaya perjuangan masyarakat untuk mempertahankan hak, adat lokal dan lingkungan dijegal dengan pola-pola represi dan intimidasi yang lazimnya berlaku di rezim orde baru. Berbekal SK Menteri Kehutanan No. 44/Menhut-II/2005, tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Sumatera Utara, dan Surat Dinas Kehutanan Sumut Nomor 552.21/0684/IV, tertanggal 29 Januari 2009, perihal Rencana Kerja Tahunan (RKT) PT Toba Pulp Lestari Tahun 2009 TPL berlaku laiknya pemegang tunggal penguasaan hutan di wilayah eksplorasi dan sekitarnya. Alas hukum menangkap seseorang, seharusnya memakai undang-undang, bukan SK atau surat keputusan,”Ungkap Gindo Nadapdap, SH, Direktur KPS.
Hentikan Operasi TPL di Hutan Kemenyan milik desa Pandumaan dan Sipituhuta
Konflik masyarakat adat petani Kemenyan desa Pandumaan dan Sipituhuta versus TPL semakin menajam pasca pertemuan multi pihak Kamis, 27 Agustus 2009. Jumlah tersangka yang sebelumnya hanya 7 orang, bertambah menjadi 13 orang. “Terjadi tiga gelombang kriminalisasi terhadap petani kemenyan. Gelombang pertama Rabu, 15 Juli 2009, sekitar 200 orang aparat polres Humbang Hasundutan datang ke desa, menangkap dan menahan 4 orang warga. Gelombang kedua tanggal 10 agustus 2009 adalah penetapan tersangka baru terhadap 3 orang petani kemenyan, yang disangka ikut melakukan pengrusakan dan pembakaran. Dua gelombang kriminalisasi ini terjadi karena pengaduan pihak TPL terhadap Polres Humbang. Gelombang ketiga adalah tanggal 28 Agustus 2009, pasca pertemuan multipihak di Bakumsu. Kriminalisasi gelombang ketiga ini sangat bertentangan dengan semangat yang muncul dalam pertemuan multipihak 27 Agustus yakni upaya menghentikan konflik denvan cara masing masing pihak tidak melakukan tindakan yang merugikan bagi pihak lainnya. Tiga gelombang pemidanaan ini menunjukkan kepada siapa kepolisian berpihak, ” Ujar Saurlin Siagian dari Bakumsu.
TPL masih melakukan praktik perambahan hutan dan melanggar nilai dan hak masyarakat lokal. Selain itu, dosa tak terhingga akibat operasi yang menyebabkan kerusakan ekologi di Tapanuli. ”Penebangan pohon diareal penyangga danau Toba menyebabkan penurunan debit air yang di danau Toba drastis,” ujar Tumpak dari Barsdem. Rusaknya hutan akibat penebangan juga ikut memusnahkan habitat binatang di Tapanuli. Seperti yang terjadi tanggal 3 Agustus lampau, dimana beruang masuk desa dan merusak beberapa rumah warga.
“Yang kita saksikan bukan hanya penggundulan hutan, tapi juga proses penghancuran alam kehidupan kita secara brutal,” ujar Sahat Tarida, dari Walhi SU. Tahun ini saja sudah banyak bencana ekologi yang terjadi di Sumatera Utara yang diakibatkan akumulasi kerusakan lingkungan akibat ulah koorporasi. TPL telah beroperasi puluhan tahun dan sama sekali tidak berkontribusi bagi kemajuan masyarakat, masihkah patut dipertahankan?
Medan, 17 September 2009
SOLIDARITAS RAKYAT UNTUK PETANI DAN HUTAN KEMENYAN
( KSPPM, WALHI-SU, BAKUMSU, KPS, KONTRAS, LBH MEDAN, YAPIDI, YSKD, PPRM, GMNI, PBHI, UEM, KDAS, AGRA, PETANI KEMENYAN HUMBAHAS, GEMA PRODEM, TAPIAN, KOTIB, SBMI, PADOSMA, BARSDEM, OPPUK, KKP HAM 65)
Free Counter
Terjadinya penebangan pohon kemenyan di Lombang Nabagas, membuat ratusan warga Pandumaan dan Sipituhuta melakukan protes dan perlawanan. Sebagian tumpukan kayu yang ada di lahan mereka yakni Lombang Nabagas dibakar, supaya tidak dibawa oleh PT. TPL, sementara peralatan berupa cinsaw ditahan oleh warga dengan persetujuan pihak PT. TPL, dan ditandatangani oleh Kepala Desa Pandumaan.
Perampasan Lahan dan Kriminalisasi Perjuangan Rakyat
Adalah PT. Toba Pulp Lestari—sebelumnya bernama PT Inti Indorayon Utama. Dalam tiap wilayah operasinya kerap melakukan perusakan lingkungan dan pelanggaran terhadap hak-hak masyarakat sekitar, termasuk di Humbang Hasundutan. Dalam beberapa hari saja TPL telah menebang hutan kemenyan seluas 300 hektar. Padahal, 100% keluarga di sini menggantungkan hidup dari komoditi kemenyan. Selain itu, TPL juga membangun jalan dari tiap kawasan yang telah dibuka.”Dengan menebangi kemenyan maka TPL telah membunuh kami pelan-pelan,” ujar Haposan Sinambela, warga Pandumaan. Tombak kemenyan diakui masyarakat telah ada dan dilestarikan hingga 13 generasi.
Tindakan sembarangan PT.TPL disikapi masyarakat secara kritis, namun sayangnya upaya perjuangan masyarakat untuk mempertahankan hak, adat lokal dan lingkungan dijegal dengan pola-pola represi dan intimidasi yang lazimnya berlaku di rezim orde baru. Berbekal SK Menteri Kehutanan No. 44/Menhut-II/2005, tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Sumatera Utara, dan Surat Dinas Kehutanan Sumut Nomor 552.21/0684/IV, tertanggal 29 Januari 2009, perihal Rencana Kerja Tahunan (RKT) PT Toba Pulp Lestari Tahun 2009 TPL berlaku laiknya pemegang tunggal penguasaan hutan di wilayah eksplorasi dan sekitarnya. Alas hukum menangkap seseorang, seharusnya memakai undang-undang, bukan SK atau surat keputusan,”Ungkap Gindo Nadapdap, SH, Direktur KPS.
Hentikan Operasi TPL di Hutan Kemenyan milik desa Pandumaan dan Sipituhuta
Konflik masyarakat adat petani Kemenyan desa Pandumaan dan Sipituhuta versus TPL semakin menajam pasca pertemuan multi pihak Kamis, 27 Agustus 2009. Jumlah tersangka yang sebelumnya hanya 7 orang, bertambah menjadi 13 orang. “Terjadi tiga gelombang kriminalisasi terhadap petani kemenyan. Gelombang pertama Rabu, 15 Juli 2009, sekitar 200 orang aparat polres Humbang Hasundutan datang ke desa, menangkap dan menahan 4 orang warga. Gelombang kedua tanggal 10 agustus 2009 adalah penetapan tersangka baru terhadap 3 orang petani kemenyan, yang disangka ikut melakukan pengrusakan dan pembakaran. Dua gelombang kriminalisasi ini terjadi karena pengaduan pihak TPL terhadap Polres Humbang. Gelombang ketiga adalah tanggal 28 Agustus 2009, pasca pertemuan multipihak di Bakumsu. Kriminalisasi gelombang ketiga ini sangat bertentangan dengan semangat yang muncul dalam pertemuan multipihak 27 Agustus yakni upaya menghentikan konflik denvan cara masing masing pihak tidak melakukan tindakan yang merugikan bagi pihak lainnya. Tiga gelombang pemidanaan ini menunjukkan kepada siapa kepolisian berpihak, ” Ujar Saurlin Siagian dari Bakumsu.
TPL masih melakukan praktik perambahan hutan dan melanggar nilai dan hak masyarakat lokal. Selain itu, dosa tak terhingga akibat operasi yang menyebabkan kerusakan ekologi di Tapanuli. ”Penebangan pohon diareal penyangga danau Toba menyebabkan penurunan debit air yang di danau Toba drastis,” ujar Tumpak dari Barsdem. Rusaknya hutan akibat penebangan juga ikut memusnahkan habitat binatang di Tapanuli. Seperti yang terjadi tanggal 3 Agustus lampau, dimana beruang masuk desa dan merusak beberapa rumah warga.
“Yang kita saksikan bukan hanya penggundulan hutan, tapi juga proses penghancuran alam kehidupan kita secara brutal,” ujar Sahat Tarida, dari Walhi SU. Tahun ini saja sudah banyak bencana ekologi yang terjadi di Sumatera Utara yang diakibatkan akumulasi kerusakan lingkungan akibat ulah koorporasi. TPL telah beroperasi puluhan tahun dan sama sekali tidak berkontribusi bagi kemajuan masyarakat, masihkah patut dipertahankan?
Medan, 17 September 2009
SOLIDARITAS RAKYAT UNTUK PETANI DAN HUTAN KEMENYAN
( KSPPM, WALHI-SU, BAKUMSU, KPS, KONTRAS, LBH MEDAN, YAPIDI, YSKD, PPRM, GMNI, PBHI, UEM, KDAS, AGRA, PETANI KEMENYAN HUMBAHAS, GEMA PRODEM, TAPIAN, KOTIB, SBMI, PADOSMA, BARSDEM, OPPUK, KKP HAM 65)
Free Counter
Thursday, September 03, 2009
BAU KEMENYAN TERCIUM HERODES
Alkisah sekitar 20 abad yang lalu, dalam buku Alkitab, dikisahkan tentang orang-orang cerdik pandai dari timur yang melihat bintang penanda telah lahirnya seorang anak manusia yang spesial, Isa Al Masih, atau Yesus. Mereka membawa tiga barang berharga sebagai simbol keagungan yang telah lahir itu. Emas, mur, dan kemenyan. Emas dan mur adalah simbol keagungan, dan kemenyan adalah simbol kekudusan dan pengaruh. Orang orang majus itu telah meramalkan kebesaran yang baru lahir itu.
Beberapa saat lamanya, Herodes, sang raja diktator kolonial Romawi, mencium bau kebesaran ini yang menyebar dari mulut ke mulut hingga ke istana. Dimana gerangan bayi yang di ekstrim yang satu, lahir secara tidak wajar dikandang binatang, namun diekstrim yang lain sampai menarik perhatian para ahli perbintangan, karena sebuah bintang terang menjadi penanda lahirnya si bayi. Secara buru-buru dan gegabah, sang diktator membuat kebijakan untuk membunuh semua bayi berumur dibawah 5 tahun di seluruh negri.
Sungguh mengerikan titah ini. Catatan kependudukan akan membuktikan bahwa terjadi penurunan drastik jumlah penduduk, terputusnya generasi, dan hilangnya hidup ratusan ribu bayi dalam waktu sekejap. Penyelamatan harus segera dilakukan kepada mahkota kerajaan, pangeran “Kemenyan” itu.
Seperti Sang Putra Mahkota yang diburon itu, di Tapanuli, tepatnya Pollung, pohon-pohon ‘mulia’ ini juga sedang dicari-cari untuk dimusnahkan. Sejak Juli lalu lebih dari 300 HA sudah rata dengan tanah. Sisanya, hanya menunggu waktu. Ini adalah pertarungan antara para pecinta kematian, para herodes-herodes jaman ini, dengan para pecinta kehidupan. Pertarungan antara pecinta uang dan pecinta Tuhan. Pertarungan antara Perusahaan perusak kehidupan bersama para algojonya versus masyarakat adat yang hidup dengan harmoni dan alam.
14 orang harus menjadi tersangka untuk mempertahankan tumbuhan titipan Tuhan itu. Mereka akan menjadi saksi sejarah perjuangan mempertahankan kehidupan. Mungkin mereka bisa menjadi tersangka, atau bisa dipenjara, tetapi sejarah akan menceritakan siapa Herodes-Herodes penghisap darah, dan siapa para pembawa kehidupan bagi umat manusia(kng).
Free Counter
Beberapa saat lamanya, Herodes, sang raja diktator kolonial Romawi, mencium bau kebesaran ini yang menyebar dari mulut ke mulut hingga ke istana. Dimana gerangan bayi yang di ekstrim yang satu, lahir secara tidak wajar dikandang binatang, namun diekstrim yang lain sampai menarik perhatian para ahli perbintangan, karena sebuah bintang terang menjadi penanda lahirnya si bayi. Secara buru-buru dan gegabah, sang diktator membuat kebijakan untuk membunuh semua bayi berumur dibawah 5 tahun di seluruh negri.
Sungguh mengerikan titah ini. Catatan kependudukan akan membuktikan bahwa terjadi penurunan drastik jumlah penduduk, terputusnya generasi, dan hilangnya hidup ratusan ribu bayi dalam waktu sekejap. Penyelamatan harus segera dilakukan kepada mahkota kerajaan, pangeran “Kemenyan” itu.
Seperti Sang Putra Mahkota yang diburon itu, di Tapanuli, tepatnya Pollung, pohon-pohon ‘mulia’ ini juga sedang dicari-cari untuk dimusnahkan. Sejak Juli lalu lebih dari 300 HA sudah rata dengan tanah. Sisanya, hanya menunggu waktu. Ini adalah pertarungan antara para pecinta kematian, para herodes-herodes jaman ini, dengan para pecinta kehidupan. Pertarungan antara pecinta uang dan pecinta Tuhan. Pertarungan antara Perusahaan perusak kehidupan bersama para algojonya versus masyarakat adat yang hidup dengan harmoni dan alam.
14 orang harus menjadi tersangka untuk mempertahankan tumbuhan titipan Tuhan itu. Mereka akan menjadi saksi sejarah perjuangan mempertahankan kehidupan. Mungkin mereka bisa menjadi tersangka, atau bisa dipenjara, tetapi sejarah akan menceritakan siapa Herodes-Herodes penghisap darah, dan siapa para pembawa kehidupan bagi umat manusia(kng).
Free Counter
Petani Kemenyan LAWAN Kesewenang-wenangan TPL
“Kami melawanan kesewenang-wenangan ini. Mereka telah menghancurkan tombak haminjon yang diwariskan nenek moyang kami sejak 300 tahun yang lalu. Tidak ada pilihan, kami harus melawan, demi keselamatan dan keberlanjutan generasi kami di Pandumaan dan Sipituhuta, ini dengan mengambil satu satunya mata pencaharian kami, ini artinya adalah pembunuhan pelan-pelan terhadap kami,”Kata Pdt. Haposan Sinambela, salah seorang pejuang petani Kemenyan dari desa Pandumaan. Kersik Sihite menambahkan,”Dengan penghancuran tombak haminjon kami, secara perlahan tapi pasti, kami dipaksa menjadi hatoban (budak) ditanah sendiri”.
Konflik antara masyarakat desa pandumaan dan sipitu huta versus PT. Toba Pulp Lestari telah menjadi issu nasional, yang dipicu oleh aksi PT TPL yang melakukan penebangan yang diduga illegal terhadap tombak kemenyan milik rakyat dan penangkapan terhadap 4 orang petani oleh aparat Polres humbang hasundutan. Upaya dialog yang telah dilakukan berbagai pihak yang peduli dengan persoalan ini, ternyata diingkari oleh PT. TPL. Penebangan pohon kemenyan terus berlanjut.
Petani kemenyan seperti berkejaran dengan waktu. Ketika dialog dimulai, penebangan pohon kemenyan terus berlangsung di hutan. Kepiting dan alat berat lainnya terus melakukan penebangan. Ini artinya pihak TPL tidak menghargai dialog. Teknologi pemotongan kayu tentu tidak sebanding dengan kemampuan petani untuk melakukan pengawasan. Untuk mencapai lokasi tengah hutan dimana TPL melakukan penebangan saja, dibutuhkan 4 jam perjalanan dari desa. “Karena itu, petani kemenyan memutuskan untuk turun kehutan dan melakukan pengusiran terhadap TPL,”kata Lumbangaol.
Tombak kemenyan yang telah diusahai oleh rakyat ratusan tahun lamanya secara mendadak ditebangi oleh PT TPL. Lahan yang ditebangi, hanya dalam beberapa hari saja sudah mencapai ratusan hektar, diikuti dengan pembangunan ruas jalan disetiap lahan yang dibuka. PT. TPL bersikukuh bahwa hutan pohon yang ditebangi tidak termasuk milik masyarakat, dan sudah mendapatkan ijin dari menteri kehutanan. TPL rajin berkampanye, bahwa mereka tidak akan menebangi kemenyan, nyatanya mereka menebangi kemenyan kami,”Ungkap Sinambela.
Kahumas PT. TPL, Chairuddin Pasaribu, dalam dialog di kantor Bakumsu Medan, tanggal 27 Agustus 2009, menyampaikan bahwa mereka bekerja sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan yang telah disahkan sesuai keputusan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) No. 493/Kpts-II/1992 yang disetujui oleh Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Utara, Ir. J.B. Siringoringo di Medan tanggal 29 Januari 2009. Lambertus Siregar, kepala CSR PT. TPL, dalam pertemuan yang sama menyampaikan bahwa kehadiran TPL untuk mensejahterakan masyarakat. “Kami tidak menebangi Kemenyan, malah TPL sudah membudidayakan benih Kemenyan untuk diserahkan kepada petani,”tambahnya.
Pernyataan ini disanggah oleh Sinambela, salah seorang petani kemenyan karena faktanya TPL melakukan penebangan pohon-pohon kemenyan. Pengalaman kami dan nenek moyang kami ratusan tahun membuktikan bahwa kemenyan hanya bisa hidup di hutan berdampingan dengan pohon-pohon yang lain, oleh karena itu penebangan seluruh pepohonan di hutan, dengan sendirinya akan membuat kemenyan punah, “Sanggahnya.
Bagaimanapun, berbagai dialog yang telah diupayakan berkali-kali tidak membuahkan hasil, malah yang terjadi adalah petani kemenyan terus menerus harus was-was, karena setiap waktu, jumlah tersangka bertambah. Hingga laporan ini ditulis, telah terdapat 14 orang tersangka petani kemenyan oleh pihak Polres Humbahas. Kapolda Sumatera Utara, Irjen Badrodin Haiti kelihatannya langsung melakukan perintah. Ada petunjuk dari kapolda,”Ujar Kasat reskrim Polres Humbahas, AKP Victor Sibarani, seperti dikutip sebuah media nasional.
Bagi polisi dan TPL mereka adalah pelaku pengrusakan, tetapi bagi rakyat Indonesia, mereka akan dikenang sebagai pahlawan. Ke 13 pahlawan dan pejuang petani haminjon itu antara lain adalah James Sinambela, 49 th, Mausin Lumbanbatu, 62 th, Sartono Lumbangaol, 43 th, Medialaham Lumbangaol, 26 th, Urupan Sinambela, 50 tahun, Kersi Sihite, Binner Lumbangaol, Jibbo Sihite, 45 tahun, Anto Nainggolan, 25 tahun, Ama Ritta Sitanggang, 40, Jabonar Munthe,40, Jahot Situmorang, 40 tahun, dan Tipak Nainggolan, 25 tahun.
Free Counter
Konflik antara masyarakat desa pandumaan dan sipitu huta versus PT. Toba Pulp Lestari telah menjadi issu nasional, yang dipicu oleh aksi PT TPL yang melakukan penebangan yang diduga illegal terhadap tombak kemenyan milik rakyat dan penangkapan terhadap 4 orang petani oleh aparat Polres humbang hasundutan. Upaya dialog yang telah dilakukan berbagai pihak yang peduli dengan persoalan ini, ternyata diingkari oleh PT. TPL. Penebangan pohon kemenyan terus berlanjut.
Petani kemenyan seperti berkejaran dengan waktu. Ketika dialog dimulai, penebangan pohon kemenyan terus berlangsung di hutan. Kepiting dan alat berat lainnya terus melakukan penebangan. Ini artinya pihak TPL tidak menghargai dialog. Teknologi pemotongan kayu tentu tidak sebanding dengan kemampuan petani untuk melakukan pengawasan. Untuk mencapai lokasi tengah hutan dimana TPL melakukan penebangan saja, dibutuhkan 4 jam perjalanan dari desa. “Karena itu, petani kemenyan memutuskan untuk turun kehutan dan melakukan pengusiran terhadap TPL,”kata Lumbangaol.
Tombak kemenyan yang telah diusahai oleh rakyat ratusan tahun lamanya secara mendadak ditebangi oleh PT TPL. Lahan yang ditebangi, hanya dalam beberapa hari saja sudah mencapai ratusan hektar, diikuti dengan pembangunan ruas jalan disetiap lahan yang dibuka. PT. TPL bersikukuh bahwa hutan pohon yang ditebangi tidak termasuk milik masyarakat, dan sudah mendapatkan ijin dari menteri kehutanan. TPL rajin berkampanye, bahwa mereka tidak akan menebangi kemenyan, nyatanya mereka menebangi kemenyan kami,”Ungkap Sinambela.
Kahumas PT. TPL, Chairuddin Pasaribu, dalam dialog di kantor Bakumsu Medan, tanggal 27 Agustus 2009, menyampaikan bahwa mereka bekerja sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan yang telah disahkan sesuai keputusan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) No. 493/Kpts-II/1992 yang disetujui oleh Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Utara, Ir. J.B. Siringoringo di Medan tanggal 29 Januari 2009. Lambertus Siregar, kepala CSR PT. TPL, dalam pertemuan yang sama menyampaikan bahwa kehadiran TPL untuk mensejahterakan masyarakat. “Kami tidak menebangi Kemenyan, malah TPL sudah membudidayakan benih Kemenyan untuk diserahkan kepada petani,”tambahnya.
Pernyataan ini disanggah oleh Sinambela, salah seorang petani kemenyan karena faktanya TPL melakukan penebangan pohon-pohon kemenyan. Pengalaman kami dan nenek moyang kami ratusan tahun membuktikan bahwa kemenyan hanya bisa hidup di hutan berdampingan dengan pohon-pohon yang lain, oleh karena itu penebangan seluruh pepohonan di hutan, dengan sendirinya akan membuat kemenyan punah, “Sanggahnya.
Bagaimanapun, berbagai dialog yang telah diupayakan berkali-kali tidak membuahkan hasil, malah yang terjadi adalah petani kemenyan terus menerus harus was-was, karena setiap waktu, jumlah tersangka bertambah. Hingga laporan ini ditulis, telah terdapat 14 orang tersangka petani kemenyan oleh pihak Polres Humbahas. Kapolda Sumatera Utara, Irjen Badrodin Haiti kelihatannya langsung melakukan perintah. Ada petunjuk dari kapolda,”Ujar Kasat reskrim Polres Humbahas, AKP Victor Sibarani, seperti dikutip sebuah media nasional.
Bagi polisi dan TPL mereka adalah pelaku pengrusakan, tetapi bagi rakyat Indonesia, mereka akan dikenang sebagai pahlawan. Ke 13 pahlawan dan pejuang petani haminjon itu antara lain adalah James Sinambela, 49 th, Mausin Lumbanbatu, 62 th, Sartono Lumbangaol, 43 th, Medialaham Lumbangaol, 26 th, Urupan Sinambela, 50 tahun, Kersi Sihite, Binner Lumbangaol, Jibbo Sihite, 45 tahun, Anto Nainggolan, 25 tahun, Ama Ritta Sitanggang, 40, Jabonar Munthe,40, Jahot Situmorang, 40 tahun, dan Tipak Nainggolan, 25 tahun.
Free Counter
Wednesday, September 02, 2009
Mosquito Mystery Explained
Here you go, finally got the most interesting article on 'mosquitos'. am looking for quite long and really curious why mosquitos like me so much.....
king
By SHIRLEY S. WANG
If you're one of those people whom mosquitoes tend to favor, maybe it's because you aren't sufficiently stressed-out.
Insects have very keen powers of smell that direct them to their targets. But for researchers trying to figure out what attracts or repels the pests, sorting through the 300 to 400 distinct chemical odors that the human body produces has proved daunting.
Michael C. Witte
Now scientists at Rothamsted Research in the U.K. have been making headway at understanding why some people can end up with dozens of bites after a backyard barbecue, while others remain unscathed. The researchers have identified a handful of the body's chemical odors—some of which may be related to stress—that are present in significantly larger concentrations in people that the bugs are happier to leave alone. If efforts to synthesize these particular chemicals are successful, the result could be an all-natural mosquito repellent that is more effective and safer than products currently available.
"Mosquitoes fly through an aerial soup of chemicals, but can home in on those that draw them to humans," says James Logan, a researcher at Rothamsted, one of the world's oldest agricultural-research institutions. But when the combination of human odors is wrong, he says, "the mosquito fails to recognize this signal as a potential blood meal."
The phenomenon that some people are more prone to mosquito bites than others is well documented. In the 1990s, chemist Ulrich Bernier, now at the U.S. Department of Agriculture's Agricultural Research Service, began looking for what he calls the "magic compounds" that attract mosquitoes. His research helped to show that mosquitoes are attracted to humans by blends of common chemicals such as carbon dioxide, released from the skin and by exhaling, and lactic acid, which is present on the skin, especially when we exercise. But none of the known attractant chemicals explained why mosquitoes preferred some people to others.
Rothamsted's Dr. Logan says the answer isn't to be found in attractant chemicals. He and colleagues observed that everyone produces chemicals that mosquitoes like, but those who are unattractive to mosquitoes produce more of certain chemicals that repel them.
Misguided Mosquitoes
"The repellents were what made the difference," says Dr. Logan, who is interested in the study of how animals communicate using smell. These chemicals may cloud or mask the attractive chemicals, or may disable mosquitoes from being able to detect those attractive odors, he suggests.
More From WSJ's Health Coverage
Health Journal: When Winning Isn't Everything
Informed Patient: Power of Fast Response
What's Your Workout: Terrell Owens
More from Health & Wellness
Besides delivering annoying bites, mosquitoes cause hundreds of millions of cases of disease each year. As many as 500 million cases of malaria are contracted globally each year, and more than one million people die from it, according to the Centers for Disease Control and Prevention. Mosquitoes can also spread West Nile virus, dengue fever, yellow fever and other illnesses.
Currently the most effective repellents on the market often contain a chemical known as DEET, which has been associated in some studies with potential safety concerns, such as cancer and Gulf War syndrome. It also damages materials made of plastic. The federal Environmental Protection Agency has determined that DEET, when used as directed, is safe.
The Rothamsted team set out to get the mosquitoes' viewpoint. The researchers separated human volunteers into two groups—those who were attractive to mosquitoes and those who weren't. They then put each of the volunteers into body-size foil bags for two hours to collect their body odors. Using a machine known as a chromatograph, the scientists were able to separate the chemicals. They then tested each of them to see how the mosquitoes responded. By attaching microelectrodes to the insects' antennae, the researchers could measure the electrical impulses that are generated when mosquitoes recognize a chemical.
Dr. Logan and his team have found only a small number of body chemicals—seven or eight—that were present in significantly different quantities between those people who were attractive to mosquitoes and those who weren't. They then put their findings to the test. For this they used a so-called Y-tube olfactometer that allows mosquitoes to make a choice and fly toward or away from an individual's hand. After applying the chemicals thought to be repellant on the hands of individuals known to be attractive, Dr. Logan found that the bugs either flew in the opposite direction or weren't motivated by the person's smell to fly at all.
The chemicals were then tested to determine their impact on actual biting behavior. Volunteers put their arms in a box containing mosquitoes, one arm coated with repellent chemicals and the other without, to see if the arm without the coating got bitten more.
Significant Repellency
The group's latest paper, published in March in the Journal of Medical Entomology, identified two compounds with "significant repellency." One of the compounds, 6-methyl-5-hepten-2-one, is a skin-derived compound that has the odor of toned-down nail-polish remover, according to George Preti, an organic chemist at the Monell Chemical Senses Center in Philadelphia, who is involved in a separate line of research into insect-biting behavior. The other, identified in the paper as geranylacetone, has a pleasant odor, though there is some question about whether the chemical is formed by the human biochemical process or is picked up in the environment, Dr. Preti says.
Dr. Logan declined to comment about the specific chemicals because of proprietary concerns. He says the findings have been patented and the group is working with a commercial company to develop the compounds into a usable insect repellent. One issue that still needs to be resolved: how to develop a formulation of the repellent chemicals that will stay on the skin, rather than quickly evaporating as they do naturally. The hope is to get a product to market within a year or two, he says.
Some of the chemicals researchers identified are believed to be related to stress, Dr. Logan says. Previous research has shown that these particular chemicals could be converted from certain other molecules and this could be as a result of oxidation in the body at times of stress, he says. However, it's not clear if the chemicals observed by the Rothamsted researchers were created in this way, and research is continuing to answer this and other questions.
Dr. Logan suggests that mosquitoes may deem hosts that emit more of these chemicals to be diseased or injured and "not a good quality blood meal." Proteins in the blood are necessary for female mosquitoes to produce fertile eggs, and Dr. Logan says it might be evolutionarily advantageous for mosquitoes to detect and avoid such people.
Other Research
Other research includes an effort by scientists at the University of California, Riverside, who published a paper in the journal Nature last week identifying a recently discovered class of molecules that inhibit fruit flies' and mosquitoes' ability to detect carbon dioxide. Mosquitoes can detect carbon dioxide emissions from long ranges, so turning off the ability to detect the gas, perhaps by releasing the inhibiting molecules into the environment, may be a way of keeping the bugs at bay, the researchers suggest. Another team, at the Monell Chemical Senses Center, is launching a study into whether the taste of human skin and blood are related to the insects' interest in biting certain individuals.
Free Counter
king
By SHIRLEY S. WANG
If you're one of those people whom mosquitoes tend to favor, maybe it's because you aren't sufficiently stressed-out.
Insects have very keen powers of smell that direct them to their targets. But for researchers trying to figure out what attracts or repels the pests, sorting through the 300 to 400 distinct chemical odors that the human body produces has proved daunting.
Michael C. Witte
Now scientists at Rothamsted Research in the U.K. have been making headway at understanding why some people can end up with dozens of bites after a backyard barbecue, while others remain unscathed. The researchers have identified a handful of the body's chemical odors—some of which may be related to stress—that are present in significantly larger concentrations in people that the bugs are happier to leave alone. If efforts to synthesize these particular chemicals are successful, the result could be an all-natural mosquito repellent that is more effective and safer than products currently available.
"Mosquitoes fly through an aerial soup of chemicals, but can home in on those that draw them to humans," says James Logan, a researcher at Rothamsted, one of the world's oldest agricultural-research institutions. But when the combination of human odors is wrong, he says, "the mosquito fails to recognize this signal as a potential blood meal."
The phenomenon that some people are more prone to mosquito bites than others is well documented. In the 1990s, chemist Ulrich Bernier, now at the U.S. Department of Agriculture's Agricultural Research Service, began looking for what he calls the "magic compounds" that attract mosquitoes. His research helped to show that mosquitoes are attracted to humans by blends of common chemicals such as carbon dioxide, released from the skin and by exhaling, and lactic acid, which is present on the skin, especially when we exercise. But none of the known attractant chemicals explained why mosquitoes preferred some people to others.
Rothamsted's Dr. Logan says the answer isn't to be found in attractant chemicals. He and colleagues observed that everyone produces chemicals that mosquitoes like, but those who are unattractive to mosquitoes produce more of certain chemicals that repel them.
Misguided Mosquitoes
"The repellents were what made the difference," says Dr. Logan, who is interested in the study of how animals communicate using smell. These chemicals may cloud or mask the attractive chemicals, or may disable mosquitoes from being able to detect those attractive odors, he suggests.
More From WSJ's Health Coverage
Health Journal: When Winning Isn't Everything
Informed Patient: Power of Fast Response
What's Your Workout: Terrell Owens
More from Health & Wellness
Besides delivering annoying bites, mosquitoes cause hundreds of millions of cases of disease each year. As many as 500 million cases of malaria are contracted globally each year, and more than one million people die from it, according to the Centers for Disease Control and Prevention. Mosquitoes can also spread West Nile virus, dengue fever, yellow fever and other illnesses.
Currently the most effective repellents on the market often contain a chemical known as DEET, which has been associated in some studies with potential safety concerns, such as cancer and Gulf War syndrome. It also damages materials made of plastic. The federal Environmental Protection Agency has determined that DEET, when used as directed, is safe.
The Rothamsted team set out to get the mosquitoes' viewpoint. The researchers separated human volunteers into two groups—those who were attractive to mosquitoes and those who weren't. They then put each of the volunteers into body-size foil bags for two hours to collect their body odors. Using a machine known as a chromatograph, the scientists were able to separate the chemicals. They then tested each of them to see how the mosquitoes responded. By attaching microelectrodes to the insects' antennae, the researchers could measure the electrical impulses that are generated when mosquitoes recognize a chemical.
Dr. Logan and his team have found only a small number of body chemicals—seven or eight—that were present in significantly different quantities between those people who were attractive to mosquitoes and those who weren't. They then put their findings to the test. For this they used a so-called Y-tube olfactometer that allows mosquitoes to make a choice and fly toward or away from an individual's hand. After applying the chemicals thought to be repellant on the hands of individuals known to be attractive, Dr. Logan found that the bugs either flew in the opposite direction or weren't motivated by the person's smell to fly at all.
The chemicals were then tested to determine their impact on actual biting behavior. Volunteers put their arms in a box containing mosquitoes, one arm coated with repellent chemicals and the other without, to see if the arm without the coating got bitten more.
Significant Repellency
The group's latest paper, published in March in the Journal of Medical Entomology, identified two compounds with "significant repellency." One of the compounds, 6-methyl-5-hepten-2-one, is a skin-derived compound that has the odor of toned-down nail-polish remover, according to George Preti, an organic chemist at the Monell Chemical Senses Center in Philadelphia, who is involved in a separate line of research into insect-biting behavior. The other, identified in the paper as geranylacetone, has a pleasant odor, though there is some question about whether the chemical is formed by the human biochemical process or is picked up in the environment, Dr. Preti says.
Dr. Logan declined to comment about the specific chemicals because of proprietary concerns. He says the findings have been patented and the group is working with a commercial company to develop the compounds into a usable insect repellent. One issue that still needs to be resolved: how to develop a formulation of the repellent chemicals that will stay on the skin, rather than quickly evaporating as they do naturally. The hope is to get a product to market within a year or two, he says.
Some of the chemicals researchers identified are believed to be related to stress, Dr. Logan says. Previous research has shown that these particular chemicals could be converted from certain other molecules and this could be as a result of oxidation in the body at times of stress, he says. However, it's not clear if the chemicals observed by the Rothamsted researchers were created in this way, and research is continuing to answer this and other questions.
Dr. Logan suggests that mosquitoes may deem hosts that emit more of these chemicals to be diseased or injured and "not a good quality blood meal." Proteins in the blood are necessary for female mosquitoes to produce fertile eggs, and Dr. Logan says it might be evolutionarily advantageous for mosquitoes to detect and avoid such people.
Other Research
Other research includes an effort by scientists at the University of California, Riverside, who published a paper in the journal Nature last week identifying a recently discovered class of molecules that inhibit fruit flies' and mosquitoes' ability to detect carbon dioxide. Mosquitoes can detect carbon dioxide emissions from long ranges, so turning off the ability to detect the gas, perhaps by releasing the inhibiting molecules into the environment, may be a way of keeping the bugs at bay, the researchers suggest. Another team, at the Monell Chemical Senses Center, is launching a study into whether the taste of human skin and blood are related to the insects' interest in biting certain individuals.
Free Counter
Monday, August 03, 2009
Batak Berasal dari puncak jaya papua
Mengapa halakkita batak secara umum sangat cocok berteman dengan kitorang papua? Ada yang mengatakan straight forward style-nya yang mirip ketika ngomong, atau vokalisasi-pengucapan-nya yang terkesan kuat, jelas.. setiap huruf terucap dengan sangat jelas, semua huruf muncrat dimulut,…sering menjadi bahan ejekan ditelevisi orang orang jakarta…oh barangkali bukan ejekan, mungkin juga apresiasi. Mungkin juga karena tantangan hidup yang mirip di landscape geografis yang bergunung-gunung. Atau, karena sama sama cantik cantik dan ganteng ganteng. Yg ini ngga bisa disangkal: karena sama sama pekerja keras…lihatlah timnas sepak bola kita: ada mahyadi panggabean, saktiawan sinaga, boas salossa, Ricardo salampessy, ortisan salossa, dll.
Saya punya teman beberapa orang papua. Dalam pertemuan nasional, biasanya orang batak pertama kali mencari orang papua. Rupa-rupanya terjadi sebaliknya, orang papua biasanya mencari-cari orang batak. Nanti ditanya kepada panitia, ada ngga orang batak peserta pertemuan ini? orang batak juga tanya, ada orang papua ngga? Seperti ada koneksitas magis yang membuat mereka punya naluri untuk bertegur sapa. Oohhhh jadi kamu orang batak ya? Sa orang dari papua. Kemudian langsung baku peluk dan baku-salam.
Percayalah, aku lupa namanya, seorang anggota DPRD Sumatera Utara yg lalu beberapa periode dijabat orang Indonesia timur, tetapi lebih “sedeng” lagi adalah pejabat gubernur di papua pernah dijabat oleh orang batak.bahh…benar benar gawat sinulingga, seperti apa sih asal usul hubungan kedua suku ini….ini telusuran jejaknya.
Iya juga pikirku, mulajadi nabolon hampir tidak mungkin menurunkan putri kesayangannya, deak parujar, di bukit (hanya ‘bukit’) pusuk..maksudku pusuk buhit. Bukitnya terlalu cetek dibanding gunung lain semacam sinabung, kerinci, galunggung, dan tentunya yang tertinggi, jaya wijaya di papua. Dia adalah putri kesayangan dewa utama, mulajadi nabolon yang tidak tega menghukum putrinya terlalu keras, meskipun telah menolak untuk dikawinkan. Deak parujar diusir dari kayangan, dan diberikan sedikit tanah pauseang, bernama bumi.
Si boru deak parujar tentu melakukan kerja pertamanya di jaya wijaya sebagai gunung tertinggi di khatulistiwa ini. Pasca turun dari sorga, pijakan kaki pertama, seperti dikisahkan legenda batak, adalah digunung tertinggi. Disanalah Mr. Ihat Manisia memulai tahtanya bersama juffrow deak parujar, setelah mereka dihukum oleh mulajadi nabolon dari surga. Keturunan dewa dewi ini, setelah itu, antara lain Mr Tantan Debata, si petualang, terbang jauh ke danau toba dan memiliki anak pertama siraja batak.
Si (raja) Jau, keturunan lain Deak parujar, tidak cukup kuat terbang, atau nafsu terbangnya memang tidak terlalu besar, sehingga memilih berhenti disekitar pulau Jawa, dan berkembang biak disana. Mr Jau ini punya karakter lembut, rendah hati, defensif, sulit ditebak, tetapi pemikir yang dalam.
Sementara itu, isumbaon, raja sakti keturunan siraja batak, yang selalu suka menyendiri dan semedi, melakukan ekspedisi dan terbang ke papua kembali untuk mengenang bona ni ari-nya, deak parujar. Kemudian sebagai tanda penghargaan, secara misterius menyihir papua menjadi pulau paling cantik, paling kaya sumber daya alam, paling tinggi biodiversitynya, sebagai simbol dan peringatan bagi tempat turunnya dewa dewi pertama.
Sepertinya tidak ada catatan yang mengatakan isumbaon langsung balik ke tanah batak, besar kemungkinan dia berhenti beberapa saat di Kalimantan, dan berkembang biak disana. Dia suka dengan ketenangan, sehingga dia membunuh naga yang sering mengusik. Karena itulah, maka di pulau Kalimantan tidak ada gempa hingga saat ini. satu satunya keturunan siraja batak yang tidak suka bepergian adalah guru tatea bulan. Dia menghabiskan waktu di tanah tidak terlalu subur, toba, memiliki banyak sekali anak laki-laki dan perempuan, dan menjadi bapak bagi orang-orang batak masa kini yang ada disana.
Namun dikemudian hari, raja sakti isumbaon, sang kesepian dan pengembara, menyuruh beberapa keturunannya balik ke toba, dan salah satu titisannya adalah sisingamangaraja.
untuk niat yg belum kesampaian ke papua……Sunday morning, august 2nd, 2009
saurlin.
Free Counter
Saya punya teman beberapa orang papua. Dalam pertemuan nasional, biasanya orang batak pertama kali mencari orang papua. Rupa-rupanya terjadi sebaliknya, orang papua biasanya mencari-cari orang batak. Nanti ditanya kepada panitia, ada ngga orang batak peserta pertemuan ini? orang batak juga tanya, ada orang papua ngga? Seperti ada koneksitas magis yang membuat mereka punya naluri untuk bertegur sapa. Oohhhh jadi kamu orang batak ya? Sa orang dari papua. Kemudian langsung baku peluk dan baku-salam.
Percayalah, aku lupa namanya, seorang anggota DPRD Sumatera Utara yg lalu beberapa periode dijabat orang Indonesia timur, tetapi lebih “sedeng” lagi adalah pejabat gubernur di papua pernah dijabat oleh orang batak.bahh…benar benar gawat sinulingga, seperti apa sih asal usul hubungan kedua suku ini….ini telusuran jejaknya.
Iya juga pikirku, mulajadi nabolon hampir tidak mungkin menurunkan putri kesayangannya, deak parujar, di bukit (hanya ‘bukit’) pusuk..maksudku pusuk buhit. Bukitnya terlalu cetek dibanding gunung lain semacam sinabung, kerinci, galunggung, dan tentunya yang tertinggi, jaya wijaya di papua. Dia adalah putri kesayangan dewa utama, mulajadi nabolon yang tidak tega menghukum putrinya terlalu keras, meskipun telah menolak untuk dikawinkan. Deak parujar diusir dari kayangan, dan diberikan sedikit tanah pauseang, bernama bumi.
Si boru deak parujar tentu melakukan kerja pertamanya di jaya wijaya sebagai gunung tertinggi di khatulistiwa ini. Pasca turun dari sorga, pijakan kaki pertama, seperti dikisahkan legenda batak, adalah digunung tertinggi. Disanalah Mr. Ihat Manisia memulai tahtanya bersama juffrow deak parujar, setelah mereka dihukum oleh mulajadi nabolon dari surga. Keturunan dewa dewi ini, setelah itu, antara lain Mr Tantan Debata, si petualang, terbang jauh ke danau toba dan memiliki anak pertama siraja batak.
Si (raja) Jau, keturunan lain Deak parujar, tidak cukup kuat terbang, atau nafsu terbangnya memang tidak terlalu besar, sehingga memilih berhenti disekitar pulau Jawa, dan berkembang biak disana. Mr Jau ini punya karakter lembut, rendah hati, defensif, sulit ditebak, tetapi pemikir yang dalam.
Sementara itu, isumbaon, raja sakti keturunan siraja batak, yang selalu suka menyendiri dan semedi, melakukan ekspedisi dan terbang ke papua kembali untuk mengenang bona ni ari-nya, deak parujar. Kemudian sebagai tanda penghargaan, secara misterius menyihir papua menjadi pulau paling cantik, paling kaya sumber daya alam, paling tinggi biodiversitynya, sebagai simbol dan peringatan bagi tempat turunnya dewa dewi pertama.
Sepertinya tidak ada catatan yang mengatakan isumbaon langsung balik ke tanah batak, besar kemungkinan dia berhenti beberapa saat di Kalimantan, dan berkembang biak disana. Dia suka dengan ketenangan, sehingga dia membunuh naga yang sering mengusik. Karena itulah, maka di pulau Kalimantan tidak ada gempa hingga saat ini. satu satunya keturunan siraja batak yang tidak suka bepergian adalah guru tatea bulan. Dia menghabiskan waktu di tanah tidak terlalu subur, toba, memiliki banyak sekali anak laki-laki dan perempuan, dan menjadi bapak bagi orang-orang batak masa kini yang ada disana.
Namun dikemudian hari, raja sakti isumbaon, sang kesepian dan pengembara, menyuruh beberapa keturunannya balik ke toba, dan salah satu titisannya adalah sisingamangaraja.
untuk niat yg belum kesampaian ke papua……Sunday morning, august 2nd, 2009
saurlin.
Free Counter
Labels:
asal usul batak,
batak papua,
saurlin,
siboru deak parujar
Wednesday, July 29, 2009
rumah kaca
tadi malam saya selesai membaca novel rumah kaca-nya pram, buku terakhir dari tetralogi pulau buru. seorang temanku, yang menghadiahkan buku itu mengejek, waahhh, telat. aku sudah baca buku itu waktu sma...tak apalah.
buku ini ruarrr biasa. saya sepakat..buku paling ambisius..begitu komentar salah satu media di AS. karya pasca kolonial yang pengarangnyalayak memperoleh penghargaan nobel.
pertarungan batin seorang intelektual pribumi yang pernah belajar di eropah, mr. pangemanann, tokoh utama novel ini, patut menjadi cermin bagi seluruh intelektual dan cendekiawan negeri ini. saya melihat buku ini benar2 kontekstual bagi intelektual kita saat ini. banyak sekali intelektual yang setelah mengecap pendidikan barat, kemudian menjadi antek-antek barat, dan menjadi individualis yang buncit dan memperkaya diri sendiri. menjual alam indonesia, menjual rakyat, menjual kemiskinan, membawa leher anak-anak bangsa ini untuk disembelih oleh kepentingan asing.
sebagai intelektual, kepada kepentingan apa, dan kepada siapakah anda akan berpihak?
ini salah satu saripati pertanyaan dari novel ini.
mengisi perut setiap hari itu penting, tetapi, janganlah sampai, seperti tokoh mr pangemanann, menjadi intel asing untuk menghancurkan para pecinta bangsa ini, para intelektual yang masih punya nurani berpihak kepada bangsanya. saya melihat begitu banyak pangemanann-pangemanann yang lain direpublik ini berkeliaran.
saurlin
Free Counter
buku ini ruarrr biasa. saya sepakat..buku paling ambisius..begitu komentar salah satu media di AS. karya pasca kolonial yang pengarangnyalayak memperoleh penghargaan nobel.
pertarungan batin seorang intelektual pribumi yang pernah belajar di eropah, mr. pangemanann, tokoh utama novel ini, patut menjadi cermin bagi seluruh intelektual dan cendekiawan negeri ini. saya melihat buku ini benar2 kontekstual bagi intelektual kita saat ini. banyak sekali intelektual yang setelah mengecap pendidikan barat, kemudian menjadi antek-antek barat, dan menjadi individualis yang buncit dan memperkaya diri sendiri. menjual alam indonesia, menjual rakyat, menjual kemiskinan, membawa leher anak-anak bangsa ini untuk disembelih oleh kepentingan asing.
sebagai intelektual, kepada kepentingan apa, dan kepada siapakah anda akan berpihak?
ini salah satu saripati pertanyaan dari novel ini.
mengisi perut setiap hari itu penting, tetapi, janganlah sampai, seperti tokoh mr pangemanann, menjadi intel asing untuk menghancurkan para pecinta bangsa ini, para intelektual yang masih punya nurani berpihak kepada bangsanya. saya melihat begitu banyak pangemanann-pangemanann yang lain direpublik ini berkeliaran.
saurlin
Free Counter
Monday, July 13, 2009
Seusai pilpres 8 Juli 2009 : Indonesia membutuhkan gerakan extra-parlementer yang kuat
tulisan bung Umar Said ini saya kira sangat relevan, bagi aktivis gerakan sosial,
mungkin untuk 5 tahun ini.
selamat membaca,
saurlin
----------
Setelah melalui masa yang penuh dengan hiruk-pikuk, umbaran janji-janji kosong, saling serang-menyerang dengan macam-macam kebohongan, baku hantam dengan segala cara, maka pertarungan antara tiga kubu capres-cawapres telah - pada pokoknya – selesai dengan diselenggarakanya pemilu presiden tanggal 8 Juli yang lalu.
Meskipun hasil terakhir pemilihan presiden masih belum diumumkan secara resmi, dan juga masih mengandung banyak hal yang bisa dipersoalkan, namun sudah dapat diketahui bahwa pasangan SBY-Budiono mendapat suara yang terbanyak dibandingkan dengan dua pasangan lainnya, yaitu Mega-Prabowo dan Jusuf Kalla-Wiranto.
Menurut hasil quick count KPU, pasangan SBY-Boediono unggul dengan perolehan mencapai 61 persen suara. Sementara Mega-Prabowo mendulang suara sebesar 28 persen, sedangkan pasangan JK-Wiranto mendapatkan 12 persen suara. (Tempo Interaktif 12 Juli). Tentu saja, angka-angka hasil quick count ini masih bisa berobah di kemudian hari , walaupun tidak besar. Dan walaupun hasil pemilu presiden yang lalu itu masih terus menjadi soal yang dipertentangkan oleh berbagai fihak atau kalangan.
Jadi, kiranya sudah dapat disimpulkan bahwa negara dan pemerintahan kita selama lima tahun mendatang akan dipimpin oleh presiden SBY dan wakilnya Budiono, sebagai hasil kemenangan pasangannya dalam pemilihan presiden. Apakah kemenangan SBY-Budiono merupakan bukti bahwa sebagian terbesar rakyat kita betul-betul menganggap pasangan itu terbaik dibandingkan dengan yang lain, ataukah karena sebab-sebab yang lain, hal ini bisa menjadi bahan analisa yang bermacam-macam oleh berbagai kalangan atau golongan.
Dengan terpilihnya pasangan SBY-Budiono maka slogan « Lanjutkan », yang dipakai selama kampanye pemilu 2009, akan diusahakan untuk dilaksanakan selama 5 tahun mendatang. Ini berarti bahwa banyak hal-hal negatif, atau masalah-masalah besar dan parah yang terjadi selama pimpinannya dari 2004-2009 akan berlangsung terus, disamping hal-hal positif yang tercapai selama itu.
Masalah-masalah besar yang harus dihadapi
Berikut di bawah ini adalah sebagian dari hal-hal negatif atau masalah-masalah besar dan parah selama pimpinan SBY antara 2004-2009, yang masih akan terus dihadapi pemerintahan di bawahnya yang akan datang. Deretan sejumlah sebagian masalah-masalah besar dan parah ini mengingatkan kita semua, baik yang mendukung pasangan SBY-Budiono maupun yang menentangnya, bahwa negara dan bangsa kita memang betul-betul membutuhkan adanya perubahan besar dan fundamental, dan tidak bisa diatasi dengan tindakan « tambal sulam », apalagi dengan sikap politik yang pro-neoliberal dan tidak menguntungkan rakyat miskin yang jumlahnya besar sekali.
Pemerintahan SBY-Budiono harus tetap menghadapi masalah besar yang sudah puluhan tahun tidak bisa diatasi oleh berbagai pemerintahan sebelumnya, yaitu pengangguran yang menurut BPS jumlahnya berkisar 10 juta orang. (Ini jumlah « penganggur terbuka » atau yang sama sekali tidak punya pekerjaan, sedangkan kalau dihitung dengan mereka yang setengah menganggur, maka bisa mencapai puluhan juta orang). Jumlah penganggur yang begitu banyak tidaklah mungkin diatasi dalam tempo 5 tahun yang mendatang.
Menurut BPS juga jumlah penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2009 sebesar 32,53 juta (14,15 persen). Masalah rakyat miskin yang begitu besar itu bukanlah hal yang mudah dipecahkan, apalagi tanpa politik yang fundamental pro rakyat miskin. Pemerintahan SBY yang lalu sudah mencoba menguranginya dengan mentrapkan BLT dan tindakan-tindakan tambal sulam lainnya. Di bawah pemerintahan yang dipimpin SBY-Budiono nantinya berapakah jumlah rakyat miskin yang tetap menderita ? Sulit diperkirakan.
Yang juga menyedihkan ialah adanya pengangguran lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang mencapai 2,6 juta orang dari pengangguran kurang lebih 40 juta orang. Dari jumlah itu terbagi atas pengangguran terbuka yang mencapai kurang lebih 1,2 juta orang dan setengah pengangguran yang mencapai 1,4 juta orang (Antara 19 Juni 09). Jelaslah kiranya bahwa soal ini juga tidak mudah diatasi oleh pemerintahan SBY-Budiono dalam lima tahun saja.
Karena adanya krisis keuangan dan ekonomi dunia akhir-akhir ini, maka banyak perusahaan kecil dan menengah Indonesia mengalami kesulitan atau bangkrut, yang menyebabkan dipecatnya banyak buruh dan pegawai. Berbagai macam kesulitan besar dan kecil juga terjadi di bidang pertanian, kehutanan, industri perkayuan, industri tekstil dan kerajinan tangan, pendidikan, dan kesehatan.
9 partai politik akan “menguasai” DPR dan pemerintahan
Itu semua barulah sebagian kecil dari masalah-masalah besar dan parah yang sudah lama dan sedang dihadapi bangsa dewasa ini, dan juga dalam 5 tahun yang mendatang. Dan berdasarkan pengamatan terhadap pengalaman 5 tahun pemerintahan SBY-JK (antara 2004-2009) maka wajarlah kalau kita memiliki kesangsian bahwa pemerintahan SBY-Budiono akan bisa memecahkan masalah-masalah besar dan parah yang banyak itu dalam 5 tahun.
Mengingat itu semuanya, kita semua perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi yang tidak pasti, atau yang penuh dengan kesulitan yang bermacam-macam itu. Kita semua perlu mengamati atau mengawasi terus-menerus segala politik atau tindakan pemerintahan SBY-Budiono. Bersandarkan kepada pengalaman selama pemerintahan yang sudah-sudah, kita tidak boleh lagi membiarkan adanya sekelompok penguasa atau « golongan elite » terus-menerus melakukan hal-hal yang merugikan rakyat banyak atau kepentingan negara.
Dengan hasil pemilu legislatif yang lalu, DPR kita akan « dikuasai » oleh 9 partai politik, besar dan kecil, yang sebagian terbesar sudah kita kenal praktek-prakteknya pada masa-masa yang lalu dalam « mewakili » rakyat. Selama periode « masa bakti » yang lalu, kita sudah menyaksikan kualitas professional dan kualitas moral sebagian besar anggota-anggota DPR, yang sangat mengecewakan dan , karenanya, tidak patut mendapat penghargaan dari rakyat.
Jangan punya ilusi kepada mereka
Seperti yang sama-sama kita ingat, DPR kita nantinya akan dipenuhi oleh wakil-wakil partai politik : Partai Demokrat, Partai Golkar, PDI-P, PKS, PAN, PPP, PKB, Gerindra dan Hanura. Dengan komposisi yang semacam ini, dan dengan mengingat pengalaman selama ini, maka kita tidak bisa, atau tidak boleh, atau juga tidak patut sama sekali mempunyai ilusi bahwa negara dan pemerintahan kita akan diurus oleh mereka dengan baik.
Kebejatan moral dan kerusakan patriotisme, dan kebobrokan semangat kerakyatan, yang sudah dengan jelas dipertontonkan selama pemilu lesgislatif dan pemilu presiden 2009 menjadi peringatan bagi kita semua bahwa wakil-wakil partai yang duduk dalam badan legislatif (DPR, DPRD, DPD) dan juga dalam pemerintahan perlu sama-sama kita awasi dengan waspada sekali.
Terlalu besar berbagai kebohongan yang sudah dijajakan dan terlalu banyak janji-janji palsu atau kosong yang mereka sodorkan, demi memperoleh kursi di parlemen atau jabatan presiden dan wakil presiden, sehingga kita menjadi ragu terhadap kejujuran atau ketulusan mereka dalam mengurus negara dan kepentingan rakyat banyak.
Penjahat, maling, penipu dan pengkhianat
Patutlah kiranya sama-sama kita akui secara jujur bahwa sejak berbagai pemerintahan selama Orde Baru yang disusul oleh pemerintahan-pemerintahan sesudahnya kita saksikan adanya terlalu banyak penguasa (militer dan sipil) dan tokoh-tokoh masyarakat (termasuk tokoh agama) yang sebenarnya bisa kita masukkan dalam kategori sebagai penjahat, atau maling, atau penipu, atau pengkhianat kepentingan rakyat banyak.
Nyata sekali bahwa selama pemilu legislatif dan pemilu presiden 2009 faktor kekuatan dana memainkan peran yang amat besar sekali, bahkan ikut menentukan. Tidak peduli apakah dana yang dipakai dalam kampanye itu haram atau halal, atau juga tidak peduli asal-usul dari mana datangnya dana. Kalau diusut atau diteliti benar-benar, maka nyatalah bahwa sebagian besar dana yang dipakai berbagai fihak selama pemilu adalah hasil tindakan yang kotor atau najis dan haram..
Pentingnya membangun kekuatan extra-parlementer
Mengingat itu semunya, maka seluruh kekuatan demokratis di Indonesia, tidak peduli dari golongan atau aliran politik yang mana pun (termasuk 39 partai pôlitik yang kecil-kecil yang tidak bisa masuk parlemen atau partai-partai kecil lainnya, dan ornop atau LSM, serta segala macam gerakan atau perkumpulan dalam masyarakat, termasuk serikat-serikat buruh ) untuk membangun kekuatan extra-parlementer yang kuat dan meluas.
Gabungan luas dan besar segala macam kekuatan extra-parlementer ini diperlukan sekali oleh rakyat kita yang berjumlah 240 juta ini untuk menghadapi, mengawasi, bahkan menandingi DPR yang terdiri dari wakil-wakil 9 partai itu, dan juga menghadapi pemerintah yang akan mengurus negara selama 5 tahun yang mendatang.
Kekuatan extra-parlementer yang besar dan luas , yang terdiri dari macam-macam aliran politik dan golongan dalam masyarakat itu adalah alat atau senjata di tangan rakyat, dalam memperjuangkan kepentingannya. Sebab, selama sejak pemerintahan Orde Baru yang 32 tahun ditambah dengan 10 tahun berbagai pemerintahan .yang menyusulnya, sudah terbukti bahwa rakyat Indonesia tidak bisa lagi – dan tidak boleh terus-menerus - meyerahkan mentah-mentah segala urusan negara dan bangsa hanya di tangan DPR dan pemerintah saja.
Perlu kita ingat secara jelas atau kita sadari sedalam-dalamnya bahwa rakyat berhak, bahkan wajib, dan secara sah pula ( !) untuk mengontrol atau mengawasi pekerjaan DPR atau berbagai tindakan pemerintah. Ini adalah tugas mulia dan luhur dari rakyat. Jadi, jangan takut dituduh mau mengrecoki DPR atau mempersulit pekerjaan pemerintah Sebab, dalam demokrasi yang betul-betul ditrapkan secara baik, peran gerakan extra-parlementer sangat dihargai sebagai pelengkap persenjataan di tangan rakyat.
Contoh dari praktek di Prancis
Di negara-negara maju (antara lain : di Eropa, Australia, Amerika Serikat, Amerika Latin kekuatan extra-parlementer memainkan peran yang tidak kecil dalam kehidupan rakyat masing-masing negara. Contohnya umpamanya, apa yang terjadi di Prancis selama ini.
Prancis sejak lama sudah terkenal sebagai negara yang tradisi kehidupan demokratiknya menjadi contoh berbagai negeri.. Setiap minggu Parlemen dan Senat Prancis mengadakan sidang satu kali untuk memberi kesempatan kepada anggota-anggotanya mengajukan pertanyaan, atau melancarkan kritik, atau menyampaikan pendapat yang ditujukan kepada Perdana Menteri atau para menteri mengenai berbagai kebijakan atau tindakan pemerintah. Sidang khusus oleh dua badan tertinggi Prancis (yaitu Parlemen dan Senat) ini dinamakan « Question au gouvernement » (Pertanyaan kepada pemerintah).
Walaupun tiap minggu pemerintah Prancis »diperiksa » atau diawasi oleh dua badan legislatif tertinggi, namun sejak lama pula kehidupan extra-parlementer tetap diperlukan oleh masyarakat. Gerakan extra-parlementer ini terdiri dari partai-partai politik yang kecil-kecil, organisasi-organisasi sosial-politik yang macam-macam, banyak sekali serikat buruh yang amat kuat, dan berbagai lembaga masyarakat.
Oleh karena kuatnya kehidupan extra-parlementer inilah maka boleh dikatakan bahwa di Prancis setiap harinya ada saja demonstrasi (besar dan kecil) oleh serikat buruh atau berbagai macam organisasi. Ini menunjukkan bahwa walaupun sudah ada dua badan legislatif tertinggi yang mengawasi berbagai kebijakan pemerintah Prancis setiap minggu melalui sidang khusus, namun toh masyarakat masih membutuhkan adanya berbagai macam wadah atau alat lainnya untuk menyalurkan perasaan atau pendapat mereka, dan sekaligus juga untuk mengontrol pemerintah serta parlemen .
Gerakan besar extra-parlemnter untuk mendorong revolusi
Seyogyanya, demikian jugalah kiranya di Indonesia !!! Mengingat banyaknya persoalan besar dan parah yang sedang dihadapi rakyat Indonesia, dan juga mengingat buruknya sikap politik para penguasa selama ini, ditambah dengan rendahnya sikap moral golongan elite kita pada umumnya, maka kebutuhan rakyat akan adanya kekuatan extra-parlementer yang kuat, yang luas, yang betul-betul memihak rakyat kecil atau rakyat miskin, adalah besar sekali dan mendesak atau urgen sekali.
Berbagai kegiatan atau usaha untuk membangun kekuatan extra-parlementer, dari mana pun datangnya atau oleh siapa pun pelakunya, adalah penting untuk mencegah supaya urusan negara dan bangsa hanya dikuasai atau dimonopoli oleh wakil-wakil 9 partai di DPR dan di pemerintahan.
Gerakan extra-parlementer yang besar dan perkasa, akan bisa memberikan sumbangan penting untuk dibangunnya secara bersama-sama kekuatan revolusioner, yang merupakan syarat mutlak untuk terjadinya perubahan besar dan fundamental (atau revolusi, menurut bahasa yang sering digunakan Bung Karno) bagi kepentingan rakyat banyak. Karena rakyat sudah tidak bisa lagi menaruh kepercayaan kepada wakil partai-partai politik yang duduk di DPR dan pemerintahan, maka gerakan extra-parlementer yang luas dan kuat merupakan tameng atau senjata dan sekaligus pengayom kepentingan rakyat banyak, dalam perjuangan bersama meneruskan revolusi yang belum selesai, sesuai dengan ajaran-ajaran revosioner Bung Karno.
Paris, 12 Juli 2009
Free Counter
mungkin untuk 5 tahun ini.
selamat membaca,
saurlin
----------
Setelah melalui masa yang penuh dengan hiruk-pikuk, umbaran janji-janji kosong, saling serang-menyerang dengan macam-macam kebohongan, baku hantam dengan segala cara, maka pertarungan antara tiga kubu capres-cawapres telah - pada pokoknya – selesai dengan diselenggarakanya pemilu presiden tanggal 8 Juli yang lalu.
Meskipun hasil terakhir pemilihan presiden masih belum diumumkan secara resmi, dan juga masih mengandung banyak hal yang bisa dipersoalkan, namun sudah dapat diketahui bahwa pasangan SBY-Budiono mendapat suara yang terbanyak dibandingkan dengan dua pasangan lainnya, yaitu Mega-Prabowo dan Jusuf Kalla-Wiranto.
Menurut hasil quick count KPU, pasangan SBY-Boediono unggul dengan perolehan mencapai 61 persen suara. Sementara Mega-Prabowo mendulang suara sebesar 28 persen, sedangkan pasangan JK-Wiranto mendapatkan 12 persen suara. (Tempo Interaktif 12 Juli). Tentu saja, angka-angka hasil quick count ini masih bisa berobah di kemudian hari , walaupun tidak besar. Dan walaupun hasil pemilu presiden yang lalu itu masih terus menjadi soal yang dipertentangkan oleh berbagai fihak atau kalangan.
Jadi, kiranya sudah dapat disimpulkan bahwa negara dan pemerintahan kita selama lima tahun mendatang akan dipimpin oleh presiden SBY dan wakilnya Budiono, sebagai hasil kemenangan pasangannya dalam pemilihan presiden. Apakah kemenangan SBY-Budiono merupakan bukti bahwa sebagian terbesar rakyat kita betul-betul menganggap pasangan itu terbaik dibandingkan dengan yang lain, ataukah karena sebab-sebab yang lain, hal ini bisa menjadi bahan analisa yang bermacam-macam oleh berbagai kalangan atau golongan.
Dengan terpilihnya pasangan SBY-Budiono maka slogan « Lanjutkan », yang dipakai selama kampanye pemilu 2009, akan diusahakan untuk dilaksanakan selama 5 tahun mendatang. Ini berarti bahwa banyak hal-hal negatif, atau masalah-masalah besar dan parah yang terjadi selama pimpinannya dari 2004-2009 akan berlangsung terus, disamping hal-hal positif yang tercapai selama itu.
Masalah-masalah besar yang harus dihadapi
Berikut di bawah ini adalah sebagian dari hal-hal negatif atau masalah-masalah besar dan parah selama pimpinan SBY antara 2004-2009, yang masih akan terus dihadapi pemerintahan di bawahnya yang akan datang. Deretan sejumlah sebagian masalah-masalah besar dan parah ini mengingatkan kita semua, baik yang mendukung pasangan SBY-Budiono maupun yang menentangnya, bahwa negara dan bangsa kita memang betul-betul membutuhkan adanya perubahan besar dan fundamental, dan tidak bisa diatasi dengan tindakan « tambal sulam », apalagi dengan sikap politik yang pro-neoliberal dan tidak menguntungkan rakyat miskin yang jumlahnya besar sekali.
Pemerintahan SBY-Budiono harus tetap menghadapi masalah besar yang sudah puluhan tahun tidak bisa diatasi oleh berbagai pemerintahan sebelumnya, yaitu pengangguran yang menurut BPS jumlahnya berkisar 10 juta orang. (Ini jumlah « penganggur terbuka » atau yang sama sekali tidak punya pekerjaan, sedangkan kalau dihitung dengan mereka yang setengah menganggur, maka bisa mencapai puluhan juta orang). Jumlah penganggur yang begitu banyak tidaklah mungkin diatasi dalam tempo 5 tahun yang mendatang.
Menurut BPS juga jumlah penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2009 sebesar 32,53 juta (14,15 persen). Masalah rakyat miskin yang begitu besar itu bukanlah hal yang mudah dipecahkan, apalagi tanpa politik yang fundamental pro rakyat miskin. Pemerintahan SBY yang lalu sudah mencoba menguranginya dengan mentrapkan BLT dan tindakan-tindakan tambal sulam lainnya. Di bawah pemerintahan yang dipimpin SBY-Budiono nantinya berapakah jumlah rakyat miskin yang tetap menderita ? Sulit diperkirakan.
Yang juga menyedihkan ialah adanya pengangguran lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang mencapai 2,6 juta orang dari pengangguran kurang lebih 40 juta orang. Dari jumlah itu terbagi atas pengangguran terbuka yang mencapai kurang lebih 1,2 juta orang dan setengah pengangguran yang mencapai 1,4 juta orang (Antara 19 Juni 09). Jelaslah kiranya bahwa soal ini juga tidak mudah diatasi oleh pemerintahan SBY-Budiono dalam lima tahun saja.
Karena adanya krisis keuangan dan ekonomi dunia akhir-akhir ini, maka banyak perusahaan kecil dan menengah Indonesia mengalami kesulitan atau bangkrut, yang menyebabkan dipecatnya banyak buruh dan pegawai. Berbagai macam kesulitan besar dan kecil juga terjadi di bidang pertanian, kehutanan, industri perkayuan, industri tekstil dan kerajinan tangan, pendidikan, dan kesehatan.
9 partai politik akan “menguasai” DPR dan pemerintahan
Itu semua barulah sebagian kecil dari masalah-masalah besar dan parah yang sudah lama dan sedang dihadapi bangsa dewasa ini, dan juga dalam 5 tahun yang mendatang. Dan berdasarkan pengamatan terhadap pengalaman 5 tahun pemerintahan SBY-JK (antara 2004-2009) maka wajarlah kalau kita memiliki kesangsian bahwa pemerintahan SBY-Budiono akan bisa memecahkan masalah-masalah besar dan parah yang banyak itu dalam 5 tahun.
Mengingat itu semuanya, kita semua perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi yang tidak pasti, atau yang penuh dengan kesulitan yang bermacam-macam itu. Kita semua perlu mengamati atau mengawasi terus-menerus segala politik atau tindakan pemerintahan SBY-Budiono. Bersandarkan kepada pengalaman selama pemerintahan yang sudah-sudah, kita tidak boleh lagi membiarkan adanya sekelompok penguasa atau « golongan elite » terus-menerus melakukan hal-hal yang merugikan rakyat banyak atau kepentingan negara.
Dengan hasil pemilu legislatif yang lalu, DPR kita akan « dikuasai » oleh 9 partai politik, besar dan kecil, yang sebagian terbesar sudah kita kenal praktek-prakteknya pada masa-masa yang lalu dalam « mewakili » rakyat. Selama periode « masa bakti » yang lalu, kita sudah menyaksikan kualitas professional dan kualitas moral sebagian besar anggota-anggota DPR, yang sangat mengecewakan dan , karenanya, tidak patut mendapat penghargaan dari rakyat.
Jangan punya ilusi kepada mereka
Seperti yang sama-sama kita ingat, DPR kita nantinya akan dipenuhi oleh wakil-wakil partai politik : Partai Demokrat, Partai Golkar, PDI-P, PKS, PAN, PPP, PKB, Gerindra dan Hanura. Dengan komposisi yang semacam ini, dan dengan mengingat pengalaman selama ini, maka kita tidak bisa, atau tidak boleh, atau juga tidak patut sama sekali mempunyai ilusi bahwa negara dan pemerintahan kita akan diurus oleh mereka dengan baik.
Kebejatan moral dan kerusakan patriotisme, dan kebobrokan semangat kerakyatan, yang sudah dengan jelas dipertontonkan selama pemilu lesgislatif dan pemilu presiden 2009 menjadi peringatan bagi kita semua bahwa wakil-wakil partai yang duduk dalam badan legislatif (DPR, DPRD, DPD) dan juga dalam pemerintahan perlu sama-sama kita awasi dengan waspada sekali.
Terlalu besar berbagai kebohongan yang sudah dijajakan dan terlalu banyak janji-janji palsu atau kosong yang mereka sodorkan, demi memperoleh kursi di parlemen atau jabatan presiden dan wakil presiden, sehingga kita menjadi ragu terhadap kejujuran atau ketulusan mereka dalam mengurus negara dan kepentingan rakyat banyak.
Penjahat, maling, penipu dan pengkhianat
Patutlah kiranya sama-sama kita akui secara jujur bahwa sejak berbagai pemerintahan selama Orde Baru yang disusul oleh pemerintahan-pemerintahan sesudahnya kita saksikan adanya terlalu banyak penguasa (militer dan sipil) dan tokoh-tokoh masyarakat (termasuk tokoh agama) yang sebenarnya bisa kita masukkan dalam kategori sebagai penjahat, atau maling, atau penipu, atau pengkhianat kepentingan rakyat banyak.
Nyata sekali bahwa selama pemilu legislatif dan pemilu presiden 2009 faktor kekuatan dana memainkan peran yang amat besar sekali, bahkan ikut menentukan. Tidak peduli apakah dana yang dipakai dalam kampanye itu haram atau halal, atau juga tidak peduli asal-usul dari mana datangnya dana. Kalau diusut atau diteliti benar-benar, maka nyatalah bahwa sebagian besar dana yang dipakai berbagai fihak selama pemilu adalah hasil tindakan yang kotor atau najis dan haram..
Pentingnya membangun kekuatan extra-parlementer
Mengingat itu semunya, maka seluruh kekuatan demokratis di Indonesia, tidak peduli dari golongan atau aliran politik yang mana pun (termasuk 39 partai pôlitik yang kecil-kecil yang tidak bisa masuk parlemen atau partai-partai kecil lainnya, dan ornop atau LSM, serta segala macam gerakan atau perkumpulan dalam masyarakat, termasuk serikat-serikat buruh ) untuk membangun kekuatan extra-parlementer yang kuat dan meluas.
Gabungan luas dan besar segala macam kekuatan extra-parlementer ini diperlukan sekali oleh rakyat kita yang berjumlah 240 juta ini untuk menghadapi, mengawasi, bahkan menandingi DPR yang terdiri dari wakil-wakil 9 partai itu, dan juga menghadapi pemerintah yang akan mengurus negara selama 5 tahun yang mendatang.
Kekuatan extra-parlementer yang besar dan luas , yang terdiri dari macam-macam aliran politik dan golongan dalam masyarakat itu adalah alat atau senjata di tangan rakyat, dalam memperjuangkan kepentingannya. Sebab, selama sejak pemerintahan Orde Baru yang 32 tahun ditambah dengan 10 tahun berbagai pemerintahan .yang menyusulnya, sudah terbukti bahwa rakyat Indonesia tidak bisa lagi – dan tidak boleh terus-menerus - meyerahkan mentah-mentah segala urusan negara dan bangsa hanya di tangan DPR dan pemerintah saja.
Perlu kita ingat secara jelas atau kita sadari sedalam-dalamnya bahwa rakyat berhak, bahkan wajib, dan secara sah pula ( !) untuk mengontrol atau mengawasi pekerjaan DPR atau berbagai tindakan pemerintah. Ini adalah tugas mulia dan luhur dari rakyat. Jadi, jangan takut dituduh mau mengrecoki DPR atau mempersulit pekerjaan pemerintah Sebab, dalam demokrasi yang betul-betul ditrapkan secara baik, peran gerakan extra-parlementer sangat dihargai sebagai pelengkap persenjataan di tangan rakyat.
Contoh dari praktek di Prancis
Di negara-negara maju (antara lain : di Eropa, Australia, Amerika Serikat, Amerika Latin kekuatan extra-parlementer memainkan peran yang tidak kecil dalam kehidupan rakyat masing-masing negara. Contohnya umpamanya, apa yang terjadi di Prancis selama ini.
Prancis sejak lama sudah terkenal sebagai negara yang tradisi kehidupan demokratiknya menjadi contoh berbagai negeri.. Setiap minggu Parlemen dan Senat Prancis mengadakan sidang satu kali untuk memberi kesempatan kepada anggota-anggotanya mengajukan pertanyaan, atau melancarkan kritik, atau menyampaikan pendapat yang ditujukan kepada Perdana Menteri atau para menteri mengenai berbagai kebijakan atau tindakan pemerintah. Sidang khusus oleh dua badan tertinggi Prancis (yaitu Parlemen dan Senat) ini dinamakan « Question au gouvernement » (Pertanyaan kepada pemerintah).
Walaupun tiap minggu pemerintah Prancis »diperiksa » atau diawasi oleh dua badan legislatif tertinggi, namun sejak lama pula kehidupan extra-parlementer tetap diperlukan oleh masyarakat. Gerakan extra-parlementer ini terdiri dari partai-partai politik yang kecil-kecil, organisasi-organisasi sosial-politik yang macam-macam, banyak sekali serikat buruh yang amat kuat, dan berbagai lembaga masyarakat.
Oleh karena kuatnya kehidupan extra-parlementer inilah maka boleh dikatakan bahwa di Prancis setiap harinya ada saja demonstrasi (besar dan kecil) oleh serikat buruh atau berbagai macam organisasi. Ini menunjukkan bahwa walaupun sudah ada dua badan legislatif tertinggi yang mengawasi berbagai kebijakan pemerintah Prancis setiap minggu melalui sidang khusus, namun toh masyarakat masih membutuhkan adanya berbagai macam wadah atau alat lainnya untuk menyalurkan perasaan atau pendapat mereka, dan sekaligus juga untuk mengontrol pemerintah serta parlemen .
Gerakan besar extra-parlemnter untuk mendorong revolusi
Seyogyanya, demikian jugalah kiranya di Indonesia !!! Mengingat banyaknya persoalan besar dan parah yang sedang dihadapi rakyat Indonesia, dan juga mengingat buruknya sikap politik para penguasa selama ini, ditambah dengan rendahnya sikap moral golongan elite kita pada umumnya, maka kebutuhan rakyat akan adanya kekuatan extra-parlementer yang kuat, yang luas, yang betul-betul memihak rakyat kecil atau rakyat miskin, adalah besar sekali dan mendesak atau urgen sekali.
Berbagai kegiatan atau usaha untuk membangun kekuatan extra-parlementer, dari mana pun datangnya atau oleh siapa pun pelakunya, adalah penting untuk mencegah supaya urusan negara dan bangsa hanya dikuasai atau dimonopoli oleh wakil-wakil 9 partai di DPR dan di pemerintahan.
Gerakan extra-parlementer yang besar dan perkasa, akan bisa memberikan sumbangan penting untuk dibangunnya secara bersama-sama kekuatan revolusioner, yang merupakan syarat mutlak untuk terjadinya perubahan besar dan fundamental (atau revolusi, menurut bahasa yang sering digunakan Bung Karno) bagi kepentingan rakyat banyak. Karena rakyat sudah tidak bisa lagi menaruh kepercayaan kepada wakil partai-partai politik yang duduk di DPR dan pemerintahan, maka gerakan extra-parlementer yang luas dan kuat merupakan tameng atau senjata dan sekaligus pengayom kepentingan rakyat banyak, dalam perjuangan bersama meneruskan revolusi yang belum selesai, sesuai dengan ajaran-ajaran revosioner Bung Karno.
Paris, 12 Juli 2009
Free Counter
Thursday, May 28, 2009
korban Orba penjara 21 tahun, Bertahan dengan Kerajinan Tangan
Dipenjara selama 21 tahun, tidak membuat pak Rani, panggilan akrab Amiruddin Rani, 70 tahun, putus asa. Malahan, penjara dijadikan tempat belajar dan bertahan. Pak Rani adalah salah satu korban stigma PKI oleh pemerintah orde baru.
Saat ini, sehari-hari pak Rani yang tinggal di kampung tengah, dusun perdamaian, desa Tangkahan Durian, kec Berandan Barat, kab langkat ini bekerja sebagai pengukir kerajinan tangan. Kerajinan tangan, yang dipelajari semenjak dipenjarakan, menjadi alat bertahan hidup. “Prinsip saya, tidak mau jadi beban bagi orang lain, sebisa mungkin, saya harus mandiri. Saya tidak mau tergantung, termasuk kepada anak saya satu satunya yang tinggal jauh di Rantau Prapat,”Katanya.
Sehari, pak Rani bisa menyelesaikan sebuah ukiran Rehal, tatakan untuk membaca al-quran yang dipesan oleh langganannya. Satu buah dihargai Rp. 30.000. sebuah papan ukir sepanjang kurang lebih 1,5 meter, seharga 30 000, bisa menghasilkan tiga buah Rehal yang diukir cantik. “Dari satu papan ukir ini, saya mendapatkan untung Rp. 60.000 sehari,”Ujarnya.
Ukiran rehal bukan satu satunya yang dikerjakan oleh Pak Rani. Berbagai jenis ukiran lain juga dikerjakan semacam tempat balai, ukiran perlengkapan untuk pesta pernikahan, dan hiasan dinding. Semuanya adalah hasil kerja kerasnya belajar mandiri di penjara. “Selain itu, saya juga punya tiga ekor induk ayam yang telurnya saya jual,”Tambahnya.
Proses pengerjaan kerajinan ini dilakukan secara manual. Gergaji, ketam, kertas pasir, dan beberapa alat ukir yang menurut beliau, membuat pekerjaan berjalan sangat lambat. “Jika ada modal kecil yang bantu, saya bisa buatkan ukiran rehal lebih cepat. Setidaknya saya butuh gergaji listrik, ketam listrik, bais, dan gergaji bunga, yang harga masing masing sekitar 300 ribu rupiah. Ukiran rehal bisa selesai tiga dalam sehari,”Ungkapnya.
Rumah pak Rani terlihat sangat sederhana, terbuat dari tepas bambu beratap daun rumbia, ukuran 2,5 meter kali 5 meter. Dari luar, dinding dilapisi plastik biru tipis, untuk menghindari tempisan air hujan. Didalamnya terdapat dua bilik, satu bilik untuk tempat tidur dan tempat peralatan-peralatan, satu bilik lagi sebagai dapur dan tempat kerja sehari-hari untuk mengukir.
Ditengah kesederhanaan ini, pak Rani berikrar akan tetap memperjuangkan keadilan atas perampasan hak hidup oleh rejim Orde Baru. Saat ini pak Rani tergabung dalam KKP HAM 65 ( Komite Korban Pelanggaran HAM 65). “Saya dipenjarakan, dikenakan kerja paksa tanpa gaji, hasil kerajinan tangan saya dipenjara juga dirampas semua. Saya merasakan bagaimana sakitnya disiksa di 11 penjara yang berbeda,”Kata mantan ajudan Komandan Batalyon 202 Tebing Tinggi, dengan pangkat terakhir Kopral ini dengan lirih. ( Saurlin Siagian/28 Mei 2009)
Free Counter
Labels:
amiruddin rani,
kerajinan tangan,
korban 65,
saurlin
Wednesday, May 06, 2009
palsu
bisakah dibayangkan jika hubungan cinta selama puluhan tahun-an ternyata palsu? lumayan sulit memang. tetapi itulah, pada hemat saya, yang terjadi bagi mereka yang merasa dirinya dekat dengan rakyat, organiser rakyat,aktivis atau apalah, yang sering berkosa kata rakyat. hubungan dengan basis, selama ini, terbukti palsu.
fakta bahwa kalangan aktivis tidak merupakan pilihan rakyat pada pemilu legislatif yang lalu, menunjukkan hubungan palsu yang telah terjadi puluhan tahun. kalangan aktivis, ternyata hanya seolah olah dekat dengan rakyat, juga sebaliknya, kelompk kelompok rakyat juga seolah olah dekat dengan aktivis. dua hubungan yang seolah-olah , bahasa prancisnya: masipaoto-otoan ibagasan dame.
kalangan yang menamakan dirinya berasal dari aktivis yang terjun politik ternyata tidak berterima dibasis. para figur yang terjun politik praktis ini ternyata, sekali lagi, melakukan penilaian yang keliru terhadap rakyat, melakukan kalkulasi keliru, dan akhirnya mendapatkan hasil politik yang keliru pula.
rakyat, faktanya, mayoritas tidak percaya kepada pemilu dengan memilih golput, selebihnya adalah massa yang membutuhkan uang, massa yang bisa diperjualbelikan seperti kacang goreng.
mungkin pembelajarannya, adalah perlu mengetahui lebih baik hubungan dan keterkaitan antara keduanya. perlu bacaan yang lebih maju terhadap apa sebenarnya kepentingan dan keinginan masing masing. pikiran yang paling maju tentang apa yang diinginkan oleh kelompok masyarakat mayoritas, dan pemikiran terdepan yang menjadi hasrat mayoritas.
king
Free Counter
fakta bahwa kalangan aktivis tidak merupakan pilihan rakyat pada pemilu legislatif yang lalu, menunjukkan hubungan palsu yang telah terjadi puluhan tahun. kalangan aktivis, ternyata hanya seolah olah dekat dengan rakyat, juga sebaliknya, kelompk kelompok rakyat juga seolah olah dekat dengan aktivis. dua hubungan yang seolah-olah , bahasa prancisnya: masipaoto-otoan ibagasan dame.
kalangan yang menamakan dirinya berasal dari aktivis yang terjun politik ternyata tidak berterima dibasis. para figur yang terjun politik praktis ini ternyata, sekali lagi, melakukan penilaian yang keliru terhadap rakyat, melakukan kalkulasi keliru, dan akhirnya mendapatkan hasil politik yang keliru pula.
rakyat, faktanya, mayoritas tidak percaya kepada pemilu dengan memilih golput, selebihnya adalah massa yang membutuhkan uang, massa yang bisa diperjualbelikan seperti kacang goreng.
mungkin pembelajarannya, adalah perlu mengetahui lebih baik hubungan dan keterkaitan antara keduanya. perlu bacaan yang lebih maju terhadap apa sebenarnya kepentingan dan keinginan masing masing. pikiran yang paling maju tentang apa yang diinginkan oleh kelompok masyarakat mayoritas, dan pemikiran terdepan yang menjadi hasrat mayoritas.
king
Free Counter
Thursday, April 23, 2009
32 derajat!!!
Huh panasnya luar biasa bah, kata orang Medan. Beberapa hari terakhir ini memang suhu udara Medan terasa sangat panas. Kata seorang teman, tensi orang sekarang cepat cepat naik, apalagi orang yang kerja diluar ruangan. Bisa dimengerti banyak caleg yang suka marah marah sekarang. Habis..setelah capek keliling ke berbagai tempat disudut kota hingga daerah, engga terpilih pula. Hati-hatilah sekarang tilpun orang nanya kabar, kalau ngga balik di maki-maki…tanpa sebab yang jelas.
32 derajat terasa lebih panas dari sebelumnya, mungkin karena tidak ada green area di kota ini. Kota ini seperti padang gurun saja, padang gurun bangunan bangunan mati, juga semakin panas oleh mesin mesin industri, mesin mobil hingga sepeda motor yang hidup sepanjang hari.
Bicara sepeda motor atau bahasa medan ‘kreta’, ada beberapa jenis sepeda motor yang sangat menjengkelkan saya di jalanan, apalagi ketika tepat berada dibelakangnya, utamanya sepeda motor dua tag seperti Yamaha RX King, Kawasaki Ninja, dan beberapa jenis motor dua tag lainnya. Tidak lupa, becak motor dengan mesin keluaran brayan bengkel, yang asapnya bisa menutupi satu kampung sekali berjalan. Benar benar menyebalkan. Menemani sepedaku, kuputuskan beli masker dari apotik hari ini, satu kardus. Setidaknya mengurangi kuantitas asap yang terhirup setiap harinya.
King, 21 april 09
Free Counter
32 derajat terasa lebih panas dari sebelumnya, mungkin karena tidak ada green area di kota ini. Kota ini seperti padang gurun saja, padang gurun bangunan bangunan mati, juga semakin panas oleh mesin mesin industri, mesin mobil hingga sepeda motor yang hidup sepanjang hari.
Bicara sepeda motor atau bahasa medan ‘kreta’, ada beberapa jenis sepeda motor yang sangat menjengkelkan saya di jalanan, apalagi ketika tepat berada dibelakangnya, utamanya sepeda motor dua tag seperti Yamaha RX King, Kawasaki Ninja, dan beberapa jenis motor dua tag lainnya. Tidak lupa, becak motor dengan mesin keluaran brayan bengkel, yang asapnya bisa menutupi satu kampung sekali berjalan. Benar benar menyebalkan. Menemani sepedaku, kuputuskan beli masker dari apotik hari ini, satu kardus. Setidaknya mengurangi kuantitas asap yang terhirup setiap harinya.
King, 21 april 09
Free Counter
Menonit di tapsel dan migrasinya ke GKPA (note 5)
Kurang lebih sekitar 100 orang penganut Kristen protestan menonit di tapanuli selatan masih terlacak melalui para keturunannya. Secara formal, saat ini mereka sudah bergabung ke GKPA (gereja lokal beraliran Lutheran). Seperti apa kondisi mereka saat ini? Apa dampaknya setelah mereka menyatukan diri ke GKPA. Seperti apa nasib asset asset menonit yang diserahkan kepada jemaatnya. Seperti apa hubungan menonit yang ada di tapsel dengan aliran menonit dibelahan bumi yang lain.
Sebenarnya menonit memiliki sedikit perbedaan dengan GKPA, gereja yang memisahkan diri dari HKBP. Aliran GKPA adalah Protestan Lutheran, sementara menonit adalah salah satu varian protestan yang lebih radikal. Inti dari perbedaannya adalah soal baptisan, dimana menonit hanya mengakui baptisan dewasa. Kelompok menonit memutuskan untuk bergabung dengan GKPA karena jemaat yang kecil, sekitar 100-an orang.
Kehadiran menonit di tapanuli selatan berawal dari kedatangan missionaris menonit dari Belanda tahun….(abad 18). Missionaris menonit sebenarnya lebih awal kedatangannya dibandingkan dengan RMG di Tapanuli yang juga masuk melalui Sipirok, tapanuli selatan. Pertama kali, menonit memperoleh pengikut di Pakantan, Tapanuli Selatan ( sekarang telah menjadi kabupaten Mandailing Natal). Kehadiran menonit mendapat sambutan dan berhasil untuk pertama kalinya membaptis masyarakat lokal menjadi Kristen dan mendirikan gereja di Pakantan. Saat ini pekuburan para missionaris menonit masih bisa disaksikan di pinggiran kecamatan Pakantan.
Meskipun jemaat menonit telah bergabung ke GKPA, akan tetapi mereka tetap memiliki forum bersama sesame jemaat menonit. Saat ini forum ini dipimpin oleh bapak Nasution (?). Segala asset asset menonit telah dihibahkan pula kepada GKPA. Kami bergabung dengan GKPA karena jemaatnya tidak berkembang, kata bapak Nasution. Waktu bergabungnya, menurut nasution, persis ketiga GKPA terbentuk atau memisahkan diri dari HKBP.
Kontak antara forum ini dengan menonit yang berpusat di Amsterdam masih terjalin dengan baik. Terbukti dengan kunjungan rutin beberapa tokoh menonit dari Amsterdam ke Pakantan. ( perlu penjelasan, siapa yang berkunjung dan kapan saja mereka berkunjung). Komunitas ini bisaanya dikenal bukan sebagai menonit sekarang ini, tetapi “punguan Kristen pakantan” yang tersebar juga dibeberapa kota seperti Medan dan Jakarta.
Gereja menonit biasanya memakai symbol ayam di puncak bangunannya, sebagai symbol bahwa sebelum ayam berkokok, Yesus disangkal oleh manusia hingga tiga kali.
By saurlin. ( catatan ini masih perlu dilengkapi...)
Free Counter
Sebenarnya menonit memiliki sedikit perbedaan dengan GKPA, gereja yang memisahkan diri dari HKBP. Aliran GKPA adalah Protestan Lutheran, sementara menonit adalah salah satu varian protestan yang lebih radikal. Inti dari perbedaannya adalah soal baptisan, dimana menonit hanya mengakui baptisan dewasa. Kelompok menonit memutuskan untuk bergabung dengan GKPA karena jemaat yang kecil, sekitar 100-an orang.
Kehadiran menonit di tapanuli selatan berawal dari kedatangan missionaris menonit dari Belanda tahun….(abad 18). Missionaris menonit sebenarnya lebih awal kedatangannya dibandingkan dengan RMG di Tapanuli yang juga masuk melalui Sipirok, tapanuli selatan. Pertama kali, menonit memperoleh pengikut di Pakantan, Tapanuli Selatan ( sekarang telah menjadi kabupaten Mandailing Natal). Kehadiran menonit mendapat sambutan dan berhasil untuk pertama kalinya membaptis masyarakat lokal menjadi Kristen dan mendirikan gereja di Pakantan. Saat ini pekuburan para missionaris menonit masih bisa disaksikan di pinggiran kecamatan Pakantan.
Meskipun jemaat menonit telah bergabung ke GKPA, akan tetapi mereka tetap memiliki forum bersama sesame jemaat menonit. Saat ini forum ini dipimpin oleh bapak Nasution (?). Segala asset asset menonit telah dihibahkan pula kepada GKPA. Kami bergabung dengan GKPA karena jemaatnya tidak berkembang, kata bapak Nasution. Waktu bergabungnya, menurut nasution, persis ketiga GKPA terbentuk atau memisahkan diri dari HKBP.
Kontak antara forum ini dengan menonit yang berpusat di Amsterdam masih terjalin dengan baik. Terbukti dengan kunjungan rutin beberapa tokoh menonit dari Amsterdam ke Pakantan. ( perlu penjelasan, siapa yang berkunjung dan kapan saja mereka berkunjung). Komunitas ini bisaanya dikenal bukan sebagai menonit sekarang ini, tetapi “punguan Kristen pakantan” yang tersebar juga dibeberapa kota seperti Medan dan Jakarta.
Gereja menonit biasanya memakai symbol ayam di puncak bangunannya, sebagai symbol bahwa sebelum ayam berkokok, Yesus disangkal oleh manusia hingga tiga kali.
By saurlin. ( catatan ini masih perlu dilengkapi...)
Free Counter
Serangan fajar di Tapsel (note 4)
Di tapanuli selatan, pada umumnya serangan fajar dilakukan dengan memberikan uang tunai kepada para pemilih dengan range antara 150 000 rupiah hingga 200 000 rupiah. Uang ini diserahkan kepada para pemilih dengan memakai tim sukses per desa atau kelurahan.
Lebih ekstrim adalah memberikan uang kepada pemilih sekitar satu atau dua jam sebelum jam J. dari pemantauan jumlah uang yang diberikan sekitar 200 000 per pemilih. Seorang tim sukses membawa uang di dalam karung kedekat TPS dan membagikan kepada pemilih yang bersedia memilih calon yang ditentukan.
Modus yang lebih unik adalah sogokan berupa beras sekitar 5 kg, disertai dengan uang sebesar 50.000 didalamnya. Pekerjaan ini cukup rumit. Sebuah truk atau pick up dibutuhkan beserta dengan tenaga beberapa orang pada malam hari untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Tim tersebut tidak perlu membangunkan calon pasiennya pagi pagi buta, cukup meletakkan beras, uang 50 ribu, beserta dengan kartu nama sang caleg di dalamnya. Dengan demikian sang pemilik rumah akan mengetahui siapa yang memberikan ‘oleh-oleh’ tersebut.
Free Counter
Lebih ekstrim adalah memberikan uang kepada pemilih sekitar satu atau dua jam sebelum jam J. dari pemantauan jumlah uang yang diberikan sekitar 200 000 per pemilih. Seorang tim sukses membawa uang di dalam karung kedekat TPS dan membagikan kepada pemilih yang bersedia memilih calon yang ditentukan.
Modus yang lebih unik adalah sogokan berupa beras sekitar 5 kg, disertai dengan uang sebesar 50.000 didalamnya. Pekerjaan ini cukup rumit. Sebuah truk atau pick up dibutuhkan beserta dengan tenaga beberapa orang pada malam hari untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Tim tersebut tidak perlu membangunkan calon pasiennya pagi pagi buta, cukup meletakkan beras, uang 50 ribu, beserta dengan kartu nama sang caleg di dalamnya. Dengan demikian sang pemilik rumah akan mengetahui siapa yang memberikan ‘oleh-oleh’ tersebut.
Free Counter
Caleg meninggal setelah uangnya ditolak (note 3)
Seorang caleg di kota padang sidempuan, marga pane,caleg partai Golkar, asal dari desa sabungan jae kec. Hutaimbaru, meninggal dunia 1 hari setelah uang yang dibawanya ditolak oleh masyarakat. Uangnya dibawa pada hari minggu ke desa sabungan pada siang hari. Namun masyarakat desa menolak dengan alasan sudah ada caleg yang lain yang lebih dulu memberikan uang kepada mereka.
Mendengar itu, pane shock dan akhirnya dibawa kerumah sakit umum sidempuan. Menurut info tetangga, yang bersangkutan memang mengidap penyakit jantung. Nyawanya tidak tertolong dan meninggal hari senin, 6 april 2009.
Free Counter
Mendengar itu, pane shock dan akhirnya dibawa kerumah sakit umum sidempuan. Menurut info tetangga, yang bersangkutan memang mengidap penyakit jantung. Nyawanya tidak tertolong dan meninggal hari senin, 6 april 2009.
Free Counter
Kota Salak undercover: Night live in Sidempuan( west coast note 2)
Padang Sidempuan is used to be a transit small city, but now it is growing very fast and one of the most important cities across the west coast of North Sumatera. May be, as a transit city, it is still preserving the legacy of its function as used to be; a place of pleasure for the exhausted travelers…
Last night, after tired by some activities all the day, I and friends went to a night club in the city looking for a fresh air, the first time for me to see night live of sidempuan. A bit shocked that a small city likes sidempuan has so many 24 hours night clubs/discotique complemented by many short time hotels. We decided to go to one of them. People around were quite a bit attracted by the fancy car brought by my friend there. Looks like show off. Some sexy girls approached.
My friend asked some beers while looking for a nice place to sit, adding a question if they have the best girls they have there. Realizing that he (not sure he or she, I thought she was sissy) had some special guests that night, she said yes and being busy by sending texts. Ya, only in a few minutes two girls come and sitting near us. They were, like I guessed who was mentioned as the best at the discotique. The blurred light made my vision was not really clear to recognize them until they were really close to us.
But it was shocked me secondly. The two were kids! I guessed, even though they denied, one was, expected, about 13 years old, and the other one was about 14 years old. That was clear to me by seeing their faces. I told to my friend that it was a child trafficking. The sissies surrounded told that they were the best at the discotique!!. I was trying to open a conversation with them why they were there. Was it truly about economic matters or other things?
Difficult to understand but that was reality at the small city, and even well known as ‘religious city’, Sidempuan. I went back home at 2 am, with a lot of anxiety in my head. Hope God helps them escaping from that hll city.
King, Saturday, April 11, 2009
Free Counter
Last night, after tired by some activities all the day, I and friends went to a night club in the city looking for a fresh air, the first time for me to see night live of sidempuan. A bit shocked that a small city likes sidempuan has so many 24 hours night clubs/discotique complemented by many short time hotels. We decided to go to one of them. People around were quite a bit attracted by the fancy car brought by my friend there. Looks like show off. Some sexy girls approached.
My friend asked some beers while looking for a nice place to sit, adding a question if they have the best girls they have there. Realizing that he (not sure he or she, I thought she was sissy) had some special guests that night, she said yes and being busy by sending texts. Ya, only in a few minutes two girls come and sitting near us. They were, like I guessed who was mentioned as the best at the discotique. The blurred light made my vision was not really clear to recognize them until they were really close to us.
But it was shocked me secondly. The two were kids! I guessed, even though they denied, one was, expected, about 13 years old, and the other one was about 14 years old. That was clear to me by seeing their faces. I told to my friend that it was a child trafficking. The sissies surrounded told that they were the best at the discotique!!. I was trying to open a conversation with them why they were there. Was it truly about economic matters or other things?
Difficult to understand but that was reality at the small city, and even well known as ‘religious city’, Sidempuan. I went back home at 2 am, with a lot of anxiety in my head. Hope God helps them escaping from that hll city.
King, Saturday, April 11, 2009
Free Counter
Lubuk Larangan ( west coast note1)
Lubuk larangan menjadi sangat popular sejak tahun 80-an dengan model pengelolaan yang lebih baik. Pada awalnya luburk larangan bermakna mistis, dimana tempat itu dihuni oleh mahluk halus yang tidak boleh diganggu.
Saat ini lubuk larangan telah dilegalisasi oleh pemerintah daerah serta dimanfaatkan untuk memelihara ikan disungai secara berkelanjutan. Bahkan untuk menjamin keberlanjutan lubuk larangan ini, bupati tapanuli selatan A. Rasyid Nasution, SH, mengeluarkan perda tentang Pengelolaan lubuk larangan, Perda No. 19 tahun 1988.
Ini adalah model konservasi sumber daya alam dengan melestarikan kearifan lokal.
----
Terdapat 14 lubuk larangan di sepanjang sungai Silau, dan terdapat 3 lubuk larangan di sepanjang sungai Mosa. Lubuk larangan dimiliki tidak hanya oleh desa, tetapi juga sub desa atau lorong. Sepanjang desa atau lorong yang bersangkutan punya sungai yang punya potensi untuk diberdayakan menjadi lubuk larangan. Panjang lubuk larangan kita ini adalah 1, 5 km. kepala desa kita namanya iskandar muda.
Masa pembukaan lubuk larangan biasanya dilakukan pada saat hari libur seperti hari minggu. Kita membuat pengumumannya di radio ke kota sidempuan, dan juga melalui selebaran. Sehingga orang tahu dan datang. Kita mematok harga 60 000 rupiah per orang atau per jala. Semacam karcis yang dijual pada hari h. biasanya buka jam 9 pagi hingga jam 4 sore.
Kita disini kemaren panen bulan februari dan memperoleh pemasukan sebesar 20 juta, dan bersihnya kita dapat 15 juta rupiah. 10 persen diberikan kepada naposo nauli bulung, yang bertugas sehari hari melakukan penjagaan terhadap lubuk larangan. Lubuk larangan ini di jaga oleh sekitar 15 orang naposo nauli bulung laki-laki, dan 5 orang naposo nauli bulung perempuan.
Hasil keuntungan yang didapatkan dipergunakan untuk memperbaiki fasilitas umum seperti mesjid, perbaikan jalan, dan sebagainya. Serta meninggalkan 10 % untuk naposo nauli bulung, yakni pemuda yang bertugas menjaga lubuk larangan.
Free Counter
Saat ini lubuk larangan telah dilegalisasi oleh pemerintah daerah serta dimanfaatkan untuk memelihara ikan disungai secara berkelanjutan. Bahkan untuk menjamin keberlanjutan lubuk larangan ini, bupati tapanuli selatan A. Rasyid Nasution, SH, mengeluarkan perda tentang Pengelolaan lubuk larangan, Perda No. 19 tahun 1988.
Ini adalah model konservasi sumber daya alam dengan melestarikan kearifan lokal.
----
Terdapat 14 lubuk larangan di sepanjang sungai Silau, dan terdapat 3 lubuk larangan di sepanjang sungai Mosa. Lubuk larangan dimiliki tidak hanya oleh desa, tetapi juga sub desa atau lorong. Sepanjang desa atau lorong yang bersangkutan punya sungai yang punya potensi untuk diberdayakan menjadi lubuk larangan. Panjang lubuk larangan kita ini adalah 1, 5 km. kepala desa kita namanya iskandar muda.
Masa pembukaan lubuk larangan biasanya dilakukan pada saat hari libur seperti hari minggu. Kita membuat pengumumannya di radio ke kota sidempuan, dan juga melalui selebaran. Sehingga orang tahu dan datang. Kita mematok harga 60 000 rupiah per orang atau per jala. Semacam karcis yang dijual pada hari h. biasanya buka jam 9 pagi hingga jam 4 sore.
Kita disini kemaren panen bulan februari dan memperoleh pemasukan sebesar 20 juta, dan bersihnya kita dapat 15 juta rupiah. 10 persen diberikan kepada naposo nauli bulung, yang bertugas sehari hari melakukan penjagaan terhadap lubuk larangan. Lubuk larangan ini di jaga oleh sekitar 15 orang naposo nauli bulung laki-laki, dan 5 orang naposo nauli bulung perempuan.
Hasil keuntungan yang didapatkan dipergunakan untuk memperbaiki fasilitas umum seperti mesjid, perbaikan jalan, dan sebagainya. Serta meninggalkan 10 % untuk naposo nauli bulung, yakni pemuda yang bertugas menjaga lubuk larangan.
Free Counter
Friday, April 03, 2009
Iwishfridaytoday
I am waiting for Friday every day. but it seems quiet far away, even badly seems like Monday every day. I love Friday coz it entails so many fun stuffs. Everything. Neither Friday is the last day of work every week, nor every Friday 5 pm is the schedule for futsal, or even the nearest day to wait premier league, or becoz every Friday going to tanjung anom, seeing the running river around, and the village setting there. I wrote this note in Wednesday, needs one more night to get Friday.
But ya, tonight, feels like Friday.Not becoz of them all. But really, I like Friday, for now. I mean it. This is new in my life. I want Friday, the only day I need. I dunno for tomorrow. I wish Friday with me today.
King, 2. 25 hours after Wednesday night. Thursday, March 26, 2009.
Free Counter
But ya, tonight, feels like Friday.Not becoz of them all. But really, I like Friday, for now. I mean it. This is new in my life. I want Friday, the only day I need. I dunno for tomorrow. I wish Friday with me today.
King, 2. 25 hours after Wednesday night. Thursday, March 26, 2009.
Free Counter
Wednesday, March 25, 2009
LSM Fokus terhadap Ekonomi Kerakyatan
Rabu, 25 Maret 2009 | 05:23 WIB
Medan, Kompas - Pembangunan ekonomi berbasis kerakyatan dinilai semakin penting pascapembangunan ekonomi masa Orde Baru yang arahnya tidak jelas. LSM diharapkan bisa lebih berperan dan menyatukan langkah dalam gerakan yang sudah banyak mereka mulai itu.
Ketua Dewan Pakar Inter NGO Forum on Indonesian Development (Infid) Dawam Rahardjo dalam seminar Pembangunan sebagai Gerakan Ekonomi Rakyat di Medan, Selasa (24/3), memaparkan, kemandirian ekonomi dari ketergantungan asing harus dicapai mengingat selama ini pembangunan yang terjadi memunculkan konsekuensi negatif.
Pertama, hilangnya tradisi yang mengandung kearifan lokal, kedua pembangunan yang mengarah kepada eksploitasi alam dan warisan utang antargenerasi.
Menurut Dawam, kesalahan itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara-negara Amerika Latin. Kesalahan utama mereka adalah tidak membangun ekonomi rakyat, tetapi mengikuti aspirasi golongan menengah atas dan kelompok birokrat untuk melakukan industrialisasi substitusi impor. Pada awal pembangunan negara maju, kebijakan ini memunculkan kesempatan kerja yang luas.
Akan tetapi, di Indonesia kesempatan kerja ada di usaha kecil dan informal, terutama sektor pertanian. Usaha ini diabaikan, yang muncul kemudian industrialisasi substitusi impor.
Industrialisasi perlu dilakukan, tetapi yang pertama dicapai adalah penciptaan kesempatan kerja dan pemenuhan kebutuhan pokok massal rakyat. Ini bisa dilakukan dengan langkah memaksimalkan potensi yang sudah ada.
Dawan mencontohkan langkah sederhana seperti pengelolaan aren atau kelapa yang banyak terdapat di Indonesia atau dengan memaksimalkan daur ulang sampah hingga rehabilitasi terumbu karang. (WSI)
Free Counter
Monday, March 23, 2009
Tentang apakah ini semua?
Tentang sebuah pencarian, Tentang sesuatu yang berbeda.Tentang perubahan. Tentang sesuatu yang baru. Tentang pembuktian, Sesuatu yang berarti sebelum mati, Sesuatu yang berarti?? Apakah yang berarti itu??
Dimanakah itu???? mereka bilang..diwajah seorang anak kecil, diwajah keluarga, diwajah kekuasaan, diwajah perempuan, diwajah ketundukan kepada budaya, ketundukan kepada agama, ketundukan kepada pemerintah, ketundukan kepada norma norma.
menurutmu, Dimanakah itu? Adakah didalam dirimu. Dimanakah dan apakah dirimu itu? Bukan hanya dealing within it, tetapi Melakukan sesuatu, Yang membuatmu bisa melintasi segala bumi, Melintasi segala alam pemikiran. Melintasi keterbatasan alam pemikiran sendiri. Melewati batas.Melintasi segala sejarah, Melintasi segala agama, kebudayaan, dan melewati peradaban…sebatas itukah namanya, hidup yang lebih bermakna?
Menciptakan kehidupan dari kematian kematian yang tengah terjadi disekelilingmu. Kalimat baru yang hmm… lumayan menarik: menciptakan kehidupan kehidupan baru dari kematian kematian yang ada disekelilingmu. Ya, saya kira banyak kematian kematian dari kehidupan disekelilingku sekarang.
Sejauh mungkin.Hingga akhirnya diujung sana, kamu rela mati, meninggalkan semua itu, suatu saat.Apa yang membuatmu suatu saat rela mati? Pencapaian apa dalam hidupmu yang bisa membuatmu..yah..saatnya untuk mati,Selamat tinggal semuanya…Atau berani mengatakan dipenghujungnya: Ya..sudah selesai..saatnya aku berakhir, dan saya iklas dipenghujung ini.
King, kemiri 2/14, minggu, march 22 2009. After watching some movies.
Free Counter
Dimanakah itu???? mereka bilang..diwajah seorang anak kecil, diwajah keluarga, diwajah kekuasaan, diwajah perempuan, diwajah ketundukan kepada budaya, ketundukan kepada agama, ketundukan kepada pemerintah, ketundukan kepada norma norma.
menurutmu, Dimanakah itu? Adakah didalam dirimu. Dimanakah dan apakah dirimu itu? Bukan hanya dealing within it, tetapi Melakukan sesuatu, Yang membuatmu bisa melintasi segala bumi, Melintasi segala alam pemikiran. Melintasi keterbatasan alam pemikiran sendiri. Melewati batas.Melintasi segala sejarah, Melintasi segala agama, kebudayaan, dan melewati peradaban…sebatas itukah namanya, hidup yang lebih bermakna?
Menciptakan kehidupan dari kematian kematian yang tengah terjadi disekelilingmu. Kalimat baru yang hmm… lumayan menarik: menciptakan kehidupan kehidupan baru dari kematian kematian yang ada disekelilingmu. Ya, saya kira banyak kematian kematian dari kehidupan disekelilingku sekarang.
Sejauh mungkin.Hingga akhirnya diujung sana, kamu rela mati, meninggalkan semua itu, suatu saat.Apa yang membuatmu suatu saat rela mati? Pencapaian apa dalam hidupmu yang bisa membuatmu..yah..saatnya untuk mati,Selamat tinggal semuanya…Atau berani mengatakan dipenghujungnya: Ya..sudah selesai..saatnya aku berakhir, dan saya iklas dipenghujung ini.
King, kemiri 2/14, minggu, march 22 2009. After watching some movies.
Free Counter
Thursday, March 19, 2009
Makan sampah tiap hari
Sebelum pagar rumah dibuka pagi hari, koran sudah duluan masuk keberanda rumah. Atau sebelum setiap orang masuk kantor, beberapa jenis koran sudah menunggu untuk dibaca. Dosenku, sekitar tujuh – delapan tahun yang lalu, selalu rajin mengingatkan, sebelum masuk kuliah, mahasiswa diwajibkan “sarapan” baca koran minimal satu koran nasional dan satu koran lokal. Artinya, sekian puluh halaman koran, ratusan jenis informasi, ribuan kata, atau sekian giga byte memenuhi hard disk otak kita setiap hari, informasi paling hot dari segala dimensi issu dimuka bumi ini.
Tahukah anda, bahwa dua jam pertama setelah bangun, adalah jam dimana otak kita bekerja sangat efektif menyerap, dan setelah itu, jika tidak istirahat, kemampuannya akan menurun pelan pelan..dan tidak jarang bisa ‘hang’ ( ngga bisa masuk apa apa lagi hehehe) setelah menjelang sore. Sementara, jam tersebut kita pergunakan untuk baca koran? So, sisa waktu dan sisa tenaga otak kita berikutnya kita pergunakan untuk bekerja, misalnya di kantor.
Di medan, banyak berita lucu-lucu pasca kematian ketua dprd, azis angkat. Ada beberapa koran lokal yang sangat jelas beritanya selalu bertolak belakang. Bayangkan, berita kok bisa bertolak belakang? Kalau koran saja sudah menyampaikan berita bertolak belakang satu sama lainnya, apa lagi namanya kalau bukan sampah?? Aku tidak melihat sekedar perbedaan angle untuk melihat permasalahan yang ada, tetapi memang benar benar di drive oleh keinginan dan kepentingan yang sangat berbeda secara terbuka kepada public. Media media ini sama sekali tidak punya rasa malu atau apalah namanya, etika, moral, dsb..karena secara terang terangan menyampaikan informasi yang bertolak belakang kepada masyarakat, satu dengan yang lainnya.
King, Thursday 19, 2009
Free Counter
Tahukah anda, bahwa dua jam pertama setelah bangun, adalah jam dimana otak kita bekerja sangat efektif menyerap, dan setelah itu, jika tidak istirahat, kemampuannya akan menurun pelan pelan..dan tidak jarang bisa ‘hang’ ( ngga bisa masuk apa apa lagi hehehe) setelah menjelang sore. Sementara, jam tersebut kita pergunakan untuk baca koran? So, sisa waktu dan sisa tenaga otak kita berikutnya kita pergunakan untuk bekerja, misalnya di kantor.
Di medan, banyak berita lucu-lucu pasca kematian ketua dprd, azis angkat. Ada beberapa koran lokal yang sangat jelas beritanya selalu bertolak belakang. Bayangkan, berita kok bisa bertolak belakang? Kalau koran saja sudah menyampaikan berita bertolak belakang satu sama lainnya, apa lagi namanya kalau bukan sampah?? Aku tidak melihat sekedar perbedaan angle untuk melihat permasalahan yang ada, tetapi memang benar benar di drive oleh keinginan dan kepentingan yang sangat berbeda secara terbuka kepada public. Media media ini sama sekali tidak punya rasa malu atau apalah namanya, etika, moral, dsb..karena secara terang terangan menyampaikan informasi yang bertolak belakang kepada masyarakat, satu dengan yang lainnya.
King, Thursday 19, 2009
Free Counter
Wednesday, March 18, 2009
nyamuk dot com
Tidak salah lagi, mahluk yang paling ku benci didunia ini, setelah pemimpin yang korup (kebanyakan memang korup) dan tokoh agama yang munafik (kebanyakan sepertinya munafik), adalah nyamuk. Sering sekali rumah disebelah, tetangga, curiga melihat aku selalu mengunci pintu rapat-rapat dan cepat cepat, ketika masuk rumah atau ketika keluar rumah, terkadang memang mengeluarkan suara yg cukup kuat karena menghempaskan pintu. Tidak lain hanya karena satu kata: nyamuk. Hampir-hampir paranoid. Segala lobang udara masuk keluar rumah kututup dengan rapi pakai jaring. Enak sekali kalau nyamuk tidak ada, tidur enak, dan bisa tanpa baju.
Yah, nyamuk biasanya ngantri di pintu rumahku, seperti menunggu giliran masuk. Sepertinya nyamuk tahu jam kerjaku, jam keluar rumah pagi hari dan jam pulang kerja sore hari. Mereka benar benar tahu. Buktinya mereka benar benar ngantri dipintu dijam-jam tersebut.
Aku terkadang bikin nyamuk jengkel. Misalnya ketika aku sedang keluar kota tiga atau empat hari, sengaja kubuka pintu lebar lebar, ketika hendak pergi, seperti mempersilahkan nyamuk untuk masuk. Nah, setelah nyamuk pada masuk rame rame…aku kunci pintu dan pergi…akhirnya mereka kelaparan dirumah selama berhari-hari. Hmm..kena mereka. Atau ketika mau pergi kerja, aku pasang hit elektrik tiga atau empat biji. Kubiarkan seharian hit menemani nyamuk yang tersisa dikamar, yang mungkin tadi malam telah kenyang menggigitku.
Jenis nyamuk ini bermacam macam. Ada yang kerjaannya ribut saja ditelinga atau terbang berputar putar disekitar kepala, ukurannya kecil, dan sulit ditangkap. Nyamuk jenis ini sepertinya kerjaannya bikin jengkel saja, karena suaranya ribut sekali walau badannya kecil, dan aku kurang tahu, sepertinya dia tidak terlalu suka makan, hanya bikin ribut saja. Tetapi ini lebih menjengkelkan dari pada nyamuk jenis lain. Heheee..aku teringat bagaimana cara temanku menghandapi nyamuk yang ribut ditelinga, lenje namanya. Katanya caranya gampang. kalau mau tidur buka baju, biarkan digigit nyamuk sekenyang kenyangnya. Palingan jumlah nyamuknya empat atau lima orang. Biarkan mereka kekenyangan setelah kenyang betul, nyamuknya ngga bisa lagi terbang dan akan menemanimu tidur pulas hingga pagi hari..hahaha..konyol.
Jenis kedua adalah nyamuk pendiam dan ukurannya sedang. Tidak ribut tetapi biasanya jumlahnya banyak dan bisa juga menghabiskan darah kalau dibiarkan. Kalau menggigit tidak terasa dan bekasnya juga ngga terlalu kelihatan, sepertinya dia agak cerdas, pake bius mungkin. Nyamuk jenis ini biasanya kalau minum darah tidak tahu diri, karena mengisap sebanyak banyaknya hingga ngga bisa terbang.
Nyamuk jenis ketiga adalah nyamuk yang agak ganas tapi tolol. Ukurannya besar dan mudah ketangkap, sebab gerak terbangnya lamban. Lagi pula, kalau menggigit, langsung terasa sakit dan kita refleks mematikannya. Mengerikan, kalau sempat kegigit, jarum suntik dimulutnya sepertinya tertancap sangat dalam dikulit, dan bekas gigitannya bisa ngga hilang dua hari, juga tangki perutnya lumayan besar, bisa satu tetesan darah.
Huh, entah berapakali issu nyamuk ini kutuliskan diblog. Tapi memang ini benar benar distracting. Populasi nyamuk sepertinya meningkat luar biasa. Kalangan environmentalist menyebutkan pertumbuhan populasi nyamuk terkait dengan pemanasan global yang berdampak langsung di daerah tropical seperti Indonesia. Selain itu, penggunaan berbagai jenis racun nyamuk telah memunculkan kekebalan pada nyamuk generasi berikutnya, sehingga muncullah nyamuk nyamuk kebal sehat dan kuat. Tinggalah kita, manusia malang, digigiti nyamuk dan bintik merah disana sini setiap harinya.
Seandainya disuruh memilih: kamu mau masuk neraka atau mau digigit nyamuk? Well.., sepertinya aku milih masuk neraka aja deh..hehehee, kata lenje, di neraka sudah dipasang AC sejak tahun 2002 yang lalu, coollll.
Free Counter
Yah, nyamuk biasanya ngantri di pintu rumahku, seperti menunggu giliran masuk. Sepertinya nyamuk tahu jam kerjaku, jam keluar rumah pagi hari dan jam pulang kerja sore hari. Mereka benar benar tahu. Buktinya mereka benar benar ngantri dipintu dijam-jam tersebut.
Aku terkadang bikin nyamuk jengkel. Misalnya ketika aku sedang keluar kota tiga atau empat hari, sengaja kubuka pintu lebar lebar, ketika hendak pergi, seperti mempersilahkan nyamuk untuk masuk. Nah, setelah nyamuk pada masuk rame rame…aku kunci pintu dan pergi…akhirnya mereka kelaparan dirumah selama berhari-hari. Hmm..kena mereka. Atau ketika mau pergi kerja, aku pasang hit elektrik tiga atau empat biji. Kubiarkan seharian hit menemani nyamuk yang tersisa dikamar, yang mungkin tadi malam telah kenyang menggigitku.
Jenis nyamuk ini bermacam macam. Ada yang kerjaannya ribut saja ditelinga atau terbang berputar putar disekitar kepala, ukurannya kecil, dan sulit ditangkap. Nyamuk jenis ini sepertinya kerjaannya bikin jengkel saja, karena suaranya ribut sekali walau badannya kecil, dan aku kurang tahu, sepertinya dia tidak terlalu suka makan, hanya bikin ribut saja. Tetapi ini lebih menjengkelkan dari pada nyamuk jenis lain. Heheee..aku teringat bagaimana cara temanku menghandapi nyamuk yang ribut ditelinga, lenje namanya. Katanya caranya gampang. kalau mau tidur buka baju, biarkan digigit nyamuk sekenyang kenyangnya. Palingan jumlah nyamuknya empat atau lima orang. Biarkan mereka kekenyangan setelah kenyang betul, nyamuknya ngga bisa lagi terbang dan akan menemanimu tidur pulas hingga pagi hari..hahaha..konyol.
Jenis kedua adalah nyamuk pendiam dan ukurannya sedang. Tidak ribut tetapi biasanya jumlahnya banyak dan bisa juga menghabiskan darah kalau dibiarkan. Kalau menggigit tidak terasa dan bekasnya juga ngga terlalu kelihatan, sepertinya dia agak cerdas, pake bius mungkin. Nyamuk jenis ini biasanya kalau minum darah tidak tahu diri, karena mengisap sebanyak banyaknya hingga ngga bisa terbang.
Nyamuk jenis ketiga adalah nyamuk yang agak ganas tapi tolol. Ukurannya besar dan mudah ketangkap, sebab gerak terbangnya lamban. Lagi pula, kalau menggigit, langsung terasa sakit dan kita refleks mematikannya. Mengerikan, kalau sempat kegigit, jarum suntik dimulutnya sepertinya tertancap sangat dalam dikulit, dan bekas gigitannya bisa ngga hilang dua hari, juga tangki perutnya lumayan besar, bisa satu tetesan darah.
Huh, entah berapakali issu nyamuk ini kutuliskan diblog. Tapi memang ini benar benar distracting. Populasi nyamuk sepertinya meningkat luar biasa. Kalangan environmentalist menyebutkan pertumbuhan populasi nyamuk terkait dengan pemanasan global yang berdampak langsung di daerah tropical seperti Indonesia. Selain itu, penggunaan berbagai jenis racun nyamuk telah memunculkan kekebalan pada nyamuk generasi berikutnya, sehingga muncullah nyamuk nyamuk kebal sehat dan kuat. Tinggalah kita, manusia malang, digigiti nyamuk dan bintik merah disana sini setiap harinya.
Seandainya disuruh memilih: kamu mau masuk neraka atau mau digigit nyamuk? Well.., sepertinya aku milih masuk neraka aja deh..hehehee, kata lenje, di neraka sudah dipasang AC sejak tahun 2002 yang lalu, coollll.
Free Counter
Monday, February 09, 2009
Fuiihhh
Sampai di rumah, pukul 11.50 malam, hari sabtu, setelah perjalanan pulang naik angkutan kota 135 yang lamanya sekitar 45 menit, setelah menunggu sekitar 30 menit. Didalam angkutan umum, tepat di depan saya seorang laki laki paruh baya yang ditengah bulatan bola matanya terdapat warna putih pertanda terkena katarak…aku juga perhatikan sopir yang kelihatannya jauh lebih tua dari umurnya, mukanya jelek hitam pekat kurus, dengan rokok menyala di tangan kiri…
Tadi aku putuskan untuk mencari seorang teman perempuan, setelah satu harian capek ngomong dengan empat orang teman laki-laki, ngomong serius habis, ber jam jam seolah olah besok mau kudeta esbeye. Lumayan juga, malam ini ada teman ngobrol cewek. Sepertinya ada perasaan yang sangat berbeda, terasa lebih tenang dan nyaman. Kita kemana? Katanya. cari tempat yang asyiklah untuk ngobrol, yang dingin, sambil ngopi. Dia kubiarkan ngobrol apa saja, dan sesekali kuapresiasi, dan kugali..hmm katanya dia senang setelah ku antar pulang..diperjalanan pulang naik angkutan umum, nasib naas terjadi kepada sopir malang itu….
Setelah capek ngetem mencari penumpang, dan setelah memberikan upeti kepada preman setempat, di depan mall itu, diapun menjalankan mobil dengan emosi dengan menginjak pedal gas secara tidak beraturan, ditengah kota yang---biarpun hari libur---juga macet itu. Malangnya, ditengah macet tiba-tiba saja angkot-nya mati dan tidak bisa hidup lagi..semua mobil dibelakangnya ribut seperti perang dunia ketiga, menyalakan klakson sekuat-kuatnya karena kesal. Akhirnya semua penumpangnya turun tanpa bayar..termasuk aku dan temanku, cewek cantik itu. Di depan dia aku tidak banyak ngomong, sebenarnya karena memang suaraku sudah habis satu harian ‘bertengkar’ dengan teman-teman, diskusi a to z..termasuk membahas tewasnya azis angkat, ketua dprdsu beberapa hari yang lalu.
Banyak sekali analisis, terlalu banyak malah…dari sekedar mengatakan dia tewas karena sakit jantung ditambah sesak massa yang berebut oksigen, ditambah sedikit kelalaian petugas kepolisian mengamankan simbol negara. Analisis sampai kepada siapa yang diuntungkan dengan kematian Azis? Yg diuntungkan antara lain: yg pasti ketua DPRD yang baru untuk menggantikan azis, Kapolda dan Poltabes yang baru karena ada mutasi kilat..atau mafia penguasa kota, jika aparat keamanan yang lama dianggap terlalu berbahaya bagi kepentingan mafioso, atau para penjual agama dalam politik, karena dekat pemilu perlu momentum untuk menegaskan perlunya sekat agama di perkuat menghantam lawan politik. Atau teori politik bush: membunuh militer amerika ribuan orang di irak dan afganistan, untuk mengalihkan perhatian dari persoalan internal, krisis energi dan keuangan…membunuh anak sendiri dengan memakai tangan lain untuk membangun solidaritas dan simpati massa.
Ada tiga kombinasi bagus hari ini, tadi pagi jam tujuh, maen bola dengan teman teman kelompok diskusi..siang sampai sore diskusi politik…sore hingga malam ditemani cewek cantik…oh, tidak lupa, mengirimkan sebuah tulisan ke redaksi sebuah koran, pagi tadi..:)
Sat, Feb 7th, 2009
Free Counter
Tadi aku putuskan untuk mencari seorang teman perempuan, setelah satu harian capek ngomong dengan empat orang teman laki-laki, ngomong serius habis, ber jam jam seolah olah besok mau kudeta esbeye. Lumayan juga, malam ini ada teman ngobrol cewek. Sepertinya ada perasaan yang sangat berbeda, terasa lebih tenang dan nyaman. Kita kemana? Katanya. cari tempat yang asyiklah untuk ngobrol, yang dingin, sambil ngopi. Dia kubiarkan ngobrol apa saja, dan sesekali kuapresiasi, dan kugali..hmm katanya dia senang setelah ku antar pulang..diperjalanan pulang naik angkutan umum, nasib naas terjadi kepada sopir malang itu….
Setelah capek ngetem mencari penumpang, dan setelah memberikan upeti kepada preman setempat, di depan mall itu, diapun menjalankan mobil dengan emosi dengan menginjak pedal gas secara tidak beraturan, ditengah kota yang---biarpun hari libur---juga macet itu. Malangnya, ditengah macet tiba-tiba saja angkot-nya mati dan tidak bisa hidup lagi..semua mobil dibelakangnya ribut seperti perang dunia ketiga, menyalakan klakson sekuat-kuatnya karena kesal. Akhirnya semua penumpangnya turun tanpa bayar..termasuk aku dan temanku, cewek cantik itu. Di depan dia aku tidak banyak ngomong, sebenarnya karena memang suaraku sudah habis satu harian ‘bertengkar’ dengan teman-teman, diskusi a to z..termasuk membahas tewasnya azis angkat, ketua dprdsu beberapa hari yang lalu.
Banyak sekali analisis, terlalu banyak malah…dari sekedar mengatakan dia tewas karena sakit jantung ditambah sesak massa yang berebut oksigen, ditambah sedikit kelalaian petugas kepolisian mengamankan simbol negara. Analisis sampai kepada siapa yang diuntungkan dengan kematian Azis? Yg diuntungkan antara lain: yg pasti ketua DPRD yang baru untuk menggantikan azis, Kapolda dan Poltabes yang baru karena ada mutasi kilat..atau mafia penguasa kota, jika aparat keamanan yang lama dianggap terlalu berbahaya bagi kepentingan mafioso, atau para penjual agama dalam politik, karena dekat pemilu perlu momentum untuk menegaskan perlunya sekat agama di perkuat menghantam lawan politik. Atau teori politik bush: membunuh militer amerika ribuan orang di irak dan afganistan, untuk mengalihkan perhatian dari persoalan internal, krisis energi dan keuangan…membunuh anak sendiri dengan memakai tangan lain untuk membangun solidaritas dan simpati massa.
Ada tiga kombinasi bagus hari ini, tadi pagi jam tujuh, maen bola dengan teman teman kelompok diskusi..siang sampai sore diskusi politik…sore hingga malam ditemani cewek cantik…oh, tidak lupa, mengirimkan sebuah tulisan ke redaksi sebuah koran, pagi tadi..:)
Sat, Feb 7th, 2009
Free Counter
Tuesday, January 27, 2009
dikotaku
Hari ini aku naik sepeda motor, melewati panas terik berkisar 29 derajat celcius, polusi dan macet luar biasa, pulang dari sebuah kantor lsm menuju rumah yang jauhnya sekitar satu jam perjalanan. Baru kali ini, sejak tiba, naik motor sejauh ini. tadi diskusi dengan teman teman lama, makan gorengan. Entah kenapa pikiranku terfokus tadi ke gorengan itu. Sehatkah minyak goreng yang telah dipakai berulang ulang hingga hitam itu? Atau mie ayam yang mangkoknya dicuci disebuah ember hitam kecil, berisi setengah air kotor, dan dilap dengan kain lap putih yang sudah berubah warna itu? Ya Allah, semoga perutku tak sakit.
Melewati jalan jalan terkadang aku tersenyum sendiri. Baliho, poster dan spanduk-spanduk bertebaran tak teratur dihampir seluruh tempat di jalanan. Ada yang menulis: “ya Tuhan, tolonglah hambamu ini supaya terpilih”…ada juga : saya minta tolong supaya saudara/I memilih saya…ada juga “Ya Allah ingatlah hambamu ini dihari pemilu nanti, supaya anak-anakmu memilih hamba”, tepat di depan kantor saya, ada spanduk: saya memohon kepada bapak ibu, tolonglah pilih saya….hahahaaaaa….gawatlah. ada juga : sudah teruji, pilihlah saya….BBM turun tiga kali..pilihlah saya…atau …aceh damai..pilih lah saya.
Di lampu merah, anak kecil menyapu kaca mobil, berharap mendapat recehan dari dalam, dan orang berpenyakit kusta ngesot minta uang, juga ibu kurus kering bersama seorang bayi yang digendong memelas minta recehan. Lewat lampu hijau, saya melaju ditikungan, disana ada polisi sedang mengintip kalau kalau ada yang melanggar lalulintas, ngga pake helm .
Sampai dirumah sedikit sejuk dan rebahan, badanku sebelumnya lumayan gerah, sehabis pulang dari perkebunan sawit jauh dipedalaman sumatera sana, dua hari yang lalu. refleksi organisasi buruh itu membuat saya berfikir panjang, sepertinya ada kesalahan yang selalu berulang; buruh di phk, kenapa di phk? Karena buruh demo, kenapa demo? Karena buruh sadar akan haknya ditindas, mengapa mereka sadar? Karena ada diskusi. Kenapa ada diskusi? Karena ada organisasi buruh. Jadi mengapa di PHK karena ada organisasi buruh. Ah…apa memang harus di PHK?? Setelah di PHK buruhnya tidak bisa makan, setelah tidak bisa makan, tidak bisa diskusi dan tidak bisa berorganisasi…..oke sekarang mari kita cari jalan keluar kita diskusikan seribu macam cara bagaimana supaya tidak di PHK!!!!!!Ilmunya mereka kaum elesem yang ada berpusat di jawa itu gagal sudah, dan salah kaprah, ilmu pengorganisasian mereka salah total. Dari integrasi..diskusi..blablabla hingga..aksi…dan hasilnya PHK??….kita harus berhenti dari PHK, fucking laknat PHK ini harus dihentikan. Mari sama sama kita cari. Rebahan di tempat tidur..dan tiba tiba dengar di teve, mantan danjen kopassus letjen Prabowo Subianto memekik, gerindra, pilihlah saya!!! Dan setengah sebelas malam..tiba-tiba..black out, huh..
Free Counter
Melewati jalan jalan terkadang aku tersenyum sendiri. Baliho, poster dan spanduk-spanduk bertebaran tak teratur dihampir seluruh tempat di jalanan. Ada yang menulis: “ya Tuhan, tolonglah hambamu ini supaya terpilih”…ada juga : saya minta tolong supaya saudara/I memilih saya…ada juga “Ya Allah ingatlah hambamu ini dihari pemilu nanti, supaya anak-anakmu memilih hamba”, tepat di depan kantor saya, ada spanduk: saya memohon kepada bapak ibu, tolonglah pilih saya….hahahaaaaa….gawatlah. ada juga : sudah teruji, pilihlah saya….BBM turun tiga kali..pilihlah saya…atau …aceh damai..pilih lah saya.
Di lampu merah, anak kecil menyapu kaca mobil, berharap mendapat recehan dari dalam, dan orang berpenyakit kusta ngesot minta uang, juga ibu kurus kering bersama seorang bayi yang digendong memelas minta recehan. Lewat lampu hijau, saya melaju ditikungan, disana ada polisi sedang mengintip kalau kalau ada yang melanggar lalulintas, ngga pake helm .
Sampai dirumah sedikit sejuk dan rebahan, badanku sebelumnya lumayan gerah, sehabis pulang dari perkebunan sawit jauh dipedalaman sumatera sana, dua hari yang lalu. refleksi organisasi buruh itu membuat saya berfikir panjang, sepertinya ada kesalahan yang selalu berulang; buruh di phk, kenapa di phk? Karena buruh demo, kenapa demo? Karena buruh sadar akan haknya ditindas, mengapa mereka sadar? Karena ada diskusi. Kenapa ada diskusi? Karena ada organisasi buruh. Jadi mengapa di PHK karena ada organisasi buruh. Ah…apa memang harus di PHK?? Setelah di PHK buruhnya tidak bisa makan, setelah tidak bisa makan, tidak bisa diskusi dan tidak bisa berorganisasi…..oke sekarang mari kita cari jalan keluar kita diskusikan seribu macam cara bagaimana supaya tidak di PHK!!!!!!Ilmunya mereka kaum elesem yang ada berpusat di jawa itu gagal sudah, dan salah kaprah, ilmu pengorganisasian mereka salah total. Dari integrasi..diskusi..blablabla hingga..aksi…dan hasilnya PHK??….kita harus berhenti dari PHK, fucking laknat PHK ini harus dihentikan. Mari sama sama kita cari. Rebahan di tempat tidur..dan tiba tiba dengar di teve, mantan danjen kopassus letjen Prabowo Subianto memekik, gerindra, pilihlah saya!!! Dan setengah sebelas malam..tiba-tiba..black out, huh..
Free Counter
Wednesday, January 07, 2009
Siapa Siauw Giok Tjhan Itu
Siapa Siauw Giok Tjhan Itu ?*
Beliau seorang yang aktive, tetapi optimistis, seorang yang revolusioner, tetapi educated-rasioner. Beliau sangat gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pada jam-jam pertama. Disampingnya beliau adalah seorang yang sosial dan mengutamakan pendidikan bagi rakyat Indonesia . Secara singkat dapat dikatakan beliau adalah salah satu pemimpin yang besar dari golongan Indonesia Tionghoa, seorang politikus, wartawan, pejuang dan tokoh gerakan kemerdekaan Indonesia.!
Mengapa saya mengatakan demikian ?
Siauw berfungsi luas sekali untuk negara, sejak masa muda beliau telah berperan dalam perjuangan untuk Indonesia, antara lain saya sebutkan: pada jaman Hindia Belanda aktivis dari gerakan Partai Tionghoa Indonesia, dan setelah Kemerdekaan tetap aktive sebagai anggota BP KNIP, Menteri Negara, ketua umum Baperki, anggota parlemen RIS, parlemen RI sementara, anggota DPR hasil pemilu 1955, anggota Majelis Konstituante, anggota DPRGR, MPRS, dan anggota DPA. Salah satu prestasi perjuangan yang telah dicapai Siauw dan kawan-kawan yang masih bisa dibanggakan sampai sekarang masih ada ialah universitas Baperki, lalu diganti namanya menjadi universitas Res Publica, umum disebut Ureca. Ureca setahu saya adalah univeritas swasta yang pertama dan paling besar di Indonesia . Terakhir ditahun 1965 Universitas Res Publica berhasil dibangun dikota-kota besar di Indonesia . Ureca Jakarta merupahkan universitas yang besar dan mempunyai bermacam-macam fakultas, dari kedokteran, kedokteran Gigi, fakultas technik, fakultas hukum, Sastra, fakultas Ekonomi, etc. etc.
Sungguh sangat disesalkan, hanya karena Baperki dituduh onderbouw PKI, pada jaman Orba URECA jadi termasuk yang harus dirusak-dibakar dan kekuasahan diambil alih oleh Sindhunata dan diubah namanya menjadi Universitas Trisakti, sehingga kini. Universitas Trisakti tetap dipertahankan universitas yang elite di Indonesia. Di Surabaya Ureca menjadi Universitas Surabaya, disingkat Ubaya. Juga universitas ini merupahkan salah satu universitas yang besar dan terbaik dikota Surabaya. Di Semarang sayang Ureca hilang sama sekali.
Dalam persiapan kemerdekaan Indonesia Tan Ling Djie, Liem Koen Hian, Tjoa Sik Ien, Siauw Giok Tjhan etc. bersepakat bahwa yang harus diperjuangkan dan dihukumkan adalah pembentukan Nasion Indonesia yang sepenuhnya bersandar atas satu macam kewargangeraan - a citizenship based nation (Siauw Tiong Djien). Hanya dengan ini, mereka berkeyakinan, setiap warga Negara Indonesia memperoleh hak, kewajiban dan status hukum yang sama. Kesepakatan di atas diturut-sertai oleh sebuah kesepakatan lain. Mereka berkeyakinan bahwa masalah Tionghoa dan perbaikan nasib komunitasnya tidak terpisahkan dari perjuangan mengkonsolidasi kemerdekaan Indonesia dan membangun masyarakat Indonesia. Oleh karenanya para pemimpin komunitas Tionghoa harus aktif berpartisipasi di dalam partai partai dan organisasi-organisa si politik nasional.
Dalam menghadapi persoalan Tionghoa di Indonesia, salah seorang yang paling dipercaya oleh Bung Karno saya rasa adalah Siauw Giok Tjhan. Ituwaktu konsep integrasi masih belum seberapa dikenal orang, saya rasa konsep ini pertamakali di introduksikan oleh Siauw dibenua Asia, chususnya diIndonesia. DiIndonesia integrasi berarti orang Tionghoa, Huayi menjadi Warga Negara Indonesia dan menjadi bagian integral dari masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan budaya tanpa harus menghilangkan identitas budaya Hua Yinya. Konsep Integrasi yang diperjuangkan oleh Siauw Giok Tjhan ini ternyata pada jaman modern sekarang ini justru digunakan di Eropa Barat dan Amerika dan dapat dikatakan sesuai dengan yang dinamakan sekarang pada jaman informatica multikulturalisme atau pluralisme. Ini menunjukkan visi dan misi beliau yang jauh kedepan.
Konsep integrasi yang beliau perjuangankan semasa hidupnya ternata dijalankan sebagai pandangan yang tepat untuk masyarakat Indonesia, bahkan penerapannya integrasi ini kita lihat dinegara-negara Barat dimana banyak terdapat imigran-imigran. Jelaslah bahwa jasa-jasa Siauw tidak dapat dilupakan dalam perjuangan beliau yang gigih dalam proses meng-Indodnesiakan komunitas Tionghoa. Kalau kita membaca dimilis-milis Tionghoa dan media massa diIndonesia dapat disimpulkan bahwa umumnya pemuda-pemudi Tionghoa menerima Indonesia sebagai tanah airnya, tidak itu saja tetapi juga memperjuangkan kesatuan, keharmonian, kemakmuran dan nama baik Indonesia. Orientasi Hua Yi umumnya ditujukan pada negara Indonesia, tidak perlu saya sebut lagi bahwa perhatian politik mereka terutama ditujukan pada Indonesia dibandingkan ke Tiongkok.
Pengalaman saya dulu sebagai anak muda yang baru lulus menjadi dokter, berkomunikasi dengan beliau dalam pengurusan fakultas kedokteran dan kedokteran gigi, beliau betul-betul mempunyai kepandaian dalam bergaulan antar manusia, simpatik, respek dan sabar mendengarkan pembicaraan orang, karena sifat beliau ini baik kawan dan lawan simpatik dan sungkan pada beliau. Beliau banyak senyum, senyuman beliau ini adalah identitas beliau yang optimistis menghadapi persoalan-persoalan dan tantangan-tantangan dan murah hati. Sungguh sangat sayang, Oom Siauw Giok Tjhan wafat dalam usia muda akibat penderitaan kehidupan dalam penjara selama belasan tahun. Kesehatannya sudah tidak lagi kuat menunjang semangat juang yang tetap tinggi, kesempatan untuk berobat di Belanda tidak digunakan baik-baik, kesibukan aktivitas perjuangan tidak pernah mengendur. Beliau meninggal dunia pada tanggal 20 November l98l, di Belanda, sewaktu beliau jatuh dan tidak bangun lagi karena serangan jantung ketika berjalan menuju aula untuk memberikan ceramah yang berjudul Masalah "Demokrasi" di Indonesia, di Universitas Leiden, Belanda. Ini membuktikan sekali lagi bahwa beliau seumur hidupnya mengabdi pada rakyat dan negara Indonesia. Nama besar Siauw Giok Tjhan tidak akan terlupakan dalam sejarah Indonesia. Siauw Giok Tjhan namanya kecil, tetapi jasanya besar!
Prof. Dr. Han Hwie-Song
Breda, 6 Januari 2009 The Netherlands
*dikopi dari sebuah milis.
Free Counter
Beliau seorang yang aktive, tetapi optimistis, seorang yang revolusioner, tetapi educated-rasioner. Beliau sangat gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pada jam-jam pertama. Disampingnya beliau adalah seorang yang sosial dan mengutamakan pendidikan bagi rakyat Indonesia . Secara singkat dapat dikatakan beliau adalah salah satu pemimpin yang besar dari golongan Indonesia Tionghoa, seorang politikus, wartawan, pejuang dan tokoh gerakan kemerdekaan Indonesia.!
Mengapa saya mengatakan demikian ?
Siauw berfungsi luas sekali untuk negara, sejak masa muda beliau telah berperan dalam perjuangan untuk Indonesia, antara lain saya sebutkan: pada jaman Hindia Belanda aktivis dari gerakan Partai Tionghoa Indonesia, dan setelah Kemerdekaan tetap aktive sebagai anggota BP KNIP, Menteri Negara, ketua umum Baperki, anggota parlemen RIS, parlemen RI sementara, anggota DPR hasil pemilu 1955, anggota Majelis Konstituante, anggota DPRGR, MPRS, dan anggota DPA. Salah satu prestasi perjuangan yang telah dicapai Siauw dan kawan-kawan yang masih bisa dibanggakan sampai sekarang masih ada ialah universitas Baperki, lalu diganti namanya menjadi universitas Res Publica, umum disebut Ureca. Ureca setahu saya adalah univeritas swasta yang pertama dan paling besar di Indonesia . Terakhir ditahun 1965 Universitas Res Publica berhasil dibangun dikota-kota besar di Indonesia . Ureca Jakarta merupahkan universitas yang besar dan mempunyai bermacam-macam fakultas, dari kedokteran, kedokteran Gigi, fakultas technik, fakultas hukum, Sastra, fakultas Ekonomi, etc. etc.
Sungguh sangat disesalkan, hanya karena Baperki dituduh onderbouw PKI, pada jaman Orba URECA jadi termasuk yang harus dirusak-dibakar dan kekuasahan diambil alih oleh Sindhunata dan diubah namanya menjadi Universitas Trisakti, sehingga kini. Universitas Trisakti tetap dipertahankan universitas yang elite di Indonesia. Di Surabaya Ureca menjadi Universitas Surabaya, disingkat Ubaya. Juga universitas ini merupahkan salah satu universitas yang besar dan terbaik dikota Surabaya. Di Semarang sayang Ureca hilang sama sekali.
Dalam persiapan kemerdekaan Indonesia Tan Ling Djie, Liem Koen Hian, Tjoa Sik Ien, Siauw Giok Tjhan etc. bersepakat bahwa yang harus diperjuangkan dan dihukumkan adalah pembentukan Nasion Indonesia yang sepenuhnya bersandar atas satu macam kewargangeraan - a citizenship based nation (Siauw Tiong Djien). Hanya dengan ini, mereka berkeyakinan, setiap warga Negara Indonesia memperoleh hak, kewajiban dan status hukum yang sama. Kesepakatan di atas diturut-sertai oleh sebuah kesepakatan lain. Mereka berkeyakinan bahwa masalah Tionghoa dan perbaikan nasib komunitasnya tidak terpisahkan dari perjuangan mengkonsolidasi kemerdekaan Indonesia dan membangun masyarakat Indonesia. Oleh karenanya para pemimpin komunitas Tionghoa harus aktif berpartisipasi di dalam partai partai dan organisasi-organisa si politik nasional.
Dalam menghadapi persoalan Tionghoa di Indonesia, salah seorang yang paling dipercaya oleh Bung Karno saya rasa adalah Siauw Giok Tjhan. Ituwaktu konsep integrasi masih belum seberapa dikenal orang, saya rasa konsep ini pertamakali di introduksikan oleh Siauw dibenua Asia, chususnya diIndonesia. DiIndonesia integrasi berarti orang Tionghoa, Huayi menjadi Warga Negara Indonesia dan menjadi bagian integral dari masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan budaya tanpa harus menghilangkan identitas budaya Hua Yinya. Konsep Integrasi yang diperjuangkan oleh Siauw Giok Tjhan ini ternyata pada jaman modern sekarang ini justru digunakan di Eropa Barat dan Amerika dan dapat dikatakan sesuai dengan yang dinamakan sekarang pada jaman informatica multikulturalisme atau pluralisme. Ini menunjukkan visi dan misi beliau yang jauh kedepan.
Konsep integrasi yang beliau perjuangankan semasa hidupnya ternata dijalankan sebagai pandangan yang tepat untuk masyarakat Indonesia, bahkan penerapannya integrasi ini kita lihat dinegara-negara Barat dimana banyak terdapat imigran-imigran. Jelaslah bahwa jasa-jasa Siauw tidak dapat dilupakan dalam perjuangan beliau yang gigih dalam proses meng-Indodnesiakan komunitas Tionghoa. Kalau kita membaca dimilis-milis Tionghoa dan media massa diIndonesia dapat disimpulkan bahwa umumnya pemuda-pemudi Tionghoa menerima Indonesia sebagai tanah airnya, tidak itu saja tetapi juga memperjuangkan kesatuan, keharmonian, kemakmuran dan nama baik Indonesia. Orientasi Hua Yi umumnya ditujukan pada negara Indonesia, tidak perlu saya sebut lagi bahwa perhatian politik mereka terutama ditujukan pada Indonesia dibandingkan ke Tiongkok.
Pengalaman saya dulu sebagai anak muda yang baru lulus menjadi dokter, berkomunikasi dengan beliau dalam pengurusan fakultas kedokteran dan kedokteran gigi, beliau betul-betul mempunyai kepandaian dalam bergaulan antar manusia, simpatik, respek dan sabar mendengarkan pembicaraan orang, karena sifat beliau ini baik kawan dan lawan simpatik dan sungkan pada beliau. Beliau banyak senyum, senyuman beliau ini adalah identitas beliau yang optimistis menghadapi persoalan-persoalan dan tantangan-tantangan dan murah hati. Sungguh sangat sayang, Oom Siauw Giok Tjhan wafat dalam usia muda akibat penderitaan kehidupan dalam penjara selama belasan tahun. Kesehatannya sudah tidak lagi kuat menunjang semangat juang yang tetap tinggi, kesempatan untuk berobat di Belanda tidak digunakan baik-baik, kesibukan aktivitas perjuangan tidak pernah mengendur. Beliau meninggal dunia pada tanggal 20 November l98l, di Belanda, sewaktu beliau jatuh dan tidak bangun lagi karena serangan jantung ketika berjalan menuju aula untuk memberikan ceramah yang berjudul Masalah "Demokrasi" di Indonesia, di Universitas Leiden, Belanda. Ini membuktikan sekali lagi bahwa beliau seumur hidupnya mengabdi pada rakyat dan negara Indonesia. Nama besar Siauw Giok Tjhan tidak akan terlupakan dalam sejarah Indonesia. Siauw Giok Tjhan namanya kecil, tetapi jasanya besar!
Prof. Dr. Han Hwie-Song
Breda, 6 Januari 2009 The Netherlands
*dikopi dari sebuah milis.
Free Counter
Subscribe to:
Posts (Atom)