Tuesday, January 27, 2009

dikotaku

Hari ini aku naik sepeda motor, melewati panas terik berkisar 29 derajat celcius, polusi dan macet luar biasa, pulang dari sebuah kantor lsm menuju rumah yang jauhnya sekitar satu jam perjalanan. Baru kali ini, sejak tiba, naik motor sejauh ini. tadi diskusi dengan teman teman lama, makan gorengan. Entah kenapa pikiranku terfokus tadi ke gorengan itu. Sehatkah minyak goreng yang telah dipakai berulang ulang hingga hitam itu? Atau mie ayam yang mangkoknya dicuci disebuah ember hitam kecil, berisi setengah air kotor, dan dilap dengan kain lap putih yang sudah berubah warna itu? Ya Allah, semoga perutku tak sakit.

Melewati jalan jalan terkadang aku tersenyum sendiri. Baliho, poster dan spanduk-spanduk bertebaran tak teratur dihampir seluruh tempat di jalanan. Ada yang menulis: “ya Tuhan, tolonglah hambamu ini supaya terpilih”…ada juga : saya minta tolong supaya saudara/I memilih saya…ada juga “Ya Allah ingatlah hambamu ini dihari pemilu nanti, supaya anak-anakmu memilih hamba”, tepat di depan kantor saya, ada spanduk: saya memohon kepada bapak ibu, tolonglah pilih saya….hahahaaaaa….gawatlah. ada juga : sudah teruji, pilihlah saya….BBM turun tiga kali..pilihlah saya…atau …aceh damai..pilih lah saya.

Di lampu merah, anak kecil menyapu kaca mobil, berharap mendapat recehan dari dalam, dan orang berpenyakit kusta ngesot minta uang, juga ibu kurus kering bersama seorang bayi yang digendong memelas minta recehan. Lewat lampu hijau, saya melaju ditikungan, disana ada polisi sedang mengintip kalau kalau ada yang melanggar lalulintas, ngga pake helm .

Sampai dirumah sedikit sejuk dan rebahan, badanku sebelumnya lumayan gerah, sehabis pulang dari perkebunan sawit jauh dipedalaman sumatera sana, dua hari yang lalu. refleksi organisasi buruh itu membuat saya berfikir panjang, sepertinya ada kesalahan yang selalu berulang; buruh di phk, kenapa di phk? Karena buruh demo, kenapa demo? Karena buruh sadar akan haknya ditindas, mengapa mereka sadar? Karena ada diskusi. Kenapa ada diskusi? Karena ada organisasi buruh. Jadi mengapa di PHK karena ada organisasi buruh. Ah…apa memang harus di PHK?? Setelah di PHK buruhnya tidak bisa makan, setelah tidak bisa makan, tidak bisa diskusi dan tidak bisa berorganisasi…..oke sekarang mari kita cari jalan keluar kita diskusikan seribu macam cara bagaimana supaya tidak di PHK!!!!!!Ilmunya mereka kaum elesem yang ada berpusat di jawa itu gagal sudah, dan salah kaprah, ilmu pengorganisasian mereka salah total. Dari integrasi..diskusi..blablabla hingga..aksi…dan hasilnya PHK??….kita harus berhenti dari PHK, fucking laknat PHK ini harus dihentikan. Mari sama sama kita cari. Rebahan di tempat tidur..dan tiba tiba dengar di teve, mantan danjen kopassus letjen Prabowo Subianto memekik, gerindra, pilihlah saya!!! Dan setengah sebelas malam..tiba-tiba..black out, huh..


Free Hit Counters

Free Counter
Locations of visitors to this page

Wednesday, January 07, 2009

Siapa Siauw Giok Tjhan Itu

Siapa Siauw Giok Tjhan Itu ?*

Beliau seorang yang aktive, tetapi optimistis, seorang yang revolusioner, tetapi educated-rasioner. Beliau sangat gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pada jam-jam pertama. Disampingnya beliau adalah seorang yang sosial dan mengutamakan pendidikan bagi rakyat Indonesia . Secara singkat dapat dikatakan beliau adalah salah satu pemimpin yang besar dari golongan Indonesia Tionghoa, seorang politikus, wartawan, pejuang dan tokoh gerakan kemerdekaan Indonesia.!

Mengapa saya mengatakan demikian ?

Siauw berfungsi luas sekali untuk negara, sejak masa muda beliau telah berperan dalam perjuangan untuk Indonesia, antara lain saya sebutkan: pada jaman Hindia Belanda aktivis dari gerakan Partai Tionghoa Indonesia, dan setelah Kemerdekaan tetap aktive sebagai anggota BP KNIP, Menteri Negara, ketua umum Baperki, anggota parlemen RIS, parlemen RI sementara, anggota DPR hasil pemilu 1955, anggota Majelis Konstituante, anggota DPRGR, MPRS, dan anggota DPA. Salah satu prestasi perjuangan yang telah dicapai Siauw dan kawan-kawan yang masih bisa dibanggakan sampai sekarang masih ada ialah universitas Baperki, lalu diganti namanya menjadi universitas Res Publica, umum disebut Ureca. Ureca setahu saya adalah univeritas swasta yang pertama dan paling besar di Indonesia . Terakhir ditahun 1965 Universitas Res Publica berhasil dibangun dikota-kota besar di Indonesia . Ureca Jakarta merupahkan universitas yang besar dan mempunyai bermacam-macam fakultas, dari kedokteran, kedokteran Gigi, fakultas technik, fakultas hukum, Sastra, fakultas Ekonomi, etc. etc.

Sungguh sangat disesalkan, hanya karena Baperki dituduh onderbouw PKI, pada jaman Orba URECA jadi termasuk yang harus dirusak-dibakar dan kekuasahan diambil alih oleh Sindhunata dan diubah namanya menjadi Universitas Trisakti, sehingga kini. Universitas Trisakti tetap dipertahankan universitas yang elite di Indonesia. Di Surabaya Ureca menjadi Universitas Surabaya, disingkat Ubaya. Juga universitas ini merupahkan salah satu universitas yang besar dan terbaik dikota Surabaya. Di Semarang sayang Ureca hilang sama sekali.

Dalam persiapan kemerdekaan Indonesia Tan Ling Djie, Liem Koen Hian, Tjoa Sik Ien, Siauw Giok Tjhan etc. bersepakat bahwa yang harus diperjuangkan dan dihukumkan adalah pembentukan Nasion Indonesia yang sepenuhnya bersandar atas satu macam kewargangeraan - a citizenship based nation (Siauw Tiong Djien). Hanya dengan ini, mereka berkeyakinan, setiap warga Negara Indonesia memperoleh hak, kewajiban dan status hukum yang sama. Kesepakatan di atas diturut-sertai oleh sebuah kesepakatan lain. Mereka berkeyakinan bahwa masalah Tionghoa dan perbaikan nasib komunitasnya tidak terpisahkan dari perjuangan mengkonsolidasi kemerdekaan Indonesia dan membangun masyarakat Indonesia. Oleh karenanya para pemimpin komunitas Tionghoa harus aktif berpartisipasi di dalam partai partai dan organisasi-organisa si politik nasional.

Dalam menghadapi persoalan Tionghoa di Indonesia, salah seorang yang paling dipercaya oleh Bung Karno saya rasa adalah Siauw Giok Tjhan. Ituwaktu konsep integrasi masih belum seberapa dikenal orang, saya rasa konsep ini pertamakali di introduksikan oleh Siauw dibenua Asia, chususnya diIndonesia. DiIndonesia integrasi berarti orang Tionghoa, Huayi menjadi Warga Negara Indonesia dan menjadi bagian integral dari masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan budaya tanpa harus menghilangkan identitas budaya Hua Yinya. Konsep Integrasi yang diperjuangkan oleh Siauw Giok Tjhan ini ternyata pada jaman modern sekarang ini justru digunakan di Eropa Barat dan Amerika dan dapat dikatakan sesuai dengan yang dinamakan sekarang pada jaman informatica multikulturalisme atau pluralisme. Ini menunjukkan visi dan misi beliau yang jauh kedepan.

Konsep integrasi yang beliau perjuangankan semasa hidupnya ternata dijalankan sebagai pandangan yang tepat untuk masyarakat Indonesia, bahkan penerapannya integrasi ini kita lihat dinegara-negara Barat dimana banyak terdapat imigran-imigran. Jelaslah bahwa jasa-jasa Siauw tidak dapat dilupakan dalam perjuangan beliau yang gigih dalam proses meng-Indodnesiakan komunitas Tionghoa. Kalau kita membaca dimilis-milis Tionghoa dan media massa diIndonesia dapat disimpulkan bahwa umumnya pemuda-pemudi Tionghoa menerima Indonesia sebagai tanah airnya, tidak itu saja tetapi juga memperjuangkan kesatuan, keharmonian, kemakmuran dan nama baik Indonesia. Orientasi Hua Yi umumnya ditujukan pada negara Indonesia, tidak perlu saya sebut lagi bahwa perhatian politik mereka terutama ditujukan pada Indonesia dibandingkan ke Tiongkok.

Pengalaman saya dulu sebagai anak muda yang baru lulus menjadi dokter, berkomunikasi dengan beliau dalam pengurusan fakultas kedokteran dan kedokteran gigi, beliau betul-betul mempunyai kepandaian dalam bergaulan antar manusia, simpatik, respek dan sabar mendengarkan pembicaraan orang, karena sifat beliau ini baik kawan dan lawan simpatik dan sungkan pada beliau. Beliau banyak senyum, senyuman beliau ini adalah identitas beliau yang optimistis menghadapi persoalan-persoalan dan tantangan-tantangan dan murah hati. Sungguh sangat sayang, Oom Siauw Giok Tjhan wafat dalam usia muda akibat penderitaan kehidupan dalam penjara selama belasan tahun. Kesehatannya sudah tidak lagi kuat menunjang semangat juang yang tetap tinggi, kesempatan untuk berobat di Belanda tidak digunakan baik-baik, kesibukan aktivitas perjuangan tidak pernah mengendur. Beliau meninggal dunia pada tanggal 20 November l98l, di Belanda, sewaktu beliau jatuh dan tidak bangun lagi karena serangan jantung ketika berjalan menuju aula untuk memberikan ceramah yang berjudul Masalah "Demokrasi" di Indonesia, di Universitas Leiden, Belanda. Ini membuktikan sekali lagi bahwa beliau seumur hidupnya mengabdi pada rakyat dan negara Indonesia. Nama besar Siauw Giok Tjhan tidak akan terlupakan dalam sejarah Indonesia. Siauw Giok Tjhan namanya kecil, tetapi jasanya besar!

Prof. Dr. Han Hwie-Song
Breda, 6 Januari 2009 The Netherlands
*dikopi dari sebuah milis.
Free Hit Counters

Free Counter
Locations of visitors to this page