Thursday, September 25, 2008

pulang

Pulang.
thinkin that i need to unmasking this word.a word tht somtime is used for two contrary things.

i called a friend, i am gonna pulang to indonesia, may be at the end of decemeber..then the answer comes..oh yaa? then when are you going to pulang ke NL..
this is the thing.weird.

the word 'pulang' also is promising, promising a kinda feeling so called 'kangen'.
promising a feelin of comfort. deep down in the unconscious-mind, when somone is pulang.dunno what, kinda medicine for so called homesick

if u re exhaustive, usually the word 'pulang' comes.
when tired, hate everithin, then..this word comes.
i wanna pulang, now i have to pulang. i miss this and that..

looks like the word 'pulang' is closer with location and time.certain time in a place where we live, so then the place is appropriate to say as a place to pulang.

what is actually the satisfaction given by the ideology of the pulang it self to its followers? is it rights that aftar pulang, there will be a kinda change?
what do you want to do at pulang place? where do you want to pulang?
which one do you expect to meet at such place?

if somebody pulangs, let say after 5 years to a certain place so by then, what/who have you met there? building? people? homy feeling?
friend? ( no, they had gone, usually). they are all changed..so to whom you been homesick?

Pulang, is it merely a phiscological fenomena??????
or somethin objectvelly can be proven?

hmmm....seems i am more convinced by the first one.
this is only a mentality fenomena.
an effort of resistance to the different challanges
and symptom of readiness
by trying to escape from reality.

pulang is not real, is nothing
you will not pulang anywhere.
and you can not pulang
there is no way for pulang

instead of:
continuing to walk to the new journey
facing them all..and lets punch them all!!!

all places, all cities, all countries,all villages, as long they are in the world are place to pulang. you are not and can not be an alien or a stranger, your are settler where ever u are.


saurlin
(pulang..is bahasa means more less: go home.)
(kangen is bloody missing somethin)

Free Hit Counters

Free Counter
Locations of visitors to this page

Saturday, September 20, 2008

tugasmu

Penghalang kerja-kerjamu
acap kali adalah bayang-bayang dua hantu besar:
Hantu pertama bernama masa lalu.
hantu kedua bernama masa depan,
Yang pertama membuatmu merasa bersalah,
yang kedua membuatmu kuatir.

Namanya saja hantu, keduanya adalah fatamorgana yang mistis.Dua-duanya tidak nyata, tidak ril!!

Tugasmu yang ril adalah
Menghadapi apa yang dihadapanmu sekarang.
Itu saja yang ril, yang nyata, yang butuh penyelesaian.

Biarkanlah masa lalu—rasa bersalah itu—berlalu
Kembalikanlah kekuatiran—milik masa depan—nanti untuk dirinya sendiri
Hadapilah, apa-apa saja yang didepanmu sekarang.

saurlin, sept 20, 08.

Free Hit Counters

Free Counter
Locations of visitors to this page

Thursday, September 18, 2008

Power, A Radical View

Pemikiran Steven Lukes terhadap konsep Power memiliki makna yang radikal, seperti judul buku singkatnya tersebut. Tulisan itu di terbitkan ditengah debat mengenai demokrasi di Amerika. Sebuah pertanyaan dasar yang ingin dijawab adalah, bagaimana memahami power secara teoretis dan bagaimana menelitinya secara empiris? Pertanyaan ini ingin mengkarakterisasi demokrasi politik di Amerika, apakah sebuah demokrasi yang genuine –pluralist democracy, atau sebuah demokrasi yang didominasi oleh elit berkuasa. Benarkah ada konsensus yang genuine? Atau hanya mengasumsikan saja bahwa konsensus itu genuine?

Disinilah letak investigasi Lukes berhasil menelanjangi defenisi power yang disampaikan oleh kalangan behaviouralis, seperti Robert Dahl, yang kemudian Lukes sebut sebagai pengertian power satu dimensi. Power hanya dilihat sebagai sesuatu yang terdistribusi secara manis dalam masyarakat atau system politik. Melihat power eksis, ketika si A memiliki kekuasaan untuk menyuruh B melakukan apa yang A maui, terlepas B setuju atau tidak( power over). Dalam konteks pengambilan keputusan, kalangan behavioralis ini hanya melihat konflik kepentingan yang terlihat (observable) yang diekspresikan oleh pilihan pilihan keputusan yang ada dalam partisipasi politik yang ada.
Defenisi yang disampaikan oleh Bachrach dan Baratz digelari oleh Lukes, sebagai lebih maju sedikit, menyebutnya power dua dimensi. Selain percaya terhadap dimensi pertama, Bachrach dan Baratz melihat bahwa, power, dimanifestasikan oleh individu atau organisasi, ketika mampu membangun bias dalam sebuah pengambilan keputusan (mobilization of bias), jadi pengambilan keputusan itu bukan sesuatu yg disepakati ‘manis’ oleh semua yang hadir dan berpartisipasi begitu saja. Ada sebentuk nilaiw, keyakinan2, game yang secara sistematik beroperasi untuk keuntungan seseorang atau kelompok. Contoh kongkritnya misalnya organisasi intelijen. …contohnya CIA pasti berupaya mempengaruhi siapapun didunia ini yang punya pengaruh besar…( lupa siapa yg nulis ini), dengan cara membujuk, menyuap, atau melenyapkannya (heheee…emang ada intelijen yang tidak seperti itu?)

Lukes menilai, walaupun sudah lebih maju, konsep kekuasaan ini masih kritik yang belum mendasar terhadap kaum behaviouralis: masih melihat kemungkinan kepentingan individualis (too individualistic), dan tidak melihat issu potensial mendasar yang tidak mungkin lepas dari politik (marx bilang, menurut saya dengan defenisi yg berbeda, kontradiksi pokok). Lukes menyebut ini sebagai power tiga dimensi yang merupakan kritik mendasar terhadap fokus behaviouralis. Power, adalah, bukan hanya sekedar kemampuan memerintah orang atau kelompok untuk melakukan apa yang diinginkan, terlepas diinginkan atau tidak diinginkan oleh yang diperintah(1 dimensi), tidak juga sekedar kepentingan individu atau kelompok untuk menciptakan/memobilisasi bias atas konsensus (2 dimensi), tetapi juga kemampuan men-setting agenda dan menyediakan pilihan-pilihan terbatas atas keputusan. Ini juga berarti kemampuan mengekslusi (mengeluarkan) pilihan-pilihan yang dianggap secara mendasar bertentangan dengan kepentingannya, disadari maupun tidak.

Menurut saya, contoh (tidak) sederhananya adalah neoliberalisme. Ini bukan sekedar kekuasaan sebuah institusi, baik negara, maupun korporasi, apalagi individu untuk mengeksersais kepentingan dan keberlangsungannya, meskipun, Ya benar, bahwa neoliberalisme bisa dieksersais oleh individu, korporasi ataupun negara. Dalam konteks power, neoliberalisme lebih pada konstruksi ide yang maha luas, yang terstrukturasi dan terkulturasi secara global.

Negara dunia ketiga, yang mengalami krisis maupun tidak, sebagai negara berkembang, disetting sebagai ‘developing countries’. developing countries menjadi kata, stigma, acuan, teori, dan praktek yang dipakai sehari hari menamai negara negara bukan eropah(barat) dan US. Maka, semua agenda untuk mereka disetting dalam secara keseluruhan dalam konteks neoliberalisasi, dimanapun, diseluruh pelosok bumi ini yang dirinya disebut sebagai developing countries. agenda ini bisa ditelusuri dalam lembaga-lembaga multi lateral seperti UN, juga WB, IMF, dll. Inilah kejamnya settingan agenda, dan pilihan pilihan terbatas yang diciptakan sedemikian rupa.

Menurut saya konsep Lukes, yang pendek tapi bernas ini menarik kembali diangkat kepermukaan. Kenapa Steven Lukes menarik, karena ada optimisme untuk menginvestigasi kekuasaan, tidak seperti Foucault yang pesimis bahwa kekuasaan itu tidak bisa diteliti (unresearchable), karena berada dimana mana, dan siapapun tidak bisa lepas dari kekuasaan. Noone can escape from power. Power is kind of absurd animal to be researched. Lagian, aku pusing baca Foucault..heheee….

saurlin siagian

Bahan bacaan: Lukes, S. (2005) Power A Radical View (Second Edition ed.). Basingstoke: Pargrave Macmillan.




Free Hit Counters

Free Counter
Locations of visitors to this page

dingin

Tak ada lagi lelap.

Summer sudah lewat,
Musim panas panjang yang menyenangkan.
Terlalu cepat, siang yang panjang berganti,
Menjadi malam-malam mengerikan
Malam musim dingin yang panjang.
Masa penyiksaan.

Semua orang tunduk, merunduk, kemana-mana.
Dia yang cantik berubah jadi beku dan layu.
Dengan jaket tebal dan penutup kepala seperti hantu.
Masa yang parah.
Seperti masa sepuluh tahun lalu.

Sedangsuntukdengantesis,sept08

Free Hit Counters

Free Counter
Locations of visitors to this page

Thursday, September 11, 2008

hardest part

And the hardest part
Was letting go, not taking part
Was the hardest part

And the strangest thing
Was waiting for that bell to ring
It was the strangest start

......cp.

Free Hit Counters

Free Counter
Locations of visitors to this page

Tuesday, September 02, 2008

Beda

untuk apa orang datang kemari ya? hanya melihat menara (Eiffel) jelek begini?
aku tidak akan pergi kesana kalau bukan karena menyenangkan teman teman saja, kata seorang teman... mengapa pantai seindah ini kok dirusak pemandangan itu ya? juga,kata seorang teman native, ketika memandang bangunan
pencakar langit dipinggir pantai.

kok ngga makan daging (kelinci) ini? yaaah, sebenarnya aku bukan veggy, cuma
rasanya, it's too cute to be eaten, bagi aku dia seperti bayi,tambahnya.
sungai rhein ini bagiku seperti surga, semoga tidak akan dirusak oleh pemandangan
bangunan-bangunan tinggi dan hotel hotel itu..katanya di perjalanan lagi.

sejak kecil aku pernah diajari sama mama, jangan membunuh binatang, jika itu bukan terpaksa. jika nyamuk masuk ke kamarku, aku akan buka jendela lebar-lebar, dan kemudian mengusirnya. atau jika dia menggigit, kucoba tiup supaya dia terbang lagi. dia lebih baik hidup. what?

pengalaman yang paling mengerikan yang pernah kulakukan adalah membunuh lizard,cicak,
ketika aku masih junior high school. it was like a traumatic moment for me.
ketika itu, musim panas, cicak masuk ke kamarku, tidak tahu entah darimana.
sepulang sekolah saya membuka pintu kamar, dan cicaknya terjepit.

saya benar-benar menangis, aku telah melukai cicak yg tak berdosa.
aku pergi ke mama, dan melaporkan kejadian itu. mama datang,
dan melihat kondisi cecak yang masih hidup tapi sudah cacat, ngga bisa lagi berjalan.
dan, ini yang paling berat bagiku seumur hidup, aku diminta mama
untuk membunuh cecak itu. menangis dan tidak tega.

mama meyakinkanku, bahwa cecak itu pasti lebih baik mati segera,
daripada harus mati perlahan-lahan dengan cara yang sangat menyakitkan.
mama benar, dia pasti sangat menderita sekarang. dan beberapa saat kemudian
aku mengambil stick dan membunuh cecak tak berdosa itu.....
akibatnya?? aku tidak bisa tidur, dan ngga sekolah beberapa hari..
aku benar benar trauma.aku berjanji yg kupegang sampai sekarang, tak akan pernah membunuh cicak lagi. hah??? pengalaman paling traumatik, hanya karena membunuh cicak?

cut-----

dibelahan bumi yang lain
percakapan seperti ini, apalagi yg terakhir,
hampir mustahil ditemukan.gedung tinggi adalah simbol kemahadayaan..

jangankan kelinci, dari anjing hingga kucing tetangga bisa hilang
kalau tidak hati-hati mengawasinya heheeee...membunuh nyamuk? ya iyalah...
musuh utama yg harus dibasmi, dan kagak bakalan bisa tidur kalau belum semua enyah,
adalah nyamuk.

trauma karena bunuh cecak? hmmm, sebentar.......
trauma karena melihat teman mati ketrabrak angkot yang ugal2an di depan mata sendiri, iya.


king, sept 02, 08.

Free Hit Counters

Free Counter
Locations of visitors to this page