buku ini ruarrr biasa. saya sepakat..buku paling ambisius..begitu komentar salah satu media di AS. karya pasca kolonial yang pengarangnyalayak memperoleh penghargaan nobel.
pertarungan batin seorang intelektual pribumi yang pernah belajar di eropah, mr. pangemanann, tokoh utama novel ini, patut menjadi cermin bagi seluruh intelektual dan cendekiawan negeri ini. saya melihat buku ini benar2 kontekstual bagi intelektual kita saat ini. banyak sekali intelektual yang setelah mengecap pendidikan barat, kemudian menjadi antek-antek barat, dan menjadi individualis yang buncit dan memperkaya diri sendiri. menjual alam indonesia, menjual rakyat, menjual kemiskinan, membawa leher anak-anak bangsa ini untuk disembelih oleh kepentingan asing.
sebagai intelektual, kepada kepentingan apa, dan kepada siapakah anda akan berpihak?
ini salah satu saripati pertanyaan dari novel ini.
mengisi perut setiap hari itu penting, tetapi, janganlah sampai, seperti tokoh mr pangemanann, menjadi intel asing untuk menghancurkan para pecinta bangsa ini, para intelektual yang masih punya nurani berpihak kepada bangsanya. saya melihat begitu banyak pangemanann-pangemanann yang lain direpublik ini berkeliaran.
saurlin
Free Counter
No comments:
Post a Comment