Huh panasnya luar biasa bah, kata orang Medan. Beberapa hari terakhir ini memang suhu udara Medan terasa sangat panas. Kata seorang teman, tensi orang sekarang cepat cepat naik, apalagi orang yang kerja diluar ruangan. Bisa dimengerti banyak caleg yang suka marah marah sekarang. Habis..setelah capek keliling ke berbagai tempat disudut kota hingga daerah, engga terpilih pula. Hati-hatilah sekarang tilpun orang nanya kabar, kalau ngga balik di maki-maki…tanpa sebab yang jelas.
32 derajat terasa lebih panas dari sebelumnya, mungkin karena tidak ada green area di kota ini. Kota ini seperti padang gurun saja, padang gurun bangunan bangunan mati, juga semakin panas oleh mesin mesin industri, mesin mobil hingga sepeda motor yang hidup sepanjang hari.
Bicara sepeda motor atau bahasa medan ‘kreta’, ada beberapa jenis sepeda motor yang sangat menjengkelkan saya di jalanan, apalagi ketika tepat berada dibelakangnya, utamanya sepeda motor dua tag seperti Yamaha RX King, Kawasaki Ninja, dan beberapa jenis motor dua tag lainnya. Tidak lupa, becak motor dengan mesin keluaran brayan bengkel, yang asapnya bisa menutupi satu kampung sekali berjalan. Benar benar menyebalkan. Menemani sepedaku, kuputuskan beli masker dari apotik hari ini, satu kardus. Setidaknya mengurangi kuantitas asap yang terhirup setiap harinya.
King, 21 april 09
Free Counter
Thursday, April 23, 2009
Menonit di tapsel dan migrasinya ke GKPA (note 5)
Kurang lebih sekitar 100 orang penganut Kristen protestan menonit di tapanuli selatan masih terlacak melalui para keturunannya. Secara formal, saat ini mereka sudah bergabung ke GKPA (gereja lokal beraliran Lutheran). Seperti apa kondisi mereka saat ini? Apa dampaknya setelah mereka menyatukan diri ke GKPA. Seperti apa nasib asset asset menonit yang diserahkan kepada jemaatnya. Seperti apa hubungan menonit yang ada di tapsel dengan aliran menonit dibelahan bumi yang lain.
Sebenarnya menonit memiliki sedikit perbedaan dengan GKPA, gereja yang memisahkan diri dari HKBP. Aliran GKPA adalah Protestan Lutheran, sementara menonit adalah salah satu varian protestan yang lebih radikal. Inti dari perbedaannya adalah soal baptisan, dimana menonit hanya mengakui baptisan dewasa. Kelompok menonit memutuskan untuk bergabung dengan GKPA karena jemaat yang kecil, sekitar 100-an orang.
Kehadiran menonit di tapanuli selatan berawal dari kedatangan missionaris menonit dari Belanda tahun….(abad 18). Missionaris menonit sebenarnya lebih awal kedatangannya dibandingkan dengan RMG di Tapanuli yang juga masuk melalui Sipirok, tapanuli selatan. Pertama kali, menonit memperoleh pengikut di Pakantan, Tapanuli Selatan ( sekarang telah menjadi kabupaten Mandailing Natal). Kehadiran menonit mendapat sambutan dan berhasil untuk pertama kalinya membaptis masyarakat lokal menjadi Kristen dan mendirikan gereja di Pakantan. Saat ini pekuburan para missionaris menonit masih bisa disaksikan di pinggiran kecamatan Pakantan.
Meskipun jemaat menonit telah bergabung ke GKPA, akan tetapi mereka tetap memiliki forum bersama sesame jemaat menonit. Saat ini forum ini dipimpin oleh bapak Nasution (?). Segala asset asset menonit telah dihibahkan pula kepada GKPA. Kami bergabung dengan GKPA karena jemaatnya tidak berkembang, kata bapak Nasution. Waktu bergabungnya, menurut nasution, persis ketiga GKPA terbentuk atau memisahkan diri dari HKBP.
Kontak antara forum ini dengan menonit yang berpusat di Amsterdam masih terjalin dengan baik. Terbukti dengan kunjungan rutin beberapa tokoh menonit dari Amsterdam ke Pakantan. ( perlu penjelasan, siapa yang berkunjung dan kapan saja mereka berkunjung). Komunitas ini bisaanya dikenal bukan sebagai menonit sekarang ini, tetapi “punguan Kristen pakantan” yang tersebar juga dibeberapa kota seperti Medan dan Jakarta.
Gereja menonit biasanya memakai symbol ayam di puncak bangunannya, sebagai symbol bahwa sebelum ayam berkokok, Yesus disangkal oleh manusia hingga tiga kali.
By saurlin. ( catatan ini masih perlu dilengkapi...)
Free Counter
Sebenarnya menonit memiliki sedikit perbedaan dengan GKPA, gereja yang memisahkan diri dari HKBP. Aliran GKPA adalah Protestan Lutheran, sementara menonit adalah salah satu varian protestan yang lebih radikal. Inti dari perbedaannya adalah soal baptisan, dimana menonit hanya mengakui baptisan dewasa. Kelompok menonit memutuskan untuk bergabung dengan GKPA karena jemaat yang kecil, sekitar 100-an orang.
Kehadiran menonit di tapanuli selatan berawal dari kedatangan missionaris menonit dari Belanda tahun….(abad 18). Missionaris menonit sebenarnya lebih awal kedatangannya dibandingkan dengan RMG di Tapanuli yang juga masuk melalui Sipirok, tapanuli selatan. Pertama kali, menonit memperoleh pengikut di Pakantan, Tapanuli Selatan ( sekarang telah menjadi kabupaten Mandailing Natal). Kehadiran menonit mendapat sambutan dan berhasil untuk pertama kalinya membaptis masyarakat lokal menjadi Kristen dan mendirikan gereja di Pakantan. Saat ini pekuburan para missionaris menonit masih bisa disaksikan di pinggiran kecamatan Pakantan.
Meskipun jemaat menonit telah bergabung ke GKPA, akan tetapi mereka tetap memiliki forum bersama sesame jemaat menonit. Saat ini forum ini dipimpin oleh bapak Nasution (?). Segala asset asset menonit telah dihibahkan pula kepada GKPA. Kami bergabung dengan GKPA karena jemaatnya tidak berkembang, kata bapak Nasution. Waktu bergabungnya, menurut nasution, persis ketiga GKPA terbentuk atau memisahkan diri dari HKBP.
Kontak antara forum ini dengan menonit yang berpusat di Amsterdam masih terjalin dengan baik. Terbukti dengan kunjungan rutin beberapa tokoh menonit dari Amsterdam ke Pakantan. ( perlu penjelasan, siapa yang berkunjung dan kapan saja mereka berkunjung). Komunitas ini bisaanya dikenal bukan sebagai menonit sekarang ini, tetapi “punguan Kristen pakantan” yang tersebar juga dibeberapa kota seperti Medan dan Jakarta.
Gereja menonit biasanya memakai symbol ayam di puncak bangunannya, sebagai symbol bahwa sebelum ayam berkokok, Yesus disangkal oleh manusia hingga tiga kali.
By saurlin. ( catatan ini masih perlu dilengkapi...)
Free Counter
Serangan fajar di Tapsel (note 4)
Di tapanuli selatan, pada umumnya serangan fajar dilakukan dengan memberikan uang tunai kepada para pemilih dengan range antara 150 000 rupiah hingga 200 000 rupiah. Uang ini diserahkan kepada para pemilih dengan memakai tim sukses per desa atau kelurahan.
Lebih ekstrim adalah memberikan uang kepada pemilih sekitar satu atau dua jam sebelum jam J. dari pemantauan jumlah uang yang diberikan sekitar 200 000 per pemilih. Seorang tim sukses membawa uang di dalam karung kedekat TPS dan membagikan kepada pemilih yang bersedia memilih calon yang ditentukan.
Modus yang lebih unik adalah sogokan berupa beras sekitar 5 kg, disertai dengan uang sebesar 50.000 didalamnya. Pekerjaan ini cukup rumit. Sebuah truk atau pick up dibutuhkan beserta dengan tenaga beberapa orang pada malam hari untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Tim tersebut tidak perlu membangunkan calon pasiennya pagi pagi buta, cukup meletakkan beras, uang 50 ribu, beserta dengan kartu nama sang caleg di dalamnya. Dengan demikian sang pemilik rumah akan mengetahui siapa yang memberikan ‘oleh-oleh’ tersebut.
Free Counter
Lebih ekstrim adalah memberikan uang kepada pemilih sekitar satu atau dua jam sebelum jam J. dari pemantauan jumlah uang yang diberikan sekitar 200 000 per pemilih. Seorang tim sukses membawa uang di dalam karung kedekat TPS dan membagikan kepada pemilih yang bersedia memilih calon yang ditentukan.
Modus yang lebih unik adalah sogokan berupa beras sekitar 5 kg, disertai dengan uang sebesar 50.000 didalamnya. Pekerjaan ini cukup rumit. Sebuah truk atau pick up dibutuhkan beserta dengan tenaga beberapa orang pada malam hari untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Tim tersebut tidak perlu membangunkan calon pasiennya pagi pagi buta, cukup meletakkan beras, uang 50 ribu, beserta dengan kartu nama sang caleg di dalamnya. Dengan demikian sang pemilik rumah akan mengetahui siapa yang memberikan ‘oleh-oleh’ tersebut.
Free Counter
Caleg meninggal setelah uangnya ditolak (note 3)
Seorang caleg di kota padang sidempuan, marga pane,caleg partai Golkar, asal dari desa sabungan jae kec. Hutaimbaru, meninggal dunia 1 hari setelah uang yang dibawanya ditolak oleh masyarakat. Uangnya dibawa pada hari minggu ke desa sabungan pada siang hari. Namun masyarakat desa menolak dengan alasan sudah ada caleg yang lain yang lebih dulu memberikan uang kepada mereka.
Mendengar itu, pane shock dan akhirnya dibawa kerumah sakit umum sidempuan. Menurut info tetangga, yang bersangkutan memang mengidap penyakit jantung. Nyawanya tidak tertolong dan meninggal hari senin, 6 april 2009.
Free Counter
Mendengar itu, pane shock dan akhirnya dibawa kerumah sakit umum sidempuan. Menurut info tetangga, yang bersangkutan memang mengidap penyakit jantung. Nyawanya tidak tertolong dan meninggal hari senin, 6 april 2009.
Free Counter
Kota Salak undercover: Night live in Sidempuan( west coast note 2)
Padang Sidempuan is used to be a transit small city, but now it is growing very fast and one of the most important cities across the west coast of North Sumatera. May be, as a transit city, it is still preserving the legacy of its function as used to be; a place of pleasure for the exhausted travelers…
Last night, after tired by some activities all the day, I and friends went to a night club in the city looking for a fresh air, the first time for me to see night live of sidempuan. A bit shocked that a small city likes sidempuan has so many 24 hours night clubs/discotique complemented by many short time hotels. We decided to go to one of them. People around were quite a bit attracted by the fancy car brought by my friend there. Looks like show off. Some sexy girls approached.
My friend asked some beers while looking for a nice place to sit, adding a question if they have the best girls they have there. Realizing that he (not sure he or she, I thought she was sissy) had some special guests that night, she said yes and being busy by sending texts. Ya, only in a few minutes two girls come and sitting near us. They were, like I guessed who was mentioned as the best at the discotique. The blurred light made my vision was not really clear to recognize them until they were really close to us.
But it was shocked me secondly. The two were kids! I guessed, even though they denied, one was, expected, about 13 years old, and the other one was about 14 years old. That was clear to me by seeing their faces. I told to my friend that it was a child trafficking. The sissies surrounded told that they were the best at the discotique!!. I was trying to open a conversation with them why they were there. Was it truly about economic matters or other things?
Difficult to understand but that was reality at the small city, and even well known as ‘religious city’, Sidempuan. I went back home at 2 am, with a lot of anxiety in my head. Hope God helps them escaping from that hll city.
King, Saturday, April 11, 2009
Free Counter
Last night, after tired by some activities all the day, I and friends went to a night club in the city looking for a fresh air, the first time for me to see night live of sidempuan. A bit shocked that a small city likes sidempuan has so many 24 hours night clubs/discotique complemented by many short time hotels. We decided to go to one of them. People around were quite a bit attracted by the fancy car brought by my friend there. Looks like show off. Some sexy girls approached.
My friend asked some beers while looking for a nice place to sit, adding a question if they have the best girls they have there. Realizing that he (not sure he or she, I thought she was sissy) had some special guests that night, she said yes and being busy by sending texts. Ya, only in a few minutes two girls come and sitting near us. They were, like I guessed who was mentioned as the best at the discotique. The blurred light made my vision was not really clear to recognize them until they were really close to us.
But it was shocked me secondly. The two were kids! I guessed, even though they denied, one was, expected, about 13 years old, and the other one was about 14 years old. That was clear to me by seeing their faces. I told to my friend that it was a child trafficking. The sissies surrounded told that they were the best at the discotique!!. I was trying to open a conversation with them why they were there. Was it truly about economic matters or other things?
Difficult to understand but that was reality at the small city, and even well known as ‘religious city’, Sidempuan. I went back home at 2 am, with a lot of anxiety in my head. Hope God helps them escaping from that hll city.
King, Saturday, April 11, 2009
Free Counter
Lubuk Larangan ( west coast note1)
Lubuk larangan menjadi sangat popular sejak tahun 80-an dengan model pengelolaan yang lebih baik. Pada awalnya luburk larangan bermakna mistis, dimana tempat itu dihuni oleh mahluk halus yang tidak boleh diganggu.
Saat ini lubuk larangan telah dilegalisasi oleh pemerintah daerah serta dimanfaatkan untuk memelihara ikan disungai secara berkelanjutan. Bahkan untuk menjamin keberlanjutan lubuk larangan ini, bupati tapanuli selatan A. Rasyid Nasution, SH, mengeluarkan perda tentang Pengelolaan lubuk larangan, Perda No. 19 tahun 1988.
Ini adalah model konservasi sumber daya alam dengan melestarikan kearifan lokal.
----
Terdapat 14 lubuk larangan di sepanjang sungai Silau, dan terdapat 3 lubuk larangan di sepanjang sungai Mosa. Lubuk larangan dimiliki tidak hanya oleh desa, tetapi juga sub desa atau lorong. Sepanjang desa atau lorong yang bersangkutan punya sungai yang punya potensi untuk diberdayakan menjadi lubuk larangan. Panjang lubuk larangan kita ini adalah 1, 5 km. kepala desa kita namanya iskandar muda.
Masa pembukaan lubuk larangan biasanya dilakukan pada saat hari libur seperti hari minggu. Kita membuat pengumumannya di radio ke kota sidempuan, dan juga melalui selebaran. Sehingga orang tahu dan datang. Kita mematok harga 60 000 rupiah per orang atau per jala. Semacam karcis yang dijual pada hari h. biasanya buka jam 9 pagi hingga jam 4 sore.
Kita disini kemaren panen bulan februari dan memperoleh pemasukan sebesar 20 juta, dan bersihnya kita dapat 15 juta rupiah. 10 persen diberikan kepada naposo nauli bulung, yang bertugas sehari hari melakukan penjagaan terhadap lubuk larangan. Lubuk larangan ini di jaga oleh sekitar 15 orang naposo nauli bulung laki-laki, dan 5 orang naposo nauli bulung perempuan.
Hasil keuntungan yang didapatkan dipergunakan untuk memperbaiki fasilitas umum seperti mesjid, perbaikan jalan, dan sebagainya. Serta meninggalkan 10 % untuk naposo nauli bulung, yakni pemuda yang bertugas menjaga lubuk larangan.
Free Counter
Saat ini lubuk larangan telah dilegalisasi oleh pemerintah daerah serta dimanfaatkan untuk memelihara ikan disungai secara berkelanjutan. Bahkan untuk menjamin keberlanjutan lubuk larangan ini, bupati tapanuli selatan A. Rasyid Nasution, SH, mengeluarkan perda tentang Pengelolaan lubuk larangan, Perda No. 19 tahun 1988.
Ini adalah model konservasi sumber daya alam dengan melestarikan kearifan lokal.
----
Terdapat 14 lubuk larangan di sepanjang sungai Silau, dan terdapat 3 lubuk larangan di sepanjang sungai Mosa. Lubuk larangan dimiliki tidak hanya oleh desa, tetapi juga sub desa atau lorong. Sepanjang desa atau lorong yang bersangkutan punya sungai yang punya potensi untuk diberdayakan menjadi lubuk larangan. Panjang lubuk larangan kita ini adalah 1, 5 km. kepala desa kita namanya iskandar muda.
Masa pembukaan lubuk larangan biasanya dilakukan pada saat hari libur seperti hari minggu. Kita membuat pengumumannya di radio ke kota sidempuan, dan juga melalui selebaran. Sehingga orang tahu dan datang. Kita mematok harga 60 000 rupiah per orang atau per jala. Semacam karcis yang dijual pada hari h. biasanya buka jam 9 pagi hingga jam 4 sore.
Kita disini kemaren panen bulan februari dan memperoleh pemasukan sebesar 20 juta, dan bersihnya kita dapat 15 juta rupiah. 10 persen diberikan kepada naposo nauli bulung, yang bertugas sehari hari melakukan penjagaan terhadap lubuk larangan. Lubuk larangan ini di jaga oleh sekitar 15 orang naposo nauli bulung laki-laki, dan 5 orang naposo nauli bulung perempuan.
Hasil keuntungan yang didapatkan dipergunakan untuk memperbaiki fasilitas umum seperti mesjid, perbaikan jalan, dan sebagainya. Serta meninggalkan 10 % untuk naposo nauli bulung, yakni pemuda yang bertugas menjaga lubuk larangan.
Free Counter
Friday, April 03, 2009
Iwishfridaytoday
I am waiting for Friday every day. but it seems quiet far away, even badly seems like Monday every day. I love Friday coz it entails so many fun stuffs. Everything. Neither Friday is the last day of work every week, nor every Friday 5 pm is the schedule for futsal, or even the nearest day to wait premier league, or becoz every Friday going to tanjung anom, seeing the running river around, and the village setting there. I wrote this note in Wednesday, needs one more night to get Friday.
But ya, tonight, feels like Friday.Not becoz of them all. But really, I like Friday, for now. I mean it. This is new in my life. I want Friday, the only day I need. I dunno for tomorrow. I wish Friday with me today.
King, 2. 25 hours after Wednesday night. Thursday, March 26, 2009.
Free Counter
But ya, tonight, feels like Friday.Not becoz of them all. But really, I like Friday, for now. I mean it. This is new in my life. I want Friday, the only day I need. I dunno for tomorrow. I wish Friday with me today.
King, 2. 25 hours after Wednesday night. Thursday, March 26, 2009.
Free Counter
Subscribe to:
Posts (Atom)