Thursday, July 10, 2008

in memoriam, pulpenku

aku digotong oleh 4 orang militer yang mati dan telah bangkit kembali,
kucoba melawan, tapi kakiku seperti terikat dengan pandu seperti
milik pramuka sewaktu saya belasan tahun lalu disekolahan.
dibawa kesuatu tempat yang sangat aku tidak suka, tidak tahu apa, susah bernafas.

menyesali diri, kok mereka bisa bangkit kembali.kemudian jatuh
dari atas pohon yang tinggi, waktu itu satu hari menjelang ujian akhir sma.
sepedamotor itu harus direparasi satu bulan setelah kecelakaan yang sangat
serius, akibat ugal-ugalan dijalan raya yang belum kukenal benar medannya.
tukang urut tradisional itu membuatku berteriak membangunkan malam
satu benua. kok badanku yang rongsok diinjak sekeras-kerasnya sambil membaca mantra?

perjuangan disini lumayan keras, namun tidak apa-apa, daripada
tinggal di pelosok kota kecil kumuh pinggir laut, dengan nyamuk
sebesar ibu jari tukang urut itu. duh, aku mandi di air yang tercemar taik,
dan lebih jorok, menimba sungai cokelat di perkebunan sawit itu,
untuk kembali dimasak, dan diminum, dengan warna yang cokelat,
seperti makan cokelat yang kubeli dari alberthein.

huh, mending aku corat coret catatanku, mencoba
membuat sketsa perempuan kesayanganku daripada mendengar ocehanmu
yang membuatku semakin ngantuk diruangan dingin, kelas seperti rumah sakit ini.
sudahlah, kamu sudah capek pak, jangan paksakan mengajar,
biarkan kami ngantuk, menikmati tidur yang terganggu tadi malam karena
kebanyakan melototin youtube. dia memang bilang begini,bang..., aku sayang padamu,
kamu telah membuatku dititik nadir, tahu ngga? aku ngga tahu, kataku. dia diam dan pergi begitu saja, ngga mau menoleh kebelakang. karena aku harus mengerjakan essay ku
yang terpaksa harus kuselesaikan malam ini, deadlinenya siang besok jam 12. dasar setan, aku belum punya inspirasi apa apa malam ini.

setelah perahu menepi,agamamu apa? katanya.aku diam saja. islam, kata sobatku,anak pesantren itu. mayat yang bergelimpangan itu perlu ditanam lebih dulu, baru nanti cerita tuhan, neraka, dan sorga, gerutuku dalam hati. terpaksa harus melarikan diri
dan dicemooh para tentara itu.karena aku lapar, sehingga pulang. dikamar 73 dorus
sudah tersedia apa saja. tinggal makan kok.

baik, masalahnya sekarang adalah antara kami dan kau. tidak ada urusan dengan mereka
yang digusur itu. kamu minta berapa? kami masih punya sisa anggaran proyek 300 juta untuk itu. kalau kau mau, deal. kalau tidak juga tidak apa-apa, dana ini tidak ada
apa-apanya dibanding biaya konstruksi oleh investor itu. gubernur juga sudah
minta supaya mereka segera diselesaikan. oke, aku bilang. ibu tua berumur sekitar 70 an itu mendatangiku, memberikan uang lima puluh ribu. ini nak, uang yang sudah lama
kusimpan, ambillah, ngga ada yang bisa kuberikan selain ini, biar kamu punya
ongkos pulang ke medan.

huh...asap cannabis sativa itu menyengat hidung. kamu mau? biar enak diskusi kita katanya. astagafirullah, dilantai dua rumah sederhana itu tersimpan beberapa
kota kardus daun 'singkong' yang siap direbus. itu enak, mamaku sering
membuat pelbagai variasi daun singkong utk dilahap bersama nasi dan ikan asin.
sambil nonton bola belanda lawan prancis, dia beli satu kotak opium.
yesss...akhirnya kuliahku selesai juga...essay keparat itu baru siap kukerjakan setelah diultimatum sama program administrator, jika tidak dikirim siang ini juga,
tidak dihitung!! no more extension!!. riset paper, kamu akan kuselesaikan secara jantan, lihatlah. ya iyalah, masa aku homo? aku suka perempuan, tentunya bukan perempuan lesbi.

5 menit, sambi mengetuk2 jari telunjuk ke meja, kupelototin spidol yang kuletakkan berdiri, setelah aku tulis agenda di whiteboard. aku kesal karena minjam buku dari perpus, setelah renewed 5 bulan,tak satupun yang kubaca. gila ngga? makanya setelah
aku puas berenang di danau yang kurindukan itu, kami makan ikan bakar, pakai
bumbu pedas, dan jeruk nipis, dan ditemani satu gelas tuak asli.

demikianlah kumpulan kalimat-kalimat sandi ini, akan menjadi
bahasa yang bisa dipahami oleh sepuluh jariku
yang menciptakannya......

rijkersplein 37, july 10, 08

No comments: