Saturday, August 23, 2008

jauh

kok kamu pergi jauh, setelah sekian lama kita bersama-sama disini? apakah kamu melarikan diri karena sudah tidak tahan lagi? mengapa kembali kamu membiarkan kami sendirian? yaa, seperti biasa kamu memang selalu pergi, tapi tidak selama ini. seperti biasa juga kamu ngga tahan lama-lama tinggal disini. sesekali saja bertahan dan nginep, udah itu pulang. katanya ke luar negeri, itu sangat jauh, lebih jauh lagi dari yang biasa kamu pergi. yah, seperti biasa kamu pergi, ngga apa-apa.

melarikan diri? kamu pergi tidak apa-apa juga, hanya saja, teman diskusi kami seperti biasanya, terasa ada yg kurang, kamu ngga muncul-muncul. kita biasa bicara tentang kemiskinan kami, bicara tentang mencari hingga ke akar-akarnya. kemudian membayangkan jika kemiskinan kami bisa diubah. kamu bilang ada ketidak adilan disini, dan ada ketidak adilan ditingkat yang lebih besar, ngga tahulah kira-kira apa maksudmu, aku hanya menangkap kata kata paling sering muncul dari mulutmu itu, ada ketidak adilan disini, dan diatas sana yang lebih besar itu.

ngumpul diberanda rumah, dan ngopi bersama tetangga, mendengar kamu yang ngomongnya bersemangat, seolah-olah besok pagi kami ngga miskin lagi..ehhh, aku terkadang tertawa juga,tertawa karena sudah lelah menangis, tapi ya, jujur, setidaknya ceritamu membuaiku, sepertinya ada harapan.

tidak tahulah, kamu memang tidak menjanjikan apa-apa kepada kami, tapi kedatanganmu sepertinya menjanjikan sesuatu, yang membuat kami bersemangat jika kamu datang lagi. ceritamu itu membuat aku, setidaknya, bersemangat lagi. mengobati sedikit tangisan kami yang tak pernah berakhir ini.

kamu kok ngga balik-balik sih? tahu ngga, kondisi kami semakin parah sekarang, semakin sulit, semakin miskin. dengar kan, bbm naik lagi? harga pupuk naik lagi? beras diimpor lagi?...jujur, kami ingin mendengar ceritamu lagi, walaupun ceritamu juga tidak akan merubah apa-apa, tapi setidaknya ada kamu teman bercerita. kemudian aku lihat, sesekali kamu menulis tentang kami, yahh, tulisanmu juga ngga berpengaruh apa-apa terhadap kami, toh?

ku dengar, karena tulisanmu, kamu jadi dikenal banyak orang? syukurlah, tapi kami kok tetap begini ya? aku ngga tahu mengapa. begitupun, kami masih ingin mendengar tentangmu dan ngobrol lagi. kami ngga tahu mengapa kamu pergi dan ngga balik-balik. kamu pernah cerita bahwa belajar itu adalah, ya aku sangat ingat itu, kepada alam, kepada sungai, ke gunung, ke hutan, ke laut, ke bantaran sungai tempat kami ini, kepada rakyat kecil, kepada massa. tapi kamu kok pergi jauh? ada yg bilang belajar? belajar kepada siapa? dan untuk siapa?

mungkinkah itu untuk kami? tapi kalau mau belajar tentang kami, kamu kok pergi jauh? bukannya kepada kami? aku kuatir sekali, apa yang kamu pelajari ditempat jauh itu,
tapi aku percaya, pasti bukan untuk berbohong kepada kami. aku masih ingat, kamu ikut bersama-sama kami, melawan hantu raksasa itu bersama-sama, berkali-kali. ya, kamu ada diantara kami, kamu tidak diluar, kamu ada diantara kami, itu sangat membuatku percaya, kamu adalah bagian dari kami.

ya, sekali lagi, aku harus jujur, kamu kok sangat jauh sih???

(surat imajiner dari seorang teman petani)

Free Hit Counters

Free Counter
Locations of visitors to this page

5 comments:

Johanamay said...

Hi..hi..hi
Thank you for stopin by at my blog :), and thank you for being my new brother in this 'untouchable' world :)

hehehehe....

Belajar, belajar dan belajar...
Sebenarnya bisa dibilang, bukan untuk siapa2...itu untuk kebaikan kita sendiri, yang nantinya akan berguna untuk orang banyak juga :)

Sebuah lingkaran mutualisme yang sangat menakjubkan :)

cheers
-jo-

saurlin said...

i wish, so...:)

Unknown said...

hi, the story is brilliant. Digestible, sharp and most importantly touching. Thanks for sharing. It reminds me to all the farmers I left in Aceh (in a sad way though)like you said "sangat jauh". Sometimes I just don't know, working with people so called the poor is a perplex situation. Am I helping them or just being an intruder? Why bother disturbing their simple peaceful thoughts.

sometimes ago when I was there, a man asked me, "why do you think the villagers need education?" For the first time I was speechless. I used to answer such a question quickly and passionately but at that time I just was not sure. Being with them taught me loads of valuable things; the beauty of simplicity- the way of celebrating life. Who am I then telling them how to live a better life. Indeed I learn more from them than they do from me.

I'm still searching for my justification to continue working with them. But thanks so much for bringing the optimism.

cheers,
elvi

saurlin said...

thks elvi..:)
i like the words "Indeed I learn more from them than they do from me"

Johanamay said...

Hi again bro.
N stands for Nainggolan

cheers