Wednesday, March 25, 2009
LSM Fokus terhadap Ekonomi Kerakyatan
Rabu, 25 Maret 2009 | 05:23 WIB
Medan, Kompas - Pembangunan ekonomi berbasis kerakyatan dinilai semakin penting pascapembangunan ekonomi masa Orde Baru yang arahnya tidak jelas. LSM diharapkan bisa lebih berperan dan menyatukan langkah dalam gerakan yang sudah banyak mereka mulai itu.
Ketua Dewan Pakar Inter NGO Forum on Indonesian Development (Infid) Dawam Rahardjo dalam seminar Pembangunan sebagai Gerakan Ekonomi Rakyat di Medan, Selasa (24/3), memaparkan, kemandirian ekonomi dari ketergantungan asing harus dicapai mengingat selama ini pembangunan yang terjadi memunculkan konsekuensi negatif.
Pertama, hilangnya tradisi yang mengandung kearifan lokal, kedua pembangunan yang mengarah kepada eksploitasi alam dan warisan utang antargenerasi.
Menurut Dawam, kesalahan itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara-negara Amerika Latin. Kesalahan utama mereka adalah tidak membangun ekonomi rakyat, tetapi mengikuti aspirasi golongan menengah atas dan kelompok birokrat untuk melakukan industrialisasi substitusi impor. Pada awal pembangunan negara maju, kebijakan ini memunculkan kesempatan kerja yang luas.
Akan tetapi, di Indonesia kesempatan kerja ada di usaha kecil dan informal, terutama sektor pertanian. Usaha ini diabaikan, yang muncul kemudian industrialisasi substitusi impor.
Industrialisasi perlu dilakukan, tetapi yang pertama dicapai adalah penciptaan kesempatan kerja dan pemenuhan kebutuhan pokok massal rakyat. Ini bisa dilakukan dengan langkah memaksimalkan potensi yang sudah ada.
Dawan mencontohkan langkah sederhana seperti pengelolaan aren atau kelapa yang banyak terdapat di Indonesia atau dengan memaksimalkan daur ulang sampah hingga rehabilitasi terumbu karang. (WSI)
Free Counter
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment