disaat aku akan pergi ke kantor dengan sepeda motorku, kamu menyapaku dengan wajah yang masih cerah...bapak kemana? saya jawab, mau pergi kerja nak. kemudian..tetap dengan wajah yang dipaksa cerah dan senyum, kamu menimpali; pak, saya yang bukakan pintu dan gerbang ya? aku mengangguk. hmm..iya.
"Nanti bapak melambai (tangan) ya? sampai ujung sana ya? (maksudnya sampai ujung gang rumah yang jaraknya hingga 80 meter. "oh iya iya...aku bilang. wajahnya masih terlihat tidak sedih, senyum masih terlihat dipertontonkan ke aku.
saya menghidupkan sepeda motor dan mulai berjalan, aku melambaikan tangan. dia juga melambaikan tangan sembari senyum. Anakku makin dewasa..pikirku...dibelokan menuju jalan besar, saya kemudian tersadar hpku tertinggal. segera saya berbalik arah ke rumah...
sesampai dirumah, saya langsung masuk..dan sekilas saya melihat bayangan orang dibalik pintu garasi, disudut sana seseorang sedang tunduk lesu, menghadap dinding rumah, dan sedikit tertutup pintu garasi mobil..saya mendekati dia, saya lihat air matanya berurai hingga membasahi baju didadanya....dia hanya menangis sesenggukan, tidak bersuara.
setelah menyadari kedatanganku yang tiba-tiba, dia segera menghapus airmatanya dengan bajunya..tetapi sudah terlambat, aku melihatnya..aku hancur mengetahui anakku sedang mencoba menyimpan perasaannya. aku memeluknya kuat, sembari bilang, nak jangan takut nangis ya dihadapan bapak, nangis itu ngga apa apa kok......
Free Counter
Friday, May 02, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment