Bagi yang pernah tinggal di
Rantau Parapat, anda pasti sepakat, kota Rantau Parapat tidak menawarkan
sesuatu yang menarik bagi pengunjungnya. Ingat rantau parapat, ingat kebun
sawit dan karet, atau gedung burung wallet. Tetapi jika ingin menikmati kota
kecil ini, atau membuat anda bisa kerasan dan nyaman berhari hari di kota ini,
anda perlu mencoba informasi tentang kota kecil ini.
Kota Rantau Parapat, ibukota
Labuhan Batu, berpenduduk 140.395 jiwa. Labuhan Batu bisa disebut miniatur
Indonesia. Suku Jawa dan Suku Batak adalah dua suku terbesar, hampir
fifty-fifty, sementara suku-suku lainnya berada diangka dibawah lima persen.
Sementara Suku Tionghoa terkonsentrasi di Kota.
Ada yang unik; tidak seperti
daerah lainnya di Indonesia, Labuhan batu lebih banyak dihuni oleh Laki-laki
dibanding perempuan. Menurut statistik tahun 2009, jumlah laki laki sebanyak
4.223 melebihi perempuan. Tak heran, Labuhan Batu dengan kota Rantau Parapat
ini lebih menonjolkan aura maskulin..keras, ugal-ugalan di jalanan, dan
perkelahian fisik acap kali terjadi.
Kota ini dapat ditempuh dengan nyaman
memanfaatkan kereta api dari Medan yang tersedia 4 kali keberangkatan per hari,
dengan jarak 300 km, dapat ditempuh 6 hingga 7,5 jam. per hari Jika naik bus, atau mobil, dapat
ditempuh sekitar 6 jam. Lebih baik naik kereta api, karena nyaman dan bisa
tidur. Silahkan pilih kelas eksekutif dengan tarif antara 80.000 hingga 100.000
atau setidaknya bisnis dengan harga sekitar 60 s/d 70.000. Tidak ada kereta api
kelas ekonomi untuk tujuan ini.
Kedai kopi “Akur”, kopinya enak
sekali, berada di jalan Ahmad Yani, samping SMK 1 Rantau Parapat. Dari sharing
dengan seorang pelanggan, kedai kopi akur ini sudah berumur puluhan tahun, jika
pemiliknya sudah masuk generasi kedua, maka pelanggannya juga sudah regenerasi.
“Dulu almarhum bapak saya pelanggan setia disini, sewaktu saya masih kecil,
saya sering dibawa kemari, nah sekarang, saya jadi pelanggan setia kedai ini”,
katanya. Selain kopi, cemilan khas kedai
ini adalah cakwe yang rasanya juga
enak.
Pansit yang lumayan enak, berada
di jalan Pane, belakang SMK 1 Rantau Parapat, tidak jauh dari kedai kopi Akur.
Menurut informasi dari seorang teman penduduk kota Rantau Parapat, kedai dengan
plang Pansit Siantar ini masih belum lama, masih sekitar 3 tahunan, tetapi
pelanggannya banyak karena rasanya enak.
Jika anda ingin menikmati makan
siang yang enak, pergilah ke Jalan Tenis atau Jalan Aek Tapa. Disana anda bisa
menikmati berbagai jenis lauk ikan. Pejabat pejabat daerah dan pengusaha kebun
sawit biasanya menghabiskan waktu makan siang disana.
Pusat
jajanan malam ada di jalan veteran. Disana anda bisa menikmati berbagai jenis makanan dan minuman yang
buka mulai sore hari hingga larut malam. Disana juga terdapat beberapa jenis
bandrek hangat pedas. Cocok untuk cuaca yang dingin
Bukit tower, area perbukitan tempat rekreasi. Dari puncak
bukit, lanskap kota rantau parapat dapat terlihat dengan jelas. Di arena
perbukitan ini juga terdapat banyak tenda biru yang dipakai oleh orang muda
untuk istirahat dan pacaran.
Tempat menginap yang moderate,
anda bisa memilih hotel Nuansa dan hotel Suzuya. Dengan harga kamar antara 100
ribuan hingga 400 ribuan.
Jika menyenangi wisata air,
pergilah ke sungai aek Buru. Berlokasi di aek natas, sekitar 15 menit naik
mobil atau sepeda motor dari kota rantau parapat, lokasi ini banyak dikunjungi
oleh penduduk kota kecil ini. Selain itu ada air terjun baru, tingginya sekitar
6 meter, berlokasi dilobu Sona, sekitar 30 menit dari kota rantau parapat. Memancing di Sungai Barumun dan sungai Bilah
juga menjanjikan ikan yang masih lumayan, lebih enak dengan memakai sampan atau
boat. Jika anda memakai sampan, anda perlu mengeluarkan sewa sebesar 60.000,
tetapi jika anda memakai boat, anda perlu merogoh kocek sebesar 150.000 sampai
200.000 rupiah per hari.
Jangan lupa, jika ingin baca koran lokal, namanya Dinamika Rakyat, terbit mingguan, informasinya semua
tentang kehidupan sehari hari dan politik lokal, dengan bahasa yang khas
Labuhan Batu.
(king)
Free Counter
No comments:
Post a Comment